Diawali dengan basmallah dan diakhiri dengan hamdallah. Terlihat simple, tetapi orang jarang melakukannya. Di hari Minggu pagi ini, Bu Sasmi sedang duduk sambil membaca Koran dari salah satu media cetak.
"Bun, kakak pergi test dulu ya. Doain semoga kakak keterima." Ucap Abila.Kakak perempuan Putra.
"Semoga berhasil anak Bunda. Jangan lupa berdo'a. Hati-hati di jalan ya."
"Siap Bun. Abil pergi dulu ya. Assalamuallaikum." Pamit Kak Abila.
🍵🍵🍵
Liburan telah berakhir. Kinanti dan keluarga baru saja sampai di rumahnya. Mereka terlihat sangat kelelahan menikmati liburan beberapa hari di gunung. Begitu membuka pintu, Kinanti dan Bang Ghani langsung masuk sambil membawa tas yang diseret oleh mereka. Disusul oleh Karina yang sama hal nya menyeret tas. Mungkin mereka lelah.
Mereka langsung pergi ke kamarnya masing-masing lalu merebahkan badannya. Belum beberapa menit mereka memejamkan mata. Suara ibu negara terdengar sampai ke telinga mereka.
"Kak..Bang..De...bangun! mandi dulu. Jangan langsung tidur."
Mereka bertiga pun terbangun dan langsung membawa handuk dan berjalan masuk ke kamar mandi.
🍵🍵🍵
Putra sedang duduk di kursi dekat jendela kamarnya sambil melamun melihat jalanan. Entah apa yang dilihatnya.
GLUDUK GLUDUK GLUDUK
"Astagfirullahal'adzim." Putra pun tersadar dari lamunannya. Karena suara petir yang cukup keras. Memang saat itu di sore hari turun hujan cukup deras.
Putra pun menyalakan hp nya lalu memandangi foto nya bersama Kinanti. "Kinan udah pulang belom ya? Gue kangen. Pengen main bareng, gue pengen curhat sama dia. Kapan lo pulangnya nan." Batin Putra.
🍵🍵🍵
Matahari pagi yang bersinar membuat gadis ini bersemangat untuk pergi ke sekolah barunya. Ditambah, di hari pertama dia sekolah, dijemput oleh seseorang yang sangat Kinanti kagumi.
Sudah menjadi kebiasaan para perempuan untuk bercermin sebelum melakukan aktivitas. Dimana pun mereka berada, tak lupa untuk selalu bercermin.
Tuk tuk tuk..
"Masuk." Ucap Kinanti yang sedang menyisir rambutnya.
"Non Kinan, di luar udah ada yang nunggu tuh. Putra namanya." Ucap Bi Rima. Asisten rumah tangga nya.
Kinanti sempat terkejut. Karena ini masih sangat pagi. Dan pasti nya pagar sekolah juga masih tertutup rapat. "Oh iya bi. Suruh tunggu dulu ya bi. Sebentar lagi kok."
"Baik non, ntar bibi sampein ke calon suami non Kinan." Canda Bi Rima.
"Eh, apaan sih bi. Itu kakak kelas Kinan." Ucap Kinanti sedikit salting.
Setelah 10 menit Putra menunggu Kinanti bersiap-siap. Akhirnya Kinanti berjalan menuruni tangga. Lalu berpamitan kepada kedua orang tua nya yang sedang sarapan bersama bang Ghani dan Karina.
"Pah, mah. Kinan pergi duluan yah..udah ada yang nungguin tuh." Sambil menyalami punggung tangan kedua orang tua nya secara bergantian.
"Kakak ga akan sarapan dulu, buru-buru banget..baru juga jam setengah 7." Ucap Venna.
"Iya kak. Tenang aja sekolah masih disitu ga akan pindah." Sambung Fino.
"Gatau tuh, yang jemputnya terlalu rajin. Kinan juga udah bawa bekel kok mah."
KAMU SEDANG MEMBACA
STORY OF MY LIFE (TERBIT)
Fiksi UmumBayangkan! jika kamu bertahun-tahun hidup bersama orang tua yang kita sayangi. Ternyata, mereka bukan orang tua kandung kita. Bertahun-tahun, diselimuti rasa penasaran. Tapi ku tak mengetahuinya. Rapi sekali mereka menyembunyikannya dariku. Ku tuang...