Siang hari ini, sinar matahari cukup terik. Membuat seorang gadis ini enggan untuk pergi keluar rumah. Jadi, dia lebih baik untuk menghabiskan waktu di rumah saja. Seperti sekarang..dia sedang iseng membuat vlog.
"Hallo, nama aku Kinanti Azalea Putriani Kemangi. Aku berusia 15 tahun. Aku memiliki kakak laki-laki yang sering aku sebut ' Bangke '. Nama asli nya Muhammad Al-Ghani Saputra dan aku juga memiliki adik perempuan yang bernama Karina Raisyani Kemangi. Umur kita bertiga tuh ga beda jauh sih, jadi wajar kalo kita sering berantem. Hal sepele aja kita ribut. Awalnya aku tinggal di Bandung dan aku pindah ke Jakarta karena ikut papah, dia ada urusan disini jadi kita semua ikut deh. Oh ya, nama papah ku Fino Aldebara Saputra dan nama mamah ku Venna Varieska Kemangi. Nah..."
Ucapan Kinanti terpotong karena mamah nya memanggil dengan nada yang membuat telinga bengkak."Kak..turun dulu kak, makan dulu." Teriak mamah nya itu.
Ia pun menghela nafas nya pelan."Iya mah." Teriaknya
Ia pun keluar kamar nya dan langsung bergegas menuruni anak tangga satu persatu.
Ternyata di ruang makan sudah kumpul semua. Mereka belum memulai makan siang nya karena menunggu Kinanti. Sudah menjadi kebiasaan mereka jika akan makan, harus sudah kumpul semua. Jika salah satu dari mereka belum ada di ruang makan, mereka tidak akan memulai makan nya. Terkecuali sedang tidak ada di rumah atau sakit.
"Nah, udan turun nih..ayo kak makan siang dulu." Ajak papah nya
"Iya pah." Ucap Kinanti sembari jalan menghampiri meja makan
"Huuuh, kakak lama banget sih. Karin udah laper tau." Dengan memasang raut wajah cemberut
"Ya udah kita makan yu." Ucap mamah nya
Mereka pun makan siang bersama dengan khidmat. Sunyi, itulah suasana saat ini. Tidak ada yang berbicara, hanya terdengar suara sendok dan garpu saja. Tiba-tiba..
"Mah, pah." Ucap Ghani
"Apa bang?" Jawab Fino-papahnya
"Eum..kita bakal selamanya tinggal disini? Atau bakal pindah lagi ke Bandung?" Tanya Ghani dengan ragu.
"Yaa, gimana nanti bang. Kalo papah masih ada yang harus diurus di Jakarta, ya kita bakalan stay disini lebih lama. Tapi nanti seminggu sekali kita ke Bandung." Jawab papah nya dengan senyuman
"Emangnya kenapa bang? Ga betah tinggal disini?" Tanya Venna-mamah nya
"Bang Ghani kangen ngumpul bareng temen-temennya mah, pah. Kita kan blom punya temen disini. Ya kan bang?" Ucap Karina sambil memotong buah apel yang dipegang nya
Bang Ghani hanya membalas dengan senyuman tipisnya.
"Masa udah kangen lagi sih bang, baru juga beberapa hari." Ledek Kinanti dengan santai
"Gapapa kan bang? Untuk kedepannya kita harus stay dulu disini?" Tanya papahnya
"Iya pah, gapapa kok." Ucapnya dengan nada datar.
Ghani memang memiliki sikap yang cuek,dingin dan seperlunya saja. Jadi, wajar saja jika dia menjawab pertanyaan papah nya dengan datar. Sikap kepada keluarganya saja sudah seperti ini, apalagi ke orang lain ya? Udah kayak tinggal di kutub kayaknya hahaha.
" Eum, kalo gtu besok kita cari sekolah baru buat kalian. Gimana?" Bujuk mamah nya itu
Mereka bertiga hanya membalasnya dengan anggukan yang penuh dengan keyakinan.
🍵🍵🍵
Pria muda berjas hitam sedang berbincang-bincang bersama teman-temannya, disebuah cafe ternama di kota Jakarta.
Pria muda berjas itu adalah Reza Aldibara Saputra, seorang adik dari Fino Aldebara Saputra. Ia seorang pimpinan di toko cabang kakak nya, yang terletak di kota Denpasar.Kring kring kring.
Terdengar notifikasi telepon dari saku celana Reza. Reza pun segera mengambil handphone nya dan menyalakan handphone nya.
"Nomer siapa ini?" Gumam nya sambil sedikit mengernyit kebingungan.
Nomer tidak di kenal. Ya, disitu hanya tertera nomor saja dan Reza tidak mengenal nya. Ia pun mengangkat telepon dengan ragu.
"Ha-hallo, siapa ya?" Tanya nya
"De, ini bang Fino." Jawab orang yang ada di telepon itu
"O-oh, bang Fino. Gimana-gimana? Udah nyampe Jakarta?"
"Udah dari beberapa hari yang lalu."
"Kok ga ngabarin sih bang. Nanti Reza kesana, tapi ga sekarang lagi sibuk soalnya."
"Iya siap. Sekalian bawa berkas-berkas kantor ya."
"Siap bang."
Begitulah percakapan singkat antara keduanya. Reza pun kembali menghampiri temen-temennya.
🍵🍵🍵
Di pagi hari yang cerah, mereka sedang bersiap-siap untuk pergi berlibur ke sebuah tempat yang sangat indah. Selama di perjalanan, mereka sibuk masing-masing. Kinanti sedang membaca novel, Ghani sibuk dengan games online nya. Dan...Karina, dia sedang menikmati indahnya alam mimpi. Suasana di mobil saat ini sepi sekali.
"Eh bang, tau ga? Judul lagu yang liriknya tuh ada kata impian-impian gitu." Tanya Kinanti
"Impian? yang gimana?." Bukannya menjawab, Abang nya malah bertanya balik.
"Yang gini loh. Kita penakluk impian."
"Oh..bukan penakluk. Penantang bego." Mendengungkan kepala Kinanti dengan pelan.
"Nah iya itu. Judulnya apa bang?."
"Di atas awan." Jawabnya singkat
Kinanti pun segera menyalakan handphone nya lalu, memencet aplikasi Spotify dan mencari lagu tersebut.
Kinanti bernyanyi mengikuti irama di lagu tersebut. Bang Ghani dan Venna pun ikut bernyanyi juga.
Ketika di bagian reff, mereka bernyanyi dengan powerful. Karina yang sedang tertidur nyenyak itu pun terbangun.
Kaget! Ya, Karina sangat terkejut mendengar suara teriakan yang membuat kupingnya melebar alias bengkak.
"I-ih..berisik banget sih!." Bentak Karina dengan muka bantalnya.
Sontak, Kinanti pun mem-pause musiknya itu.
"Sorry de..terlalu semangat." Ucap Kinanti tepat di wajah Karina yang jaraknya sedekat dari rumahku ke rumahmu. Haha just kidding.
Cuma 5cm!"Ck! Ga usah deket-deket kali." Mendengus kesal.
Tak lama kemudian, mereka sampai ditempat tujuan. Hamparan hijau yang sangat indah membuat mereka tercengang. Tanpa ba-bi-bu, mereka pun langsung mengeluarkan barang-barang yang dibawa.
Canda dan tawa mengiringi kebersamaan keluarga itu. Mereka terlihat sangat bahagia bisa mendatangi tempat yang begitu menakjubkan. Tiba-tiba....
GLUDUK GLUDUK GLUDUK
Suara petir itu menyadarkan mereka yang dari tadi hanya menghayal pergi ke hamparan hijau tersebut.
"Astagfirullah." Ucap Fino dengan memasang muka kaget nya.
"Hal'adzim." Sambung Kinanti dan Karina dengan kompak.
"Ada-ada aja." Ucap Ghani sambil mengacak rambut Karina dan mencubit pipi Kinanti.
"Ternyata enak juga ya nge halu." Ucap Kinanti sembari senyum-senyum tak jelas.
"Daripada kita nge halu terus, mending sekarang kalian tidur. Besok kalian harus daftar sekolah, di sekolahan yang baru." Saran Venna kepada anak-anaknya.
Karena sudah larut malam dan hujan pun semakin deras, membuat jiwa-jiwa mager nya pun keluar. Mereka pun segera pergi ke kamar nya masing-masing. Dan tidur dengan nyenyak.
KAMU SEDANG MEMBACA
STORY OF MY LIFE (TERBIT)
Fiksi UmumBayangkan! jika kamu bertahun-tahun hidup bersama orang tua yang kita sayangi. Ternyata, mereka bukan orang tua kandung kita. Bertahun-tahun, diselimuti rasa penasaran. Tapi ku tak mengetahuinya. Rapi sekali mereka menyembunyikannya dariku. Ku tuang...