Tak terasa waktu begitu cepat. Pada hari pertama sekolah, Kinanti sudah menginjak di bangku SMA dan Karina baru menginjak di bangku SMP. Hari ini adalah hari yang sangat menyenangkan bagi Kinanti. Sebab, ini adalah hari pertamanya dia akan mengikuti latihan Taekwondo.
Saat ini, dia sedang duduk sambil acuh tak acuh kepada guru yang sedang menerangkan pelajaran Sejarah di depan. Dia sudah tidak sabar ingin segera istirahat. Sebab, pada jam istirahat. Para siswa dan siswi yang mengikuti ekstrakulikuler Taekwondo mengadakan pertemuan dengan anggota Taekwondo lainnya.
Bel istirahat pun berbunyi. Semua siswa dan siswi langsung berhamburan keluar kelas. Ada yang pergi ke kantin. Ada yang ke perpustakaan dan berbeda-beda arah dan tujuan. Ketika Kinanti dan Raya hendak berjalan keluar kelas, tiba-tiba mereka mendengar suara dari speaker kantor.
"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Pemberitahuan kepada siswa dan siswi SMP maupun SMA BHAKTI PURNAMA, yang mengikuti ekstrakulikuler Taekwondo untuk segera memasuki aula sekolah, karena kami akan mengadakan pertemuan dengan para anggota Taekwondo yang baru. Sekali lagi, kepada.."
Suara itu membuat Kinanti bersemangat untuk segera pergi ke aula sekolah. Bersama Raya sahabatnya yang mengambil ekstrakulikuler yang sama.
"Ray. Ayo kita cepetan kesana Ray." Ucap Kinanti sambil menarik-narik tangan Raya.
"Santai kali Nan. Ga usah buru-buru gitu."
"Maaf deh. Cepetan yu! Ntar kursi depannya keburu penuh." Ucap Kinanti sembari menarik tangan Raya.
Raya hanya bisa pasrah ketika tangannya ditarik-tarik oleh sahabatnya itu. Sesampainya di aula. Kinanti dan Raya langsung menempati kursi paling depan. Acara pun dimulai dengan sambutan-sambutan dari guru Taekwondo, ketua Taekwondo, dan anggota Taekwondo lama.
Di tempat lain. Karina sedang berada di ruang LAB IPA. Dia sedang latihan penelitian hewan. Hewan yang digunakan adalah katak. Karina memang sangat suka bereksperimen.Maka nya dia lebih memilih ekstrakulikuler akademik.
Dan Ghani. Dia sedang berada di kampus. Hari ini, Ghani sedang presentasi mengenai tugas yang diberi minggu lalu. Lalu, setelah selesai jam pelajaran. Ghani langsung latihan parkour bersama teman-temannya.
Mereka memang memiliki hobi dan kemampuan yang berbeda-beda. Jadi jika mereka sedang berdebat di rumah, mereka mengeluarkan jurus andalan mereka masing-masing. Seperti ini, mereka sedang berdebat tentang cara melarikan diri dari orang jahat.
"Nih ya. Kalo kita mau ngelawan orang jahat. Cara nya yang pertama, serang dulu aja sekuat tenaga. Itu akan mengejutkan penyerang dan membantu menyeimbangkan pertarungan. Yang kedua, incar mata si penjahat. Yang ketiga, serang hidung atau tulang kering saat diserang dari belakang. Yang keempat, fokuskan pukulan pada titik yang rentan. Titik yang paling menyakitkan adalah selangkangan. Yang kelima, lindungi daerah rentan kalian. Jangan sampe kalian lengah. Yang keenam, gunakan objek apapun yang tersedia sebagai senjata. Dan yang terakhir, melarikan diri jika lawan sudah tumbang. Gitu caranya!" ucap Kinanti panjang lebar.
"Tapi kak. Kalo kita punya ramuan racun, kan gampang. Bikin campuran bahan dari Botulinum toxin A aja. Kan itu bahan kimia yang bisa mematikan. Pake 1 gram aja, kalo disuntikkan bisa membunuh 8,3 juta jiwa. Jadi kalo misalnya ada orang jahat, tinggal suntik deh tuh orang. Mati langsung ditempat. Ga perlu cape buat ngelawan. Ga ribet!" ucap Karina tak mau kalah.
"Yaelah de. Ada yang lebih gampang. Tinggal melarikan diri aja. Gampang kan?" ucap Ghani.
"Tapi kan bang. Tuh orang pasti ngejar dong, kalo lari. Ya sama aja gitu mah." Ucap Kinanti.
"Kan lari nya naik ke gedung-gedung tinggi. Buat apa latihan parkour kalo ga di pake. Lagian juga orang jahat zaman sekarang, mana bisa naik-naik begitu." Ghani pun tak mau kalah.
Kinanti dan Karina hanya mengangguk saat mendengar ucapan abangnya itu, sambil tersenyum terpaksa. Begitulah jika mereka berdebat di rumah. Segala disangkut-pautkan dengan hobi mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
STORY OF MY LIFE (TERBIT)
Fiksi UmumBayangkan! jika kamu bertahun-tahun hidup bersama orang tua yang kita sayangi. Ternyata, mereka bukan orang tua kandung kita. Bertahun-tahun, diselimuti rasa penasaran. Tapi ku tak mengetahuinya. Rapi sekali mereka menyembunyikannya dariku. Ku tuang...