"Pah, mah. Besok Kinan ada latihan terakhir sebelum kejuaraan. Papah sama mamah bisa jemput Kinan gak? soalnya pasti pulang malem." Ucap Kinanti.
Fino dan Venna sedang bersiap untuk menghadiri sebuah acara pernikahan di hotel dekat kantor nya Venna.
"Papah gak janji sama kamu ya kak. Mamah sama papah setelah acara ada meeting dan pulangnya pasti larut malem. Kamu pulang sendiri aja ya!" pinta papah nya itu.
Kinanti yang mendengarnya langsung memasang wajah kecewa. "Ya udah. Kinan pulang sendiri aja." Ucapnya lalu berjalan menuju kamarnya.
🍵🍵🍵
Keesokan harinya, Karina sedang menonton film sambil menunggu orang tuanya pulang bekerja. Dia sudah membuatkan pancake cokelat kesukaan papahnya dan pancake strawberry kesukaan mamahnya. Dia berharap orang tuanya akan pulang cepat. Tak lama, suara mobil yang sedang parkir di garasi pun terdengar. Itu tandanya Fino dan Venna sudah sampai di rumah.
Karina sangat bersemangat, dia membukakan pintu rumah dan langsung menghampiri Venna dan memeluknya.
"Mamah. Karin kangen banget sama mamah." Ucap Karina sambil memeluk mamahnya dengan erat.
Venna mengusap kepala Karina dengan lembut. Ada rasa kasih sayang yang Karina rasakan saat kepalanya dielus oleh mamahnya.
"Mamah juga kangen sama Karin. Tapi mamah mau bersih-bersih dulu. Kamu tidur ya, udah malem banget." Ucap mamahnya sambil berjalan ke dalam rumah diikuti Karina di sampingnya.
"Tapi mamah sama papah cobain pancake buatan Karin dulu dong." Pinta Karina.
"Iya, nanti mamah sama papah cobain pancake buatan kamu ya. Mamah ke kamar dulu. Kamu tidur de." Ucap Venna sambil berjalan menuju kamarnya dan meninggalkan Karina.
Tak biasanya orang tua mereka seperti ini. Seperti ada sesuatu yang disembunyikan oleh mereka. Sangat sibuk sampai lupa dengan anak-anaknya.
Karina pun kesal, dia langsung berlari menaiki anak tangga menuju kamar Kinanti. Tanpa permisi, Karina langsung membuka pintu kamar Kinanti lalu memeluk Kinanti yang sedang mengerjakan tugas. Karena merasa ada yang memeluknya dan pundaknya basah. Kinanti pun menghentikan aktivitas nya dan beralih pada Karina yang sedang menangis.
"De, kenapa?" tanya Kinanti. Tetapi Karina tak menjawab nya.
"Pindah dulu ke kasur yuk. Cerita sama kakak." Ajak Kinanti dan menuntun Karina ke kasurnya.
Kinanti memeluknya dan Karina justru semakin deras mengeluarkan air matanya. Kinanti pun terdiam dan membiarkan Karina menangis sampai dia tenang kembali.
Beberapa menit lamanya Karina menangis, akhirnya Karina pun merasa sudah tenang sekarang. Dia bisa bercerita pada Kinanti.
"Kak. Kenapa mamah sama papah kayak yang udah gak sayang sama kita lagi." Ucap Karina yang masih sesenggukan.
"Sst.. gak boleh bilang kayak gitu. Gak mungkin mamah sama papah kayak gitu sama kita." Ucap Kinanti.
"Buktinya, mereka gak ada waktu buat kita. Dulu mereka selalu nyempetin waktunya buat ngobrol sama kita, jalan-jalan sama kita, nonton bareng sama kita. Tapi sekarang? mereka pulang larut malem terus, gak ada waktu buat kita. Bahkan sekarang, komunikasi kita terbatas banget kak." Ucap Karina.
KAMU SEDANG MEMBACA
STORY OF MY LIFE (TERBIT)
Tiểu Thuyết ChungBayangkan! jika kamu bertahun-tahun hidup bersama orang tua yang kita sayangi. Ternyata, mereka bukan orang tua kandung kita. Bertahun-tahun, diselimuti rasa penasaran. Tapi ku tak mengetahuinya. Rapi sekali mereka menyembunyikannya dariku. Ku tuang...