[Reminder! Daftar ambil dosis Memory Wipe]
Aku menutup notifikasi itu dan langsung membuka situs memorytherapy.com. Tanpa ragu aku membuka laman pendaftarannya. Terpampang dua pilihan, Memory Reboot dan Memory Wipe.
"Bosen banget."
Aku menoleh, mengernyitkan dahi. Ila menyembul memperhatikan monitorku. Segera kualihkan ke halaman kerja. Ila mundur, meniupkan permen karetnya lalu meletupkannya.
"Iya, kamu. Bosen banget," ulang Ila.
"Apanya?"
"Hidupnya."
"Wow. Sakit ya."
Ila duduk di celah antara dinding dan kaca jendela. Dia mengayunkan kakinya hingga membentur dinding terus menerus.
"Oi minimal turun lah. Kotor tuh. Mana kamu habis ditugasin dari gudang mesin kan?" perintahku.
Ila malah menjulurkan lidah, dia mengejekku. Kuambil kertas bekas, kugenggam lalu kulemparkan tepat mengenai kepalanya.
"Aw!" rintihnya.
"Pergi sana ke mejamu. Hobi banget ganggu orang kerja," suruhku.
Ila menggerutu, "toh kamu juga gak lagi kerja." Ila turun dari tempatnya tapi tidak ada niatan untuk pergi. "Udah berapa lama?" tanyanya.
Orang ini serius? batinku. Maksudku, semua orang tahu ini urusan personal. Ila memang salah satu rekan dekatku di kantor tapi tidak bisakah dia lebih hati-hati memilih waktu untuk menanyakan itu?
"Lima tahun." Akhirnya tetap aku jawab karena jika tidak, dia akan terus mengganggu.
"Wah... sebelum join kantor berarti?" Kali ini aku tidak menjawabnya karena itu retoris. Ila bertanya lagi, "semenyakitkan itu masa lalumu?"
Cukup hingga membuatku terkena skizofernia selama empat tahun. Aku mengambil dosis untuk menghapus ingatan dari rentang usia 11-18 tahun. Aku mengambil dosis pertama di usia 19 tahun dan orang tua dan terapisku tahu itu. Sisa detailnya aku tidak tahu. Dokumen Memory Wipe hanya menulis sampai situ. Kalau mereka menulis kronologisnya, ya jadi tidak ada gunanya memori sebelas tahun laluku itu dipudarkan.
Terdengar tidak manusiawi tapi hei, itu cara terbaik. Memory Wipe bisa memudarkan ingatanmu dari jangka waktu sesukamu. Misal kau tidak mau ingat kenangan bulan Februari sampai September di tahun 2357. Memory Wipe bisa melakukan itu.
Pertanyaan Ila membuatku mengingat isi dokumen itu. Kepalaku sakit memikirkannya, jadi aku menatapnya serius kali ini. "Pergi."
Untungnya sekarang dia menurut. Ila tersenyum lalu keluar dari ruanganku. Tapi baru sampai di ambang pintu, dia tertahan di sana. "Izinkan aku mengadu nasib sedikit. Aku juga begitu, tapi karena ada satu orang yang aku sayangi di masa gelap itu, aku menolak mengabil dosis Memory Wipe. Kalau kau juga begitu, kusarankan berhenti." Ila menolehkan kepalanya, menatapku, "orang itu akan sedih kalau kau melupakannya begitu saja."
Pintu tertutup rapat. Aku kembali membuka situs itu. Menekan tombol Memory Wipe, dan mengisi formulirnya. Dosis tahun ini harus kuambil jika aku tidak mau ingatan traumatis itu pulih dan membuatku menderita lagi.
Harus kuambil.
Lagipula orang yang kusayangi itu sudah pergi, kan? Aku gagal melindunginya, kemungkinan besar orang itu meninggal.
Tinggal satu langkah lagi, aku harus mengirim formulirnya.
Tapi bagaimana jika orang itu ternyata masih ada? Aku sama sekali tidak ingat. Kenapa aku tidak kutuliskan saja status orang itu saat mengambil dosis pertama? Bodoh sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerpen
Teen FictionKumpulan cerita pendek, mayoritas tentang orang di sekitar kamu. Terbuka untuk kritik dan saran ♡