Untuk melihat salah seorang saudara Haitani duduk manis di atas kursi sementara buku dan alat tulis berserakan di sekitar tentunya adalah pemandangan langka. Dan mungkin ini salah satu momennya.
Rindou sibuk menorehkan tinta di atas kertas. Jemarinya tak luput dari membolak-balikkan halaman dan ranumnya bergerak tipis-tipis guna menggumam per kata yang ia baca.
Benar, besok adalah ulangan sehingga Rindou merelakan diri untuk tidak bergerak dan fokus pada materi yang sanggup membuatnya panas dan frustasi tak mengerti.
Jangan tanya sejak kapan Rindou jadi rajin begini.
Mbak crush-nya saja rajin begitu. Bagaimana Rindou tidak mau kalah?
Ia menarik napas dan meletakkan pena. Beralih mengusap dan memijat wajah. Kacamatanya dilepas, punggungnya bersandar pada kursi untuk rehat sebentar.
Apresiasi untuk Rindou yang sepenuhnya telah rehat dari satu jam belajar tanpa jeda. Sungguh perubahan signifikan dari lelaki yang tidak pernah mau menyentuh bukunya juga.
Jam sudah menunjukkan pukul setengah enam. Masih ada satu setengah jam sebelum makan malam. Manik mata merangkak pada buket tulip yang tergeletak dalam rak buku. Sadar akan sabitnya mulai merekah, Rindou jadi gila sendiri.
Sejak tadi dia kadang bisa senyum-senyum sendiri dan menyumpah serapah tanpa alasan. Itu semua berkat (Name) yang selalu saja hadir dalam benak. Kisah cinta masa SMA memang benar, manis.
Rindou bersandar lagi. Biasanya jika menyawang bunga itu akan semakin membuat Rindou punya kekuatan menyelesaikan tugas, kali ini (mungkin karena sudah terlalu lelah), ia malah mengawang-awang sendiri.
"Kak (Name) cocok kali ya dikepang?"
Ia mulai membayangkan jika (calon) gadisnya itu dikepang. Mungkin akan terlihat manis bila dikepang dua seperti Ran, tapi preferensi Rindou berkata akan lebih manis dikepang satu dan digantung ke depan.
Bagaimana jika (Name) ikut geng? Puan itu mungkin akan mengikat kuda atau setengah ikatan kuda? Atau messy bun, (Name) juga akan terlihat paripurna mau apapun gayanya. Lalu Rindou membayangkan apabila benar gadis itu memakai seragam geng dan tatapan tajamnya itu senantiasa ada.
Duh, Rindou bisa sangat down bad dan membiarkan (Name) memukulinya jika itu berarti berada dalam kurungan mbak crush.
Biarkan saja kalau benar (Name) adalah mata-mata Musashi dan mereka akan bertemu di pertempuran. Rindou akan biarkan gadis itu melawannya dan akan dibiarkan gadis itu menghajarnya sepuas yang ia mau.
Kembali, kini lelaki itu masih berpikir bagaimana jika (Name) memotong rambut pendek dan melakukan piercing? Lalu bertato dengan seragam geng serta mengancamnya?
Sungguh, Rindou mungkin harus melakukan terapi psikologi.
"Tapi gapapa deh. Gue suka Kak (Name) dengan apa aja dianya. Mau dia jadi kepompong juga bakal gue urusin dia kalo itu Kak (Name)."
BRAK!
"Woi, Rin. Ayo ki--bajigur!"
Kini Haitani berkepang yang baru saja membuka paksa gapura adiknya terkejut sendiri dengan pemandangan ini. Rindou duduk anteng dan banyak buku pelajaran di sekitar yang berserakan. Dapat pencerahan dari mana adiknya?
"Lu ngapain anjir sok-sok pinter begitu."
"Maumu apa bangsat."
"Hehe, kaget aja gue lo belajar." Ran terkikik sembari memilin rambut panjangnya. Ia hendak kembali bersuara kala Rindou memantapkan fokus balik pada bukunya dan terhenti saat netra menahan bayangan buket tulip terselip keluar dari rak.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐁𝐀𝐂𝐊𝐒𝐓𝐑𝐄𝐄𝐓 ; haitani rindou ✓
Fanfiction"Kak (Name), emang boleh ya secakep itu?" ::_ age gap setahun itu bukan masalah. macarin kakak kelas juga gak bersalah. yang jadi ancaman adalah jika gebetanmu ternyata adalah saudara dari ketua geng yang jadi musuh gengmu selanjutnya. tapi bagi rin...