gamers nagi

76 13 19
                                    

Nagi terduduk di kursi gaming nya, berbicara santai bersama penonton siaran langsungnya sebelum dia mendengar pintu terbuka.

Pandangannya beralih dari monitor ke arahmu saat kamu berjalan di kamarnya yang dihiasi cahaya remang-remang, sudut bibirnya melengkung membentuk senyuman kecil.

"Oh, pacarku ada disini. Kalian bisa mengobrol dengannya." Dia berkata kepada penonton streaming, memantau kolom komentar yang kemudian dipenuhi dengan salam dan sapaan untukmu. Banyak yang meminta perkenalan tentangmu, membuat Nagi memberi isyarat agar kamu mendekat padanya agar bisa terlihat oleh kamera.

Kamu sontak kaget saat dia ingin mengenalkan mu pada penggemarnya, benar-benar tidak terduga. Kamu menggeleng menolak, terlalu malu menampakkan diri apalagi dalam kondisi bareface. Kamu sedikit takut kalau pemirsa siaran langsung pacarmu akan menyebarkan komentar kebencian karena berkencan dengan perempuan yang terlihat tidak becus berdandan.

Tapi melihat dia bersikeras seperti itu membuatmu mengalah, kamu berdiri di samping kursinya dan sedikit menundukkan kepalamu hingga kamu terlihat di layar.

"Halo semuanya," katamu sambil melambai dengan canggung.

Nagi tertawa kecil karena keengganan mu yang mendadak, namun syukurlah kamu menyerah dan menuruti keinginannya.

Tatapan Nagi hanya menunjukkan kehangatan untukmu saat obrolan berubah menjadi pujian, mereka menyanjung kecantikan alamimu, rasa malumu, dan kecanggunganmu yang menggemaskan. Dia membungkus pinggang ramping mu menggunakan lengannya, menarikmu lebih dekat ke pelukan samping, menandakan seberapa bersyukurnya dia memilikimu sekaligus memamerkan seseorang yang spesial untuknya.

Kamu bisa membaca obrolan di chat tersebut, pipimu secara refleks memerah karena mengetahui mereka sedang mengagumimu. "Terima kasih, aku sangat menghargainya," ucapmu sambil membungkuk sopan sebelum melontarkan tatapan tajam kepada Nagi, seolah bertanya kenapa dia melakukan ini?

Nagi tertawa ringan saat kamu melontarkan tatapan maut padanya. Alih-alih takut, dia menuntunmu untuk duduk dipangkuannya, menyerang bagian belakang lehermu dengan beberapa kecupan lembut. "Bukankah mereka benar, sayang? Kamu sangat cantik, kamu tahu itu?" Ternyata dia menghiraukan tatapan mautmu barusan, fokus menunjukkan kepada semua pemirsanya bahwa dia sangat mencintaimu.

"Mereka bertanya sudah berapa lama kita bersama dan apakah aku bisa bermain game sebaik kamu," gumammu membaca kolom komentar, penasaran dengan reaksi dan tanggapan Nagi.

"Kamu bukan seorang gamer 'kan, sayang?" Dia terkekeh mengolok-olok sedikit sebelum tergoda untuk memeluk pinggangmu lebih erat, berjaga-jaga jika seandainya nanti kamu merajuk. "Tidak apa-apa. Bermain game terkadang bisa menjadi pemborosan tenaga manusia, aku lebih suka kamu mengawasiku jika itu menyenangkanmu."

Dia melihat ke kamera streaming sebelum menjawab obrolannya. "Kami sudah bersama selama dua tahun sekarang. Dan karena kekasihku sendiri bukan seorang gamer—yah, dengan senang hati aku laporkan bahwa dia benar-benar noob, ha ha ha!"

"Kenapa kamu mempermalukanku seperti itu?" Tanyamu setengah berbisik dengan nada suara kesal namun tetap berusaha tersenyum ramah di depan layar.

"Kamu lucu sekali kalau kesal padaku. Aku hanya ingin menjawab pertanyaan mereka dengan jujur, kamu memang payah dalam beberapa permainan." Obrolan itu meledak dalam tawa, tetapi kamu dapat dengan jelas mendengarnya menyeringai setelah menginjak-injak harga dirimu.

Kamu memandangnya dengan tidak percaya, sedikit terkejut tetapi tidak dapat menyangkal realitanya. Akhirnya kamu menyipitkan mata dan mengibarkan bendera perang, sebelum kembali menghadap lurus ke depan sambil menyilangkan tangan di depan dada. Terlalu malu, jadi kamu diam-diam menyembunyikan wajahmu di baju yang kamu kenakan.

"Mereka juga bertanya bagaimana kamu dan aku bisa menjadi pasangan." Nagi memberikanmu giliran untuk menjawab.

"Yang jelas dialah yang mengejarku lebih dulu, dia begitu terobsesi hingga aku tak tega menolak saat dia menyatakan cintanya padaku. Tapi aku salut padanya karena tidak mudah menyerah mendapatkanku yang bukan wanita gampangan."

"Bohong, itu tidak benar," elak Nagi mentah-mentah, puas menertawakan bualan fiktif yang kamu ceritakan pada penggemarnya. "Dia selalu menempelkan sticky notes di bawah bangku ku, tapi dia tidak begitu pandai dalam pekerjaannya jadi aku tahu pengirim sticky notes itu adalah dia."

Jika terus begini, kamu merasa akan sungguhan ngambek. Kamu tidak langsung menjauh dari pangkuan Nagi, malah kamu membalikkan tubuhmu untuk memeluk lehernya kencang-kencang. "Aku akan mencekik dan membuatmu mati secara konyol di depan penonton streamingmu, now say your last words to the world."

Nagi menepuk-nepuk punggungmu, terbatuk-batuk kehabisan nafas oleh cekikan kuatmu. Agar segera dilepaskan, dia terpaksa mengikuti instruksimu. Perlahan menyelipkan sehelai rambutmu kebelakang telingamu, meniup kulit kupingmu jahil yang membuatmu merinding seketika. "I love you."

"Hah?"

Nagi menyatukan kening kalian, meneliti pahatan indah yang terpampang dihadapannya. "You told me to say my last words to the world, right?" Kini dia menggesekkan hidung kalian sebentar, mengukir senyuman termanis yang dia punya. "You're my world."

Kamu berdecak sebal, berusaha keras menutupi salah tingkahmu yang sudah diketahui oleh pacarmu. Sepertinya datang ke kamarnya adalah kesalahan terbesarmu hari ini, tunggu... Kamu jadi teringat apa tujuanmu untuk masuk ke kamarnya.

"Berapa lama siaran ini akan berlangsung?"

"Oh, sepertinya masih satu jam lagi. Kenapa?"

"Bisakah kamu mengakhirinya sekali ini saja? Ini sudah larut dan kita harus pergi sekolah besok, tolong jangan anggap remeh kesehatanmu, Nagi."

Nagi menyandarkan badannya ke kursi, kakinya sesekali menyentuh lantai untuk memutar-mutar dirinya disana. "Aku akan memasang alarm agar aku tidak terlambat bangun, jadi biarkan aku mengobrol lebih banyak dengan mereka."

"Pilih akhiri sekarang atau aku matikan wifi-nya?"

"Aduh... Iya-iya."

•••

percayalah, aku sudah berusaha semaksimal mungkin untuk tidak memakai bahasa inggris

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

percayalah, aku sudah berusaha semaksimal mungkin untuk tidak memakai bahasa inggris... tapi ternyata bahasa inggris tidak bisa dihindari 😭🙏🏻

Heavenly, Nagi Seishiro Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang