BAB 23

1.4K 60 0
                                    

kini rayanza telah siap siap untuk pulang ke indo dan mengabarkan bahwa akan pulang nanti malam, orang di indo pun sangat senang akhirnya tugas yang berbulan bulan sudah selesai dan akan pulang ke Indonesia dan berkumpul lagi, tapi tidak dengan Dinda yang sedang merencanakan sesuatu.
Aku pun tak tau rencana apa lagi kali ini.

Di indo sedang beberes beres untuk kelahiran Natasya kedatangan bayi rayanza yang dinanti kan, untuk sekolah natasya itu homeschooling ya.

sesampainya rayanza di indo tapi tidak langsung ke mansion tapi ke rumah satunya untuk merencanakan sesuatu dan mereka harus tau tentang Dinda.

Semua yang sudah berkumpul disana, papa Addison dan mama arley, chaiden, cukle, daran dan keluarga Berlin tapi tidak dengan natasya. mereka penasaran dengan apa yang akan rayanza bicarakan sepertinya sangat penting, dan mereka melihat vidio, keluarga cellix tak menyangka bahwa putri angkatnya yang sangat mereka manjakan yang selama ini adalah dalangnya.

Mereka pun ingin menghukum Dinda dan ibunya untuk langkah ini mereka bawa ke ruang bawah tanah.

Keluarga cellix pun merenung, kecewa, sedih, menyesal dengan perbuatan selama ini, mereka meminta maaf kepada daran, daran pun memaafkan tapi tidak dengan sikap, sikap daran masih cuek dan tak mau menyentuh mereka, yang begitu menyakitkan

Dan rencana Dinda pun gagal karena mereka dah di bawa ke ruang bawah tanah yang akan disiksa habis habisan, siapa suruh untuk berurusan dengan keluarga cellix gini kan jadinya.

"Haaahhaa haaaa sekarang kalian sudah tau kan hahaaa" suara tawa lita dan Dinda yang di bawa paksa oleh bodyguard untuk masuk ke ruang bawah tanah

Menyiksa tanpa ampun, seperti rumah neraka bagi mereka yang penghianat dan musuh

"Diam kau sangat licik, aku tak menyangka bahwa kau yang melakukan selama ini, kau yang selalu saya sayangi selalu ku manja ternyata punya sisi iblis "ucap papa

"Haaa haaa kelurga bodoh, sangat bodoh, hahaha kau yang iblis yang tega menghukum menyakiti anaknya sendiri hahaaa"ucap lita dengan ketawa

"Sialan kau, ini semua gara gara anakmu yang terus memfitnah nya"ucap papa

"Itu salah kau sendiri, siapa suruh bodoh hahaha" ucap dinda

"bajingan kau, mati saja sana"ucap papa

Cetar

Cetar

Cetar, ahhh, saakitt, ahh, bugh bugh bugh,   cetar,  cetar ahhh kaaauu baajjiiingggannn

cetar
cetar
ahhh

Suara siksaan bagi keduanya yang terus tanpa ampun lalu mengobatinya setelah sembuh di siksa kembali seperti daran dulu.

"Kalau terus begini mending bunuh saja diriku" ucap dinda yang banyak luka dan wajah nya yang cantik kini sudah tak terbentuk apalagi tubuhnya.

***

Sedangkan rayanza sedang di rumah sakit karena Natasya yang akan melahirkan, dengan senang hati rayanza berjaga tanpa lelah dan tidur melihat Natasya yang kesakitan akibat melahirkan dengan normal, untuk anak rayanza itu laki laki tampan seperti rayanza.

Setelah kepulangan mereka di rumah sakit, kini rayanza yang adil dalam penyiksaan mereka berdua dan sampai mereka mati,  mayatnya pun di panggang lalu di makan oleh harimau dan buaya. Sungguh ngeri sekali rayanza ini.

Keluarga mereka sekarang bahagia walaupun diluar dan masih ada yang sikap mereka dingin dan datar, tetapi tidak ada yang namanya hukuman di keluarga nya yang terus menyayangi daran demi meminta maaf masa lalu dulu.

Keluarga kecil rayanza pun juga bahagia karena adanya malaikat kecil "alindra daryz Cellix " yang datang walaupun ada yang mengusik rumah tangga mereka adanya salah paham karena ada yang suka dengan rayanza karena tampan dan hot, tapi tetap harmonis namanya juga manusia pasti adanya ujian.



Tamat.



🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱

Sepertinya saya lelah dengan cerita ini maka dari itu otak saya mau istirahat dulu. Sorry dengan jalan ceritanya kalau ada yang kurang tolong komen jangan cuma baca doang ya, biar otak gw itu ada ide lagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 09 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

transmigrasi BoysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang