BAB 3

2.7K 111 6
                                    

Sedangkan di mansion Cellix pun disibukkan membereskan kamar yang akan ditepati, kesana kesini bikin orang bingung aje, tidak lupa dengan memasak yang banyak.

"ma...ada apa ini kok pada sibuk semua" tanya cukle yang masih bingung dengan keadaannya, banyak maid dan bodyguard saling gotong royong kesana kesini dan kesitu.

"Itu...abang kamu akan pulang dari as dan akan tinggal di mansion sini" jawab mama arley sambil menyibukkan diri membuat masakan kesukaan anak sulung nya yang telah lama ia rindukan, dan sekarang akan bertemu, duh sungguh rasa rindu pun akan terobati.

"Abang...aku punya abang lagi ma" tanya Dinda dengan suara yang lembut, pipi yang entah disengaja di gempulkan biar terlihat menggemaskan.

"Iya, kamu punya abang, itu abang sulung kamu, Jan pergi kemana mana atau main ya, kita sambut abang kamu dengan baik" jawab sang mama arley.

"Boleh aku bantu ma" tanya dinda dengan wajah berharap memperbolehkan.

"Jangan nanti kamu terluka, duduk aja ya sayang" jawab mama dengan nada khawatir terjadi sesuatu anak kesayangan nya itu.

"Baiklah" ucap dinda dengan wajah pasrah dan lesu

Tanpa sepengetahuan orang lain ada yang menguping ralat mendengarkan siapa lagi kalau bukan daran, adik yang pembawa sial tak sengaja mendengarkan dari belakang tembok, untuk kamarnya itu di lantai 2 jadi dia tau dengan suara ribut walau lantai 2, karna lantai yang akan ditepati di lantai 3 jadi kan melewati.

"apakah abang akan sama seperti mereka yang selalu membenci diriku atau sebaliknya" gumam daran takutnya akan sama seperti mereka yang selalu mencaci maki huh tak punya bosen apa mereka.

Ting tong
Ting tong
Ting tong

Tiba tiba suara bel dari arah pintu, yang bikin orang penasaran sekaligus rindu yang akan terobati.

Ceklek

" silakan masuk tuan muda, tuan dan nyonya sudah menunggumu" ucap seorang maid.

"hhm" suara deheman dari rayanza dengan wajah datarnya

"Huh begitulah punya tuan yang tembok besar Cina dan 2 pintu kulkas tapi sangat dingin seperti di antartica" batin maid

Tap

Tap

Tap

Terdengar suara langkah kaki yang sangat diharapkan kehadiran oleh mereka, abang sulung nya itu terlihat sangat tampan dan berwibawa.

Dan di sana sang mama merasakan hawa kerinduan pun terobati lalu mendekati sang anak sulung ingin memeluknya, sekian lama bulan berganti bulan tahun berganti tahun akhirnya kerinduan pun terobati, dan sekarang terlihat pemuda yang dulu Masi kecil kini sudah remaja menuju dewasa.

"Kangen, mama rindu banget, sangat rindu" ucap mama sambil menangis dan memeluk sang abang sulung nya itu, dan di terima balik dengan baik, walaupun wajahnya yang terlihat datar dan dingin hatinya seperti Doraemon. Yang dapat berubah ubah.

Sudah selesai kangen kangenan, sang mama menyuruh maid untuk membereskan barang eeh ralat membawa barang, karna Abang sulung nya itu tak mau barang privasinya di sentuh dan diliat oleh orang lain, cukup dirinya sendiri heh.

Lalu mereka menuju ruang keluarga sekaligus memperkenalkan diri mereka biar mulai akrab dan saling mengenal anggota barunya yaitu Dinda.

"Abang masih ingat denganku, adik pertamamu chaiden Curt Cellix" ucap chaiden dengan wajah senang

"Aku adik abang ke dua cukle Chann Cellix" ucap cukle dengan wajah sangat senang bisa kumpul dengan keluarganya

"aku adik abang yang ke empat adinda citra aundry Cellix" ucap dinda yang nada lemah lembut dan pupuy emes juga dong sedikit gembul tambah gemas,

transmigrasi BoysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang