Kecurigaan Devran

24.7K 2.3K 41
                                    

Zayan tersenyum, hubungan anak dan ayah itu terlihat sangat manis, lagi-lagi Zayan merasa hangat di hatinya.

.
.
.

"kamu belanja apa saja?"

"aku hanya belanja keperluan dapur."

"apakah sudah semua? masih ada yang ingin kamu beli?"

"tidak, sudah cukup."

"baiklah, kalau begitu kita langsung pulang."

Ian sudah tertidur di pangkuan Zayan, anak itu kelelahan setelah bermain seharian bersama teman-temannya, semua permainan yang ada di taman dicoba oleh Ian, mulai dari perosotan hingga permainan panjat memanjat.

Zayan mengelus pelan pipi Ian, anak itu tertidur dengan bibir yang terbuka, menambah tingkat keimutannya.

Sesampainya di rumah Zayan langsung menidurkan Ian di kamarnya, walaupun jam makan malam sudah dekat tapi Zayan akan membiarkan Ian untuk tidur sebentar, nanti akan Ia bangunkan untuk makan dan lanjut tidur jika anak itu masih mengantuk.

Saat akan keluar dari kamar Zayan teringat sesuatu, Ian belum mandi.

"ah benar, nanti saja sebelum makan malam."

Zayan adalah tipe yang tidak boleh naik kasur sebelum badan bersih, tapi karena Ian tertidur akibat kelelahan jadi Ia biarkan saja, toh nanti tinggal ganti alas kasur dan lain-lain.

Ia kembali berjalan menuju lantai bawah, sepertinya Devran berada di ruang tengah, giliran dirinya yang akan Zayan urus.

"mas."

Devran menoleh ke arah Zayan, dirinya sedang bersandar di sofa melepaskan rasa lelah, dengan sepatu yang sudah terlepas dan dua kancing kemeja yang Ia buka.

"ingin mandi? aku akan menyiapkan air hangat."

Zayan mengambil sepatu Devran yang tergeletak di dekat kaki pria tersebut, setelahnya Ia meletakkan sepatu itu pada rak yang ada di ruangan tersebut.

"boleh, aku sangat kegerahan."

Zayan hanya mengangguk dan menampilkan senyum manisnya, lalu Ia ke lantai atas menuju kamar Devran.

Ia jadi terpikirkan tentang tidur satu kamar dengan Devran, sudah seharusnya begitu kan, tapi mungkin terlalu buru-buru saat ini, Zayan akan menunggu sebentar lagi.

Devran memegang dadanya dengan ekspresi tak percayanya, untung saja tak ada pekerja yang melihat, bisa-bisa langsung culture shock melihat tingkah Devran seperti itu.

"apa aku baru saja dilayani oleh zayan?"

Devran tak dapat menahan senyumnya, kekehan yang awalnya kecil kian membesar menjadi tawa lepas, nasib baik Ia dapat menahan diri, meletakkan kepalan tangannya di depan bibir.

'ah, aku bisa gila, aku akan menunggu pelayanan ranjangmu sayang.'

Memang sebelumnya Devran sudah pernah melakukan hal itu dengan Zayan, tapi dulu keduanya sama-sama tidak sadar melakukannya, berakhir dengan Zayan yang marah besar pada Devran.

Puncaknya adalah disaat Zayan dinyatakan hamil, Ia mengamuk dan berencana untuk menggugurkan kandungannya, tapi Devran memohon agar Zayan tidak melakukan itu, dirinya akan melakukan apa saja.

Zayan yang mendengar itu menyetujui permintaan Devran, namun Ia akan mengungkapkan keinginannya saat anaknya sudah lahir nanti.

Bulan demi bulan dilalui, hingga tibalah saatnya Zayan melahirkan anak yang ada di kandungannya, dan lahirlah bayi laki-laki yang diberi nama Adrian Wijaya.

Another Zayan (Hiatus+Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang