Keputusan

30.8K 2.9K 51
                                    

Ini beneran apa mimpi? Zayan datang ke kamarnya untuk mengajak sarapan?

.
.
.

"mas! ayo, malah bengong."

Devran tersadar dari lamunannya, "ah, aku akan cuci muka dulu."

"yaudah, aku tinggal ke bawah."

Zayan pergi keluar dari kamar Devran, meninggalkan pemilik kamar tersebut yang sedang menyelami pikirannya.

Entahlah, ini benar-benar aneh, Zayan memang sudah berubah total, Devran yakin pasti Zayan kemarin ini terjatuh dan mengalami benturan keras di kepalanya.

Tak mau membuat Zayan menunggu lama, Devran masuk ke kamar mandi dan melakukan aktivitas paginya.

Ia melakukan kegiatannya dengan terburu-buru, tak sabar menunggu apa yang akan terjadi di ruang makan nanti, Ia duga pasti akan berbeda dari sebelumnya.

Ruang makan

Zayan melihat Ian yang masih terduduk di meja makan, di depannya ada salah satu art yang sedang mengajak Ian bermain.

Ian yang melihat mamanya datang langsung berteriak antusias, "mama yama!"

Zayan terkekeh, kata yang diucapkan Ian terdengar lucu, tak jarang Zayan harus berpikir dahulu sebelum menanggapi perkataan balita tersebut, seperti kemarin saat mereka bermain seharian di dalam kamar Zayan.

"maaf ya, papa kamu susah bangun sih."

Zayan membawa Ian ke dalam gendongannya, Ia duduk di salah satu kursi sembari mendudukkan Ian di pahanya.

"sekarang kita tunggu papa dulu."

"ote mama."

Tak lama terdengar langkah kaki Devran yang baru turun dari lantai atas, hatinya tiba-tiba merasakan sesuatu sensasi yang aneh, ini adalah pemandangan yang Ia impikan sedari dulu, istri dan anaknya menunggu dirinya untuk sarapan.

Akhirnya momen ini datang, Devran amat bahagia saat ini, semoga harapan lainnya juga satu per satu ikut terkabul.

"pagi tuan."

"pagi."

Devran duduk di dekat istri dan anaknya, Ia mengusap kepala Ian lembut, anak itu terlihat bahagia hari ini, senyumnya jauh lebih lebar dari biasanya.

"pagi papa." Ucap Ian girang.

"pagi sayang, apakah tidur ian nyenyak semalam?"

"heum, ian tidul nenak cekali, ian tidul cama mama, tadi pagi ian tuti uka cama mama, ian juga num cucu."

Ian menjawab pertanyaan papanya dengan antusias, sudah dari kemarin Ia ingin bercerita pada sang papa, seharian menghabiskan waktu bersama mamanya untuk pertama kali membuat Ian bahagia.

Devran tersenyum hangat pada sang anak, rasanya Ia ingin menangis, akhirnya anak semata wayangnya ini merasakan kasih sayang dari sang ibu.

Begitupun para pekerja yang ada di sana, mereka semua ikut terharu dengan perubahan yang dibawa oleh tuan mereka Zayan.

"benarkah? pantas saja anak papa terlihat sangat bahagia."

Zayan jadi sedih mendengarnya, pasti sebelumnya Ian tak mendapat kasih sayang dari mamanya, dan sekarang itu semua berubah namun bukan dari mamanya melainkan dirinya.

"mas."

Devran mengalihkan tatapannya pada Zayan, dapat Ia lihat ekspresi Zayan yang sedikit sendu, perasaannya jadi gelisah.

"apakah hari ini kamu sibuk?"

Jujur Devran tidak terbiasa dengan panggilan tersebut, ditambah intonasi dan nada bicara Zayan yang sangat lembut.

Another Zayan (Hiatus+Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang