Devran Wijaya

25.3K 2.5K 122
                                    

Zayan mengacak rambutnya resah, entah kemana suaminya itu pergi, Ia khawatir Devran kenapa-napa.

.
.
.

Devran melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, sesak, itulah yang dia rasakan saat ini.

Perasaan Devran memang sudah tidak enak dari kemarin semenjak Zayan meminta izin untuk pergi keluar seorang diri, karena merasa ada sesuatu Devran mengikuti Zayan, ternyata istrinya itu pergi ke sebuah restoran.

Bukan dengan temannya tapi Zayan berangkat menggunakan taksi, tapi Devran tak mempermasalahkan itu karena mungkin saja temannya tidak jadi menjemput karena sesuatu hal.

Di sana, Devran lihat Zayan hanya seorang diri, namun tidak lama datang seorang pria dan langsung memeluk leher sang istri.

Devran seketika gugup, istrinya berbohong? Ia tidak menemui temannya yang seorang wanita melainkan seorang pria.

Keduanya melihatkan gerak-gerik yang sedikit aneh, Devran pikir Ia harus mendekat untuk memastikan, betapa terkejutnya saat Ia mendengar bahwa istrinya ternyata memiliki hubungan dengan pria tersebut.

Awalnya Ia ingin menanyakan banyak hal dan juga menyelesaikan urusan mereka di sana, tapi dada Devran terlalu sesak untuk dapat berdiri dihadapan keduanya.

Bukan sehari dua hari Ia menanti Zayan untuk menerima dirinya dan juga Ian, dan sekarang setelah semua itu terwujud ternyata hanya tipuan.

Seharusnya Devran sadar sejak pertama Zayan tiba-tiba baik pada Ian, Ia seharusnya tidak jatuh kedalam tipuan itu.

Memang aneh tiba-tiba seseorang berubah dalam satu malam seperti itu, apalagi dengan perubahan yang cukup drastis.

Hancur sudah hatinya, Ia sudah sangat berharap pada Zayan, terlebih Zayan lah yang meminta agar Devran tidak menceraikannya dan berjanji akan berubah.

Apa itu semua hanya untuk menutupi perselingkuhannya, jika iya kenapa tidak terang-terangan saja, bukankah dirinya yang sangat ingin berpisah dari Devran.

Kenapa Ia mengikat Devran namun ingin menjalin kasih bersama pria lain, ini tidak adil untuk Devran, lepas saja sekalian dirinya.

"MENGAPA KAU MELAKUKAN INI ZAYAN!"

Ia memukul-mukul setir mobil, tidak memperhatikan jalanan maupun kendaraan di sekitarnya, untung jalanan sedang tidak terlalu rapat.

Tin! Tin!

...

Zayan menghubungi nomor Devran, tapi tak kunjung diangkat oleh suaminya itu, terhitung sudah sepuluh kali Zayan mengulang menghubungi Devran.

Untungnya setelah menunggu beberapa saat akhirnya ada taksi yang lewat, dengan tidak sabaran Zayan menyuruh supir taksi tersebut untuk ngebut ke rumahnya.

Jalanan tidak terlalu ramai, taksi tersebut dapat berjalan dengan lancar tanpa hambatan.

'mas devran pulang ke rumah apa tidak ya?'

Zayan mengeluarkan ponselnya dari saku celana, Ia menghubungi telepon rumah.

Cukup lama menanti, namun telepon itu akhirnya diangkat oleh seseorang.

"halo, dengan siapa?"

"ini aku zayan."

"tuan Zayan? apa ada sesuatu tuan?"

"apakah devran pulang ke rumah?"

"tuan devran belum kembali, sepertinya masih di kantor."

"apa kau tau alamat kantor Devran?"

Another Zayan (Hiatus+Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang