18. Jalan Keluar

676 39 12
                                    

Jangan lupa vote dan komen







Happy reading 🍰



🥛🥛🥛🥛

Tiga puluh menit lamanya empat orang anak manusia duduk melingkar di meja tamu milik Alexa. Selesai ujian mereka memutuskan untuk pergi belajar ke rumah Alexa si cewek tomboi karena dirinya yang meminta.

Berniat membahas pula maksud dan tujuan Giyan meminta untuk Riko masuk sekolah. Anak yang diskors akan mengikuti ujian online di rumah atau menyusul langsung menghadap guru yang bersangkutan.

Si cupu Adhitama pun dipaksa oleh Alexa untuk ikut, katanya, ia harus ikut kemanapun sang kekasih melangkah.

Memang menyangkut tentang si cowok cupu yang keamanannya di sekolah akan terganggu lagi.

"Lo apaan si Yan." Ucap Alexa to the point.

Sedangkan respon Giyan hanya mengangkat alis sebelah. Tidak paham maksud Alexa berkata demikian. "Apa?"

"So soan nggak ngerti."

Giyan memang tipe orang yang to the point, kalau orang-orang ingin menyampaikan sesuatu maka mereka harus menyampaikan tanpa basa-basi. Dan Aksa akan menjadi penerjemah untuknya jika ada yang seperti itu. "Maksud Alexa tuh, lo kenapa biarin Riko masuk sekolah."

"Kepala sekolah yang nyuruh."

"Kan lo bisa nolak?"

"Lo kan punya kuasa? kenapa malah mengiyakan coba?"

"Lo juga kan tau kalo gue kemusuhan sama si Riko?" ucap Alexa beruntun.

"Orang juga harus sekolah Lexa..." ucap Giyan dengan nada rendah.

"Ah! waktu itu dia diskors juga sebulan dan lo nggak peduli tuh."

Alexa dan Riko yang sebelumnya sering ribut lalu berujung Riko yang haru kena skors pun, Giyan tidak peduli waktu itu. "Wah! bilang aja lo sengaja biar si Riko ngebully si cupu lagi?!" tanya nya dengan suara kencang sembari menunjuk si cupu yang anteng mendengarkan.

"Gak ada kerjaan kayak gitu," bantah Giyan. Itu artinya Giyan memang tidak berniat agar si cupu kembali dibully. Baju kancing Aksa semuanya sudah terlepas menandakan hawa ruangan terasa panas.

"Kalo nggak ada kerjaan, berarti emang sengaja mau bikin gue ribut sama si Riko gendut itu?"

"Apasi." Alexa terlihat sangat menyebalkan jika menuduh seperti itu.

"Apa? emang sengaja kan lo?"

Demi menjaga kedamaian persahabatan mereka yang sudah dibangun sejak kecil, Aksa melepas seragam sekolah menyisakan kaos saja. "Lex, maksud Giyan nggak gitu."

"Apa? lo ngebela dia?" tunjuknya pada Giyan yang sudah kelihatan gondok.

Mereka hampir lupa bahwa Alexa si tomboi hanyalah perempuan biasa yang bisa sangat menyebalkan ketika marah seperti itu. "Heh cupu! bantuin gue anjir. Ini kan berawal dari lo masalahnya."

Sedari tadi Adhitama sangat ingin melerai keributan itu. Namun Adhitama takut setiap perkataan yang terlontar dari mulutnya akan salah di mata mereka. Itu sebabnya ia memilih diam dan berbicara ketika diizinkan saja. "Ja—jangan ribut... saya... gapapa."

"Gapapa gimana anjir! santai amat ngomong begitu mentang-mentang sering dibully! jadi terbiasa lo?" Aksa terpancing emosi jadinya. Ia tidak memihak siapapun di sini. Semua pasti ada jalan keluarnya. Tidak memihak Giyan meskipun laki-laki itu benar tidak boleh melawan kepala sekolah, tidak memihak Alexa karena sama kesalnya kepada Giyan yang diam saja, tapi sedikit membela Adhitama merasa kasihan jika bullying dari Riko kepadanya dipercepat.

CEWEK TOMBOI & COWOK CUPU (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang