J-Hope melirik bayi yang berada di pangkuannya, dan mata bayi itu memperhatikannya dengan penuh rasa ingin tahu. Sambil mengemut jari jempolnya, bayi itu menunjukkan ekspresi yang lucu dan menggemaskan.
J-Hope merasa sangat bingung dan berbagai pertanyaan terus muncul di kepalanya. Dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan dengan bayi ini dan ke mana dia harus membawanya. Dia merasa terjebak dalam situasi yang sangat sulit dan tidak tahu bagaimana cara keluar dari situasi ini. Dia merasa perlu waktu untuk berpikir dan memutuskan apa yang terbaik untuk dia dan bayi ini.
Dengan perasaan yang berkecamuk dan bingung, J-Hope akhirnya memutuskan untuk pergi sambil membawa bayi itu. Dia merasa terpaksa, tetapi dia tahu bahwa dia tidak bisa meninggalkan bayi itu sendirian. Dia berharap bahwa dia bisa menemukan solusi untuk situasi ini dan melakukan yang terbaik untuk bayi itu.
Dalam taksi yang dia tumpangi, J-Hope merasa bingung harus membawa bayi ini ke mana. Dia sekarang tinggal di dorm dan dia tahu bahwa tidak mungkin dia membawa bayi ke dorm. Dia juga berpikir untuk membawa bayi ini ke rumahnya, tetapi dia khawatir dengan reaksi orang tuanya.
"Aish, bisa mati aku bila pulang membawa bayi ini," ucap J-Hope dengan nada gerutuan.
"Kemana aku harus membawanya," sambungnya lagi dengan nada frustrasi.
Dalam kebingungan tersebut, dia ingat bahwa dia memiliki seorang sahabat yang bekerja sebagai perawat. Dengan harapan mendapatkan bantuan, J-Hope memutuskan untuk pergi ke rumah sahabatnya itu.
-
-
-
-
Malam semakin larut dan J-Hope akhirnya sampai di kediaman sahabatnya. Dengan bayi di pangkuannya, dia menekan bel apartemen milik sahabatnya, berharap dia ada di rumah dan bisa membantu J-Hope dalam situasi sulit ini.Seorang pria membuka pintu dan tampak terkejut melihat J-Hope dengan bayi di pangkuannya.
"Hoseok-ah, ada apa?" tanya pria tersebut, yang ternyata adalah Seojun, sahabat J-Hope.
"Bisakah kita berbicara di dalam? Dia mulai menangis, Seojun-ah," ucap J-Hope sambil menunjuk bayi dalam dekapannya.
Dia tampak sedikit panik, Seojun meski terkejut membiarkan sahabatnya itu masuk ke dalam apartemennya.
J-Hope meletakkan bayi itu di sofa di ruang tamu Seojun, namun bayi tersebut masih menangis dengan keras. J-Hope merasa bingung dan tidak tahu harus berbuat apa karena dia tidak pernah mengasuh bayi sebelumnya.
"Hoseok-ah, siapa bayi itu? Kenapa kau membawa bayi? Jangan bilang bayi itu anakmu," tanya Seojun dengan berturut turut
"Aku akan jelaskan nanti, tapi sekarang tolong aku. Bayi itu terus menangis dan aku tidak tahu harus bagaimana," ucap J-Hope dengan panik.
"Aku juga tidak tahu," jawab Seojun.
"Kau seorang perawat, bagaimana bisa kau tidak tahu cara menenangkan bayi?" ucap J-Hope dengan sedikit kekesalan.
"Kau pikir aku baby sitter yang merawat bayi? Aku memang seorang perawat, tapi bukan perawat bayi," ucap Seojun dengan sedikit emosi karena merasa disamakan dengan baby sitter.
"Aish, mungkin dia lapar. Kau harus memberinya susu," ucap Seojun lagi.
Setelah mendengar perkataan Seojun, J-Hope melihat ke dalam tas yang diberikan oleh A-Yeong. Dia membuka tas tersebut dan ternyata ada banyak peralatan untuk bayi seperti susu kotak, baju bayi, dan beberapa barang lainnya yang tidak diketahui namanya oleh J-Hope.
Dia hanya membawa dot yang berisi susu untuk bayi, lalu memberikannya pada bayi tersebut. Tiba-tiba, bayi itu menjadi diam. Ternyata benar kata Seojun, bayi itu memang tengah lapar.
Lalu Bayi itu perlahan-lahan tertidur, dan J-Hope merasa lega karena bayi tersebut tidak begitu merepotkannya.
Seojun datang dari dapur sambil membawa dua cangkir coklat panas, lalu dia duduk di sebelah J-Hope sambil menikmati coklat panasnya.
"Apakah kau bisa menjelaskannya sekarang, Hoseok-ah?" ucap Seojun langsung to the point.
J-Hope hanya berdehem dan dia mulai menceritakan semuanya kepada Seojun tanpa menyembunyikan apapun.
Dia menjelaskan secara detail tentang bagaimana mantan pacarnya selingkuh dengan orang lain, dan bagaimana mantan pacarnya memberikan bayi itu kepadanya dan mengungkapkan bahwa bayi itu adalah anaknya.
"Apa kau yakin itu anakmu? Bisa saja itu anak A-Yeong dengan pria lain. Apa kau bodoh?" ucap Seojun dengan sedikit emosi.
"Aku juga belum percaya, Seojun. Bagaimana aku bisa percaya pada wanita yang sudah mengkhianatiku? Tapi lihat wajah bayi itu sangat mirip denganku," ucap J-Hope dengan nada putus asa.
"Ya, dia memang agak mirip denganmu. Kau belum yakin, kan? Bagaimana kalau kau lakukan tes DNA saja?" saran Seojun.
"Iya, aku juga berpikir begitu," ucap J-Hope.
J-Hope memang memikirkan untuk melakukan tes DNA untuk membuktikan apakah bayi itu benar-benar anaknya atau bukan. Jika memang bukan anaknya, dia berencana akan mengembalikannya kepada A-Yeong. Namun, jika bayi itu memang anaknya, J-Hope tidak tahu harus bertindak seperti apa.
Apakah dia harus jujur kepada orangtuanya dan kepada para member di grupnya, serta merelakan mimpinya? Entahlah, J-Hope akan memikirkannya nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Hidden Harmony
FanfictionJ-Hope menyembunyikan sesuatu dari member BTS. Saat dia belum debut, dia menjalin hubungan dengan teman masa kecilnya. Namun, kekasihnya menghianatinya dengan berselingkuh. J-Hope sangat terpukul dengan kejadian itu. Saat akan debut, kekasihnya da...