04|Test DNA part 1

5 1 0
                                    

•Apartment Seojun

Pagi telah tiba dan matahari sudah terbit. Namun, pagi ini berbeda dari pagi biasanya bagi J-Hope. Biasanya dia terbangun oleh suara alarm, tetapi kali ini dia terbangun karena mendengar tangisan bayi.

Meskipun jam masih menunjukkan pukul 6, J-Hope harus segera bangun karena bayi tersebut menangis,

mungkin karena lapar, pikirnya. Dengan menggendong bayi itu, dia pergi ke dapur. Meskipun masih mengantuk, J-Hope dengan hati-hati membuat susu untuk bayi tersebut agar tidak menangis lagi.

Sementara itu, J-Hope melihat Seojun yang sudah berpakaian rapi, siap untuk pergi bekerja.

"Kau akan berangkat bekerja?" tanya J-Hope.

"Ya, aku akan berangkat sebentar lagi," ucap Seojun sambil sibuk memakan sarapannya.

J-Hope hanya menanggapi dengan gumaman, lebih fokus pada susu yang sedang dia buat.

"Hoseok, jika kamu ingin melakukan tes DNA, kamu bisa datang ke rumah sakit nanti siang," ucap Seojun memberi saran.

"Ya, aku berencana untuk melakukan tes DNA, tapi aku takut informasi itu akan bocor. Kamu tahu kan aku sedang menjalani masa trainee dan akan segera debut," ucap J-Hope.

"Tenang saja, rumah sakit ini sangat menjaga privasi setiap pasiennya, Hoseok-ah. Kamu tidak perlu khawatir tentang itu," ucap Seojun meyakinkan.

"Baiklah, aku akan pergi nanti," ucap J-Hope.

Sesuai dengan janjinya kepada Seojun, J-Hope telah tiba di rumah sakit untuk melakukan tes DNA.

Dia memberikan sampel DNA-nya dan juga sampel DNA anaknya. Dia merasa gugup namun berharap agar hasilnya dapat segera keluar dan membantu meredakan keraguannya.

Dokter memberitahunya bahwa hasil tes DNA akan siap dalam waktu 1 hingga 2 minggu lagi.

J-Hope merasa sangat takut dengan kemungkinan bahwa hasil tes DNA akan menunjukkan bahwa bayi tersebut adalah anaknya.

Pikirannya dipenuhi dengan kecemasan dan kekhawatiran tentang bagaimana hal itu akan mempengaruhi hidupnya dan karirnya sebagai seorang trainee. Meskipun dia berusaha untuk tetap tenang, kegelisahan dalam dirinya tetap ada.

-
-
-
-
-
Lima hari telah berlalu dan J-Hope masih menetap di apartemen Seojun. Dia belum pulang ke dorm dan tidak pernah menyentuh handphone-nya.

J-Hope sedang melamun dalam kamarnya, pikirannya kalut. Dia sangat takut menunggu hasil tes DNA, dan dia tidak berani pulang ke dorm atau menghadapi para member lain. Keadaannya saat ini sangat kacau. Dia bahkan tidak bisa tidur selama beberapa hari, dan kantung matanya terlihat jelas.

Dia merasa terjebak dalam ketidakpastian dan kecemasan. Dia merindukan kehangatan dan dukungan dari para member, tetapi dia juga takut menghadapi mereka dengan keadaannya yang sekarang.

Dia merasa seperti berada di jalan buntu, tidak tahu harus berbuat apa. Dia berharap agar segalanya bisa kembali seperti sebelumnya, dan dia bisa kembali ke hidupnya yang normal.

"Kau melamun lagi, Hoseok-ah," ucap Seojun, menyadarkan J-Hope dari lamunannya.

"Ah... aku tidak melamun, aku hanya sedang berpikir," ucap J-Hope, berusaha mengelak.

"Kau tidak pandai berbohong," balas Seojun.

"Apa kau tidak akan pulang ke dorm?"tanya Seojun Lagi

"Apa kau mengusirku?" tanya J-Hope.

"Yak, bukan begitu maksudku. Pasti semua member sangat khawatir padamu. Setidaknya beri mereka kabar bahwa kau berada di sini agar mereka tidak khawatir,Kau sudah 5 hari di sini dan kau sama sekali tidak memberitahu member yang lain. Bahkan orangtuamu meneleponku tadi menanyakan apakah kau ada bersamaku. Para member bahkan menanyakanmu pada orangtuamu. Mereka pasti mengkhawatirkanmu, Hoseok-ah," ucap Seojun panjang lebar.

J-Hope terdiam, menyadari bahwa ucapan Seojun benar. Pasti para member mengkhawatirkannya saat ini.

"Aku tidak bisa pulang. Bagaimana dengan dia?" ucap J-Hope lesu, sambil menunjuk bayi yang sedang terlelap di kasur.

"Hah..." Seojun menghela napas, dia melirik bayi itu.

"Sewa saja suster untuk merawat bayi itu, dan kau bisa kembali ke dorm," lanjut Seojun.

"Aku tidak punya uang," ucap J-Hope.

"Aish, biar aku saja yang sewakan untukmu, dan sekarang kau bisa pulang," ucap Seojun.

"Terima kasih, Seojun-ah. Aku akan membalasmu suatu hari nanti," ucap J-Hope. Dia berlari keluar dari apartemen Seojun.

"Huh, dasar," ucap Seojun. Dia tidak habis pikir dengan kelakuan J-Hope. Meski begitu, dia tahu bahwa J-Hope sedang menghadapi masa sulit dan dia akan selalu siap membantu sahabatnya itu.
-
-
-
Setelah perjalanan panjang, J-Hope akhirnya tiba di dorm pada pukul 20.00 malam. Dia terlihat lelah dan tegang. Meskipun sudah berada di depan pintu dorm, dia ragu untuk membukanya.

Namun, saat dia akhirnya memasuki dorm, dia disambut oleh anggota lain yang tampak cemas. Seokjin, yang pertama kali membuka pintu untuknya, tampak lega melihatnya kembali. Mereka semua merasa khawatir dan penasaran tentang keadaan J-Hope, tetapi mereka juga merasa lega bahwa dia akhirnya kembali.

"Dari mana saja kau?"

The Hidden HarmonyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang