20

307 43 11
                                    

Sepanjang hari ini Seohyun terlihat berbeda bagi siapapun yang melihatnya. Ia sedari pagi hanya duduk melamun sambil melihat pemandangan di luar tokonya dari lantai atas tempatnya bekerja. Para pegawainya yang ada di Paviliun Jangmi merasa sedikit heran melihat tingkah bosnya hari ini. Biasanya Seohyun sangat bersemangat dan sibuk berceloteh mengenai desain yang akan toko mereka keluarkan lagi di musim selanjutnya. Tetapi akhir-akhir ini Seohyun lebih sering hanya diam dan menopang dagu di atas tumpukan desainnya. Wanita itu seperti orang yang sedang mempunyai banyak masalah. Padahal peluncuran hanbok musim ini bisa dibilang sangat lancar. Baru beberapa hari di keluarkan, hanbok yang dijual oleh Paviliun Jangmi langsung diserbu oleh para pembeli. Jadi seharusnya tidak ada alasan bagi Seohyun untuk pusing memikirkan penjualan di tokonya itu.

Sebenarnya yang tidak orang lain tahu adalah bahwa Seohyun sedang memikirkan suaminya. Kyuhyun entah kenapa akhir-akhir ini sering terbangun tengah malam. Suaminya itu sepertinya sering mengalami mimpi buruk dan mau tidak mau itu juga mengganggu Seohyun karena ia jadi ikut terbangun. Kalo boleh dibilang, Seohyun lebih suka melihat Kyuhyun yang marah-marah dan mencurigainya seperti biasanya daripada melihat pria itu terlihat murung dan banyak melamun. Ingin membantu tapi Seohyun tidak tahu masalahnya. Ia tidak mau terlalu mencampuri urusan pribadi suaminya walaupun bisa saja ia melakukannya untuk bahan laporan ke Ratu. Hanya saja Seohyun tidak mau mengambil keuntungan dari hal itu. Perilaku Kyuhyun yang seperti itu sangat mengusik pikiran Seohyun karena bagaimanapun mereka tinggal bersama dan berpapasan setiap hari.

"Huhhhh..." Seohyun menarik nafas panjang dan menghembuskannya dengan keras. Setelah berpikir lama, sepertinya Seohyun baru menyadari sesuatu. Untuk apa ia begitu peduli dan memikirkan masalah suaminya? Seharusnya biarlah itu menjadi urusan Kyuhyun. Seharusnya Seohyun bisa bersikap acuh dan tidak peduli seperti biasanya. Kenapa sekarang dia jadi gampang terpengaruh oleh tingkah laku suaminya?

"Halo.. Seohyun!" Hyoyeon tiba-tiba muncul di depan muka Seohyun dan mengagetkannya.

"Eonnie!!" Seohyun berteriak dengan kesal. "Kenapa muncul tiba-tiba?! Kau mau membuatku terkena serangan jantung!"

Hyoyeon terkekeh pelan dan langsung mendudukkan dirinya di depan Seohyun. "Jangan terlalu berlebihan! Justru aku datang kesini untuk menghiburmu." Hyoyeon sedikit menelisik kondisi Seohyun dengan tatapannya. "Yunji bilang bosnya terlihat murung beberapa hari ini dan banyak melamun. Jadi apakah ada masalah, Seohyun? Bukankah seharusnya kau senang karena penjualanmu sukses besar di musim ini?"

Seohyun memutar bola matanya malas. "Siapa bilang aku sedang punya masalah? Aku hanya lelah karena terlalu bekerja keras akhir-akhir ini. Seperti yang eonnie bilang tadi. Musim baru berarti banyak desain baru yang harus aku buat.  Berarti aku harus bekerja keras siang malam untuk membuat desain hanbokku. Ngomong-ngomong kenapa eonnie hanya datang sendiri?"

"Yoona sedang mengurus Jeno. Putranya itu sedang rewel belakangan ini. Yuri sedang tidak enak badan jadi dia tidak bisa keluar. Untungnya ada aku yang bisa menemanimu. Kau seharusnya bersyukur." Hyoyeon tersenyum menyombongkan dirinya.

Seohyun mendengus malas tapi sedetik kemudian terkekeh pelan. "Jadi apa yang akan eonnie lakukan untuk menghiburku?"

Hyoyeon langsung berdiri dengan bersemangat. Matanya berbinar-binar menatap Seohyun. "Ayo kita makan mandu! Sudah lama kita tidak makan mandu buatan Bibi Yang." Hyoyeon melirik ke arah Seohyun dengan jahil. "Ngomong-ngomong.. karena penjualan tokomu sukses besar, bukankah seharunya kau mentraktirku, Seohyun?"

Seohyun hanya menatap malas ke arah Hyoyeon. "Aku tidak berselera untuk makan, eonnie." Sungguh dirinya tidak berminat makan sama sekali.

Melihat Seohyun yang menatapnya malas-malasan, Hyoyeon menjadi sedikit tidak sabaran. "Mana bisa begitu! Ayolah Seohyun! Setidaknya jalan-jalan di pasar bisa menghibur dirimu jika kau memang tidak berminat makan mandu."

My General HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang