2

715 88 3
                                    

Aula utama istana Joseon seperti biasa ramai dipenuhi oleh para pejabat yang sedang bersiap untuk memberikan salam dan laporan kepada sang Raja Joseon. Menteri dengan jabatan tinggi berada di barisan depan. Sementara pejabat dengan jabatan yang lebih rendah berapa di barisan belakang.

"Yang Mulia tiba!" Teriak kasim yang selalu mengikuti sang Raja.

"Hormat kami, Yang Mulia." Para menteri dan pejabat secara serentak membungkuk dan memberi hormat.

"Berdirilah." Sahut sang Raja dengan penuh wibawa. Di usianya yang sudah tua, Raja Joseon, Cho Namgil, masih duduk dengan penuh wibawa di singgasananya.

Raja menatap wajah menterinya satu per satu. "Ada laporan apa hari ini wahai menteriku?"

Seo Inguk, menteri pertahanan Joseon saat ini keluar dari barisan. Memberi hormat pada Raja. Kemudian mulai menyampaikan laporannya. "Ada kabar dari perbatasan utara, Yang Mulia. Pasukan Joseon berhasil mengalahkan pasukan Tanhui yang mencoba menguasai wilayah kita. Jenderal Cho berhasil mengalahkannya dan sedang menuju kemari. Untuk perbatasan Timur dan Barat belum ada tanda-tanda akan kehadiran musuh."

Raja mengangguk dan tersenyum penuh kelegaan. "Bagus menteri Seo. Aku tidak sabar menunggu kehadiran Jenderal Cho. Bagaimana dengan yang lainnya?"

Im Seokjin, menteri personalia juga mulai menyampaikan pendapatnya. "Beberapa bulan lagi akan diadakan ujian Sungkyungkwan untuk menetukan murid yang layak untuk menjadi pejabat peringkat kesembilan yang mulia. Kami dari departemen personalia sedang berusaha mempersiapkan ujian tersebut."

Raja mengangguk. "Bagus menteri Im. Pastikan departemen personalia benar-benar menyeleksi orang yang layak untuk duduk dijabatan kerajaan."

Menteri Kiri, Kim Dongwoon yang sedari tadi diam ikut angkat bicara. "Hamba ijin menyampaikan, Yang Mulia. Pangeran Yonghwa baru-baru ini berhasil mengatasi masalah bandit yang meresahkan di Provinsi Gangwon. Kemampuan bela diri Pangeran Yonghwa semakin baik Yang Mulia. Sepertinya Pangeran Yonghwa sudah layak diberi jabatan setara dengan Jenderal Cho."

Menteri Kanan, Kim Hyungwon tidak mau kalah. "Maaf Yang Mulia. Bukannya hamba tidak menyetujuinya. Tapi menurut hamba untuk bisa turun ke medan perang pangeran Yonghwa setidaknya harus mempunyai kemampuan seperti Jenderal Cho ataupun Jenderal Hyukjae. Perlu dilakukan kompetisi untuk mengetes kemampuan Pangeran Yonghwa."

Menteri Kiri mengepalkan tangannya merasa tersinggung karena pernyataannya diragukan oleh Menteri Kanan. Bukan rahasia lagi bagi para pejabat kalau kedua orang itu membentuk kubu yang berlawanan. Menteri kiri tentu mendukung pangeran Yonghwa yang merupakan keponakannya, anak dari ratu sekarang yang dulunya merupakan seorang selir. Ia tentu berharap putrinya juga bisa menikah dengan pangeran Yonghwa agar kelak bisa menjadi calon ratu. Menteri kanan tentu mendukung kandidat terkuat putra mahkota Joseon, Cho Jungsoo, sekaligus menantunya.

"Kurasa yang dikatakan menteri kanan ada benarnya. Kita harus mengadakan kompetisi suatu saat. Bukan hanya mengetes pangeran Yonghwa, tapi juga untuk semua prajurit agar kita tahu prajurit mana yang berbakat." Kata Raja dengan bijak. "Menteri Seo, tolong masukkan ke agenda acara yang disiapkan oleh departemen pertahanan."

Menteri Seo mengangguk mengiyakan. "Baik Yang Mulia."

Menteri kanan kembali berujar. "Hamba sekaligus ingin menyampaikan suatu pencapaian yang hebat Yang Mulia. Pangeran Jungsoo dan Pangeran Siwon bekerja keras untuk membantu mengatasi masalah kelaparan dan kekeringan di Provinsi Gyeonsang. Akhirnya masalah tersebut teratasi Yang Mulia. Masyarakat disana bahkan sekarang sudah mulai bisa bercocok tanam kembali berkat sistem irigasi yang dibangun kedua pangeran." Terselip nada bangga disetiap laporan yang keluar dari mulut menteri kanan.

My General HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang