chapter 06

190 28 0
                                    

Lan may menuntun
tangan mungil putranya
dia berjalan sedikit tergesa
menuju meja resepsionis
dan bertanya pasièn yang
bernama Wei Wuxian
dan kebetulan sedang jam
besuk saat ini meskipun
untuk ruang vvip tidak
berlaku waktu besuk itu.

"Selamat siang, nyonya
naik ke lantai sepuluh
ruang 520 tepat di depan
lift, sayang sekali sampai
saat ini pasien masih koma
belum sadarkan diri dia
di rawat ruang PICU."

Petugas resepsionis berkata
sopan dan mengarahkan
tamu pasien vvip itu ke
lantai atas di gedung
rumah sakit besar itu

Dia berjalan memasuki
lift dan naik ke lantai
atas menuju kamar rawat
pasièn elite itu yang masih
belum sadar sejak ia masuk
kemarin siang hingga saat
ini karena kecelakaan tunggal.

Tidak butuh waktu
lama pintu sudah terbuka
dan nyonya lan bersama
putra keduanya melangkah
keluar dari dalam lift dan
melihat keadaan yang
sedikit ramai di depan sana

Dua orang dokter terlihat
memasuki kamar rawat itu
sambil berlari mereka
sangat tergesa gesa di ikuti
beberapa orang lain
termasuk perawat yang
berseragam dan memakai
masker lengkap membawa
beberapa alat medis.

Dia berhenti sejenak
di depan ruangan itu
karena didalam sangat
penuh dengan petugas
yang terlihat cemas
dan terus berusaha
memompa jantung pasien
mungil itu sambil berkata
dengan panik.

Dia maju sedikit untuk
mengintip dari jendela
dan bisa mendengar
semua perkataan orang
di dalam sana

"Sayang kembali, kamu
pasti bisa, kamu tidak
boleh kemana mana."

Dokter yang bernama
Hans itu di name tag
nya terus bicara sambil
memompa dada gadis
kecil itu tak lain adalah
Wei Wuxian sedangkan
dokter itu adalah sepupu
mommy nya yang seorang
dokter kepala di rumah
sakit besar itu.

Dokter itu sangat panik
karena mesin pedeteksi
impul jantung berada di
angka nol yang terlihat
jelas di monitor yang di
sebut elektrokardiograf
berhenti mendadak tentu
saja semua panik melihat
itu dan suster menyiapkan
alat pacu jantung untuk
pasien kecil itu

"Beri 50 joule."

Dokter Hans berkata
dengan keras keringat
dingin mengucur deras
dari pelipisnya dia sangat
panik dan gugup tidak
seperti biasanya yang
begitu percaya diri dan
bisa menghadapi situasi
apaapun seberapapun
gentingnya pasien tapi
kali ini semua itu hilang
lenyap entah kemana.

Dia begitu mencintai
putri mungil kakak
sepupunya itu melebihi
ibunya sendiri yang sangat
sibuk dan sangat dekat
dengan dirinya semenjak
bayi hingga sekarang selalu
menyempatkan waktunya
untuk membawanya keluar
sekedar makan atau
bermain di taman bermain
anak anak

Changse shangren menangis
di sudut ruangan besar itu
dia terkulai di pelukan sang
suami dan seorang suster
mendekat dan berbicara
dengan sopan meminta
untuk keluar dulu sesuai
prosedur untuk lebih
memudahkan mereka
bekerja tampa terganggu
suara tangisan.

"Tuan nyonya, tolong beri
Kami ruang, kami akan
melakukan yang terbaik
untuk nona axian, silahkan
keluar dulu, biar dokter
melakukan tugasnya
percaya padanya."

Wei Changze mengganguk
kemudian membawa sang
istri keluar dari ruangan
karena changse shangren
sudah histeris melihat
keadaan putri kecilnya.

Dia mendudukkan sang
istri di sofa di depan ruang
kamar PICU anak balita
yang mewah dan hanya
diisi satu orang pasien saja.

Lan furen mendekat
dan menyapa sopan
dengan ramah dan di
sambut Wei Changze
dengan sangat sopan dan
bersahaja layaknya seorang
teman lama.

Winter fairyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang