chapter 08

187 30 1
                                    

Lan zhan berjalan maju
mendekati ranjang dan
ia menarik kursi lebih
mendekat ke arah ranjang

Dia memanjat kursi yang
ada di samping ranjang itu
untuk bisa berada lebih
dekat dengan temannya itu
dan duduk di dekat tubuh
itu yang tidur di ranjang.

matanya membola melihat
tubuh kecil itu terbaring
diam dengan wajah pias
menatap prihatin teman
berisiknya itu yang masih
terbaring belum sadarkan
diri padahal sudah dua
hari berada disana dengan
tubuh penuh alat yang
terpasang.

",Ying Ying, zan zan datang."

Dia berbisik pelan pada
sosok teman nya itu
dia memberanikan diri
memegang tangan yang
tidak dipasang infus dan
mengenggam tangan
mungil itu dengan kedua
tangan kecilnya meski ada
rasa takut dan gemetar
ketika ia mulai memegang
tangan dingin itu yang
terletak di samping badannya.

"Ying ying bangun,
jangan bobo telul, pelgi
cetolah, zan zan tidak
mau lihat Ying Ying cakit."

Dia merapikan helaian
rambut panjang yang
jatuh di wajah pucat itu

"Kita teman, zan zan
tidak mau duduk cendili."

Dengan kedua tangan
kecilnya dia terus saja
memegang tangan teman
nya itu yang tidak tahu
jika teman dingin yang
selalu menolak didekati
olehnya sekarang sedang
berada di sampingnya dan
sangat mencemaskan
keadaan dirinya dan
berharap cepat sadar dan
pulih dari sakitnya itu.

Sementara itu diluar sana
persis di depan kamar PICU
vvip itu terjadi kehebohan

Lan furen yang baru
sadar jika putra keduanya
menghilang tidak ada di
sampingnya terhenyak
dia baru menyadarinya.

"Kemana zhan er.?"

"Apaaaa.?"

Changse sangren langsung
berkata dengan keras
begitu menyadari situasi

Dia langsung berdiri begitu
juga changse sangren
dan Wei changze yang
baru menyadari jika sosok
kecil itu tidak berada disana

"Bukannya tadi duduk di
sini?, kapan dia menghilang.?"

Changse shangren tentu
saja panik dan celinguk
celinguk kiri kanan melihat
balita dingin itu tidak
ada disana.

"Kita keasiikan mengobrol
tidak menyadari dia pergi,
jangan panik dia pasti
ada di lantai ini, tidak
mungkin bisa pergi jauh."

Wei Changze menenangkan
Lan furen yang terlihat
panik karena putranya
menghilang tiba tiba

"Iya benar siejie, tidak
mungkin wangji bisa turun
kebawah, dia belum bisa
menekan kunci pintu
lift, itu sangat tinggi dan
tidak ada orang lain yang
bisa berada di lantai
ini selain tamu saya."

Lan furen mengganguk
meski tetap tidak bisa
menyembunyikan rasa
khawatirnya dia berusaha
tetap bersikap setenang
mungkin meski jantungnya
berdegup sangat kencang.

Mereka mencari ke seluruh
ruangan itu hingga ke
tempat ruangan dokter jaga
yang sengaja di tempatkan
di lantai itu untuk bisa
memantau kondisi
perkembangan balita
elite itu yang menempati
satu lantai penuh bagian
sayap depan yang punya
akses lift sendiri terpisah
dengan bagian barat dan
utara.

"Dia tidak ada di sini,
kemana dia,?"

Lan furen terus memeriksa
hingga ke kamar mandi
yang ada di lantai itu dan
juga balkon yang berada
di depan sana namun
sosok yang dicari tidak
ada dimana pun.

"Kita belum melihat
ke ruangan tempat axian
di rawat, ."

"Benar juga, tapi apa
mungkin, bagaimana
dia bisa membuka pintu.?"

Changse sangren
mengiyakan perkataan
sang suami yang sama
sama panik dengan
keadaan ini

"Pegangan pintunya sangat
tinggi dan apa bisa dia
membukanya dan juga
memerlukan akses untuk
masuk kesana."

Wei Changze berkata
bingung karena perlu
kartu akses yang terpasang
tinggi di samping pintu
masuk kamar PICU itu

Changse sangren juga
terlihat sangat cemas
karena tidak bisa
menemukan bocah laki
laki tampan teman sekolah
putrinya itu yang baru
di kenalnya selama dua
bulan ini selama dia
masuk sekolah

"Ayo kita cari dulu,
tetap tenang jangan
khawatir dia tidak mungkin
hilang ayo kita periksa
kamar axian dulu siapa
tahu dia ada disana.."

Mereka saling mengganguk
kenapa tidak terpikir dari
tadi siapa tahu sosok itu
ada disana dan bergegas
pergi ke sudut depan yang
tidak terlalu jauh dari
ruangan dokter jaga yang
berada tepat di depan lift.

Bergegas memakai baju
rumah sakit dan mencuci
tangan di pojokan dan
memakai sanitizer lalu
membuka pintu dan masuk
kedalam dan terhenyak
ketika melihat yang
terjadi di depan sana

Mata mereka melotot
dan mulut mengganga
lebar shock kaget juga
nyawa mereka seperti
terbang dari raganya
melihat fenomena aneh
bin ajaib di depan sana

Mereka diam terpaku
menyaksikan perbuatan
lan zhan kecil pada
balita mungil teman
sebangkunya itu yang
tidak biasanya lain dari
yang lain.

Memperhatikan dalam
diam sosok kecil itu
sambil melongo terdiam
kaku tidak bisa berkata
kata terlebih lan furen
sendiri yang melihat
seperti melihat hantu
di siang bolong.

Di depan sana tepatnya
di dekat ranjang yang
berada dekat jendela
dimana sosok bocah laki
laki dingin itu berada

Dia menatap hangat dan
sangat lembut memperlakukan
teman sebangkunya itu.

Dia mengusap pipi
temben itu dan jadi
teringat ketika dia sakit
atau kakaknya sakit sang
ibu selalu mencium kedua
pipinya supaya cepat
sembuh dan dia mendekat

"Cup cup cup,."

Dia mengecup pipi itu
dan berkata pelan dengan
polosnya

"Ying Ying halul cembuh
ya.. cup cup, peli ambil
cakit ying ying bawa
pelgi jauh cup cup."

Dia mengecup lagi
pipi temben yang sangat
imut itu dan tentu saja
tidak tahu apa yang
di lakukannya itu yang
dia tahu temannya itu
akan sembuh jika dia
mencium pipinya

"Peli datang ke cini
ya.. cup cup cup."

Dia bingung bagaimana
caranya bisa mencium
pipi yang sebelah lagi
sejenak dia berpikir

Dia bergerak lebih
mendekat naik kearah
ranjang dan mencoba
untuk bisa mencium
pipi yang sebelah lagi
sambil sedikit berpijak
pada pinggiran ranjang
dengan bertumpu pada
kedua lututnya supaya
tidak menginjak teman
nya itu sangat hati hati
meski dia balita tapi
punya pemahaman yang
begitu bagus agar tidak
menyakiti tubuh yang
tidur itu dengan menginjak
badannya.

"Cuup ..cuup..cudah ya..
peli cudah ambil cakit
ying ying, cuup cuup."

Dia terus mengecup
pipi imut teman sebangku
nya itu tidak sadar jika
semua yang dilakukan
nya jadi perhatian dan
tontonan orang tua
mereka yang berdiri
mematung melihat ulah
nya.

Terlebih lan furen yang
shock setengah mati
melihat

kelakuan putra keduanya
yang di luar perkiraannya
sama sekali tidak pernah
di sangkanya bisa begitu
hangat dan lembut pada
sosok teman kecil nya itu
dia heran sejak kapan
putranya bisa bersikap
hangat dan peduli

Mereka saling bertatapan
satu sama lain semua
melongo dengan mulut
terbuka lebar kaget melihat
pemandangan didepan
mata mereka.

Lan furen yang masih
terbelalak dengan shocķ
setengah mati dan setelah
sedikit bisa menguasai
dirinya dia berkata
dengan sedikit keras.

"Zhan err, apa yang kamu
lakukan?"







Tbc.

Winter fairyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang