chapter 13

195 25 3
                                    

"Ying Ying ayo puyang."

"Cebental lagi zan zan."

"Cudah cole."

"Huuuh, Ying Ying macih
mau main itu."

"Nanti bica pelgi lagi
talau puyang cetolah."

Wei Ying menahan tangan
Lan zhan yang menarik
tangannya untuk pergi dia
tidak mau pulang.

"Emmn.. nanti duyu"

Sosok imut itu sangat
berat pergi meninggalkan
pusat permainan itu
padahal sudah tiga jam
mereka berada di sana
di temani maid dan supir
masing masing ini hari
libur sejak pagi sosok
datar nan dingin kaku
itu sudah berada di rumah
Wei Ying dan mereka
di bawa pergi bermain
keluar rumah tepatnya
ke time zone yang berada
di mall terdekat dari rumah.

Dia menyukai permainan
capit boneka sudah
banyak yang mereka
kumpulkan namun sosok
imut belum puas bermain
dia masih minta di belikan
koin padahal sudah ribuan
yuan di habiskan hanya
untuk koin boneka capid
sekali beli sampai seratus
biji koin sudah beberapa
kali beli terus habis
namun masih terus minta.

"Cekali lagi, ya.. maid beliin
Coin lagi, Ying Ying mau
teddy bils itu.."

Wei Ying mengoyang
goyang tangan maid dan
dia menatap dengan
dengan wajah amat
memohon dan membuat
maid itu tidak tega dia
menarik nafas selalu
tidak bisa bersikap keras

"Iya..tapi hanya sepuluh
ya.. tidak boleh lebih ini
sudah sore harus pulang
mandi lalu istirahat, nona
tidak boleh terlalu lelah,
nanti nyonya bisa marah
sama maid."

"Cidak yelah.. ayo cepat
beliin, tapi yang banyak
jangan cepuyuh cepat
abis, janji abis itu puyang."

"Baiklah.. dua puluh saja
tunggu sebentar."

Maid bergegas pergi
ke arah pojokan di mana
tempat penjualan koin
dan membeli lagi namun
hanya sedikit tidak seperti
tadi sekali membeli satu
box koin sudah berapa box
mereka habiskan namun
teddy bears besar itu belum
juga mereka dapatkan
sangat sulit terangkat capit
Sehingga membuat sosok
imut itu merajuk tidak
mau beranjak dari mesin
capit itu sebelum boneka
incarannya itu dapat di
milikinya.

Namanya juga bocah
jika menginginkan
sesuatu yang diminati
akan bertingkah sebelum
mendapatkannya.

Padahal sudah banyak
boneka lain yang dapat
namun bukan kesukaan
nya masih saja penasaran
ingin mendapatkan boneka
besar itu padahal di
kamarnya penuh dengan
teddy bears sebesar tubuh
nya bahkan ada yang
sebesar tubuh orang
dewasa.

Sang supir membawa
dua tumbler minuman
hangat dan memberikan
pada keduanya dan ia
juga membawa dua kotak
dunkins.

"Nona, tuan muda, duduk
dulu disini minum ini,
coklat hangat kesukaan
nona, nanti bisa bermain
lagi sambil menunggu
maid datang."

"Woah.. ying ying mau
donat cowbelly itu. Pak Tim"

"Iya..ini makanlah, tapi
ayo bersihkan tangan dulu
pakai tisu basah ini."

Pak kim meraih tangan
itu dan langsung saja
lan zhan melotot melihat
nya namun dia diam
saja melihat perbuatan
supirnya yang sedang
mengelap sampai jari
jari gendut mungil itu
hingga bersih pakai tisu
basah dan mengeringkan
dengan tisu biasa lalu
setelah membersihkan
tangan keduanya dia
memberikan camilan itu
pada mereka yang sudah
duduk di bangku panjang
di dekat jendela kaca tinggi
sehingga bisa melihat
jalanan di bawah sana.

"Matan peyan peyan,."

"Hoooh.."

Lan zhan melihat pipi
mungil itu mengembung
penuh makanan dengan
mulut belepotan krim
strawberry karena Wei
Ying memasukan gigitan
besar ke dalam mulut
mungilnya.

Dia mengusap krim itu
dengan tisu dan hanya
bisa diam melihat teman
nya makan seperti orang
kelaparan.

"Ying Ying lapal, aus juga."

"Iya.. tapi jangan gigit
becal becal nanti ying
ying telcedak."

"Yama talau gigit
tecil tecil."

Pak kim melihat keduanya
sambil tersenyum dia
cukup dekat dengan kedua
bocah itu karena selama
ini selalu bersama mereka
meski punya supir masing
masing tak jarang kadang
kedua nya suka pulang
bersama di satu mobil
ketika sosok imut nan
cantik itu ingin pergi
bermain di taman bermain.

"Nona pelan pelan saja
ini masih banyak, bisa
bahaya jika nona tersedak."

"Emmn, med mana
tenapa yama.??"

"Mungkin antriannya panjang."

"Pak tim Ying Ying mau
pipis."

"Ayo pergi di sana ada toilet."

Keduanya bergerak ke
sudut belakang dan masuk
kedalam toilet namun
karena pak kim pria tidak
bisa masuk kedalam toilet
wanita dia hanya bisa
berdiri di luar.

"Pak tim ying ying tidak
mau macuk cendili."

"Bapak tidak bisa masuk
ke sana itu tempat wanita,
nona duduk di closet tapi
buka celana dulu kemudian
siram, ada tisu di samping
lap yang bersih baru pakai
celana lagi begitu ya..nona
mengertikan..?"

"Tapi.. ying ying
tidak mau cendili itu
ada semut itam."

"Ayo macuk."

Lan zhan menarik tangan
Wei Ying dan masuk ke
dalam sana dia berdiri
di depan pintu menunggu
sampai terdengar suara
dari dalam kamar mandi

"Zan zan, ying ying tidak
bisa buta kelan. Tidak bica
belciin"

Lan zan masuk dan
membuka kran air dan
membantu membersihkan
balita itu dan memakai
kan kembali celananya
yang sudah di buka ying
ying dan memegang di
tangannya takut kena
air seni dia punya
pemahaman ketika buang
air selalu maid membuka
celananya dan menyimpan
di atas closet lalu setelah
bersih dan di lap pakai tisu
baru di pakai lagi supaya
tidak iritasi memakai
celana lembab.

Toilet umum tentu berbeda
dengan kamar mandi yang
ada di dalam kamar tidur
nya yang semua serba waah..
dengan desaign modern
tidak perlu bersusah payah
memutar kran air dia
sudah paham tombol
mana yang harus di tekan
jika ingin mandi buang air
besar atau buang air kecil
karena sudah di ajarkan
sang mommy jika ingin
ke kamar mandi.

"Cudah ayo telual."

Lan zhan menariknya
keluar dan keduanya
menuju wastafel yang
ada di dalam toilet itu.

Setelah sampai mereka
berdua mencuci tangan
di wastafel dan karena
tempat itu sedikit tinggi
kesulitan membuka kran
terpaksa sedikit menjinjit
sambil melompat kecil
dan air itu terbuka hingga
mengenai pakaian sampai
wajah Wei Ying sehingga
dia basah.

Tinggi badan keduanya
berbeda meski seumuran
tubuh lan zhan lebih
tinggi dari Ying Ying meski
sama sama gempal sedikit
lebih montok Ying Ying
dengan tubuh sangat imut
meski di bandingkan
dengan siswa pra sekolah
yang lain dia lebih tinggi
dengan lan zhan masih
jauh lebih tinggi lan zhan.

"Ying Ying tenapa bacah
tunggu jangan buta lagi.?"

",Ying Ying tidak campai
tadi tepencet cemua."

"Butanya ceditit aja
jangan becal. Liyat wajah
cama baju bacah cemua
nanti bica satit"

Lan zhan mengambil
tisu dan mengelap wajah
basah itu hingga kering
dan juga pakaiannya
yang basah terciprat air
karena dia membuka
lebar kran air.

Setelah selesai mereka
keluar dan kembali
ke bangku panjang dan
sudah di tunggu maid
yang kaget melihat baju
Wei Ying basah dan dia
menganti baju itu dengan
yang lain yang selalu di
bawa dalam tas kecil
selama ini kemana saja
mereka pergi takut hal
seperti ini terjadi karena
jika sudah bermain biasa
nya sosok imut itu tidak
mau pulang jika ia belum
bosan bermain.

















Tbc.

Winter fairyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang