Seperti yang kemarin Jema bilang, saat ini Narael sedang bersiap-siap akan pergi menemani kakak kelasnya untuk latihan basket, sebenernya Narael heran kenapa harus ia temani? Ah, biarkan sajalah, lagian ia juga sangat bosan di rumah.
Tin tin
Suara klakson motor berbunyi, Narael langsung bergegas keluar rumah, sebelum Narael pergi, ia memastikan terlebih dahulu pintu rumah terkunci dengan aman.
Narael menghampiri Jema, tidak lupa Jema memberikan helm kepada Narael. Dengan senang hati ia menerimanya, dan memakai helm itu. Setelah semuanya siap, mereka pun berangkat.
Di perjalanan tidak ada yang membuka suara sedikit pun, sampai tak terasa mereka sudah sampai. Parkiran juga sudah di penuhi motor, sepertinya sudah ramai orang. Narael turun, tidak lupa melepas helm, dan memberikannya ke Jema.
Mereka memasuki Gor, dan ternyata benar saja di dalamnya sudah banyak orang, dan tidak hanya ada pemain, tapi penonton pun ada. Padahal ini hanya latihan kenapa ramai sekali? Narael heran.
"Lo duduk di sini, jangan kemana-mana, gua mau ganti baju." Ujar Jema datar, Narael hanya mengangguk. Ia melihat ke sekeliling penonton, rata rata perempuan. Narael pun mangangkat bahunya acuh, mungkin sjaa mau menemani pacar, atau mau melihat crush mereka bermain basket.
Ia hanya duduk, sembari bermain handphone. Tiba tiba saja ada pergerakan di sampingnya, ternyata Jema yang sudah selesai berganti baju. Narael terdiam kaku, sembari menatap Jema dari atas sampai bawah, satu kata, tampan.
Jema tersenyum miring, lalu mendekatkan wajah ke Narael.
"Gua tau, gua ganteng, ngeliatinnya ngga usah kaya gitu." Goda Jema, sembari tersenyum di hadapan Narael. Narael langsung tersadar dari lamunannya.
"Apasih, jangan kepedean!" Seru Narael tak mau kalah, ia malu sekali terciduk seperti itu. Jema langsung menjauhkan wajahnya, lalu mengusak surai Narael gemas.
"Gemes banget si." Ucap Jema cepat, lalu pergi ke tengah lapangan. Narael terdiam kaku, dan masih mencerna ucapan kakak kelasnya itu. Jema barusan bicara apa? Ia tidak salah dengar kan? Wajahnya sudah memerah padam, Jema dari kejauhan bisa melihat itu, ia tersenyum sangat kecil.
Selama Jema latihan, tidak ada hentinya teriakan semangat dari penonton. Jema yang pada dasarnya tidak peduli, hanya membiarkan saja. Tapi, beberapa kali ia juga beradu tatap dengan Narael.
Latihan pun selesai, benar-benar sangat melelehkan. Jema menghampiri Narael, dan di sambut oleh senyuman. Narael lalu memberikan handuk kecil, Jema pun menerimanya dengan senang hati. Ia juga memberikan sebuah minum, langsung di teguk habis oleh Jema.
"Kak Jema nih untuk kaka" Seorang gadis menghampiri Jema, dan menyodorkan sebuah air mineral yang di tempeli stick not.
"Kak, aku punya makanan, di terima ya." Ujar salah satu gadis lagi, tersenyum lebar. Sembari memberikan Tote bag ber-thema gemas kepada Jema. Narael menatap kagum gerombolan gadis yang sedang mengepung Jema, apakah Jema sangat populer?
Jema menatap mereka dengan datar, lalu menerimanya satu persatu. Gadis gadis itu pun pergi. Tangannya penuh dengan berbagai macam tote bag yang isinya kebanyakan makanan, Narael terkekeh, ia melihat muka Jema seperti tertekan.
"Mau aku bantu?" Tawar Narael, Jema menatapnya tajam.
"Bantu gua." Ketus Jema, Narael hanya tersenyum kecil, lalu mengambil beberapa tote bag yang berada di tangannya.
"Ini bagaimana cara bawanya kak, kan kita naik motor."
"Bagiin ke anak anak aja." Narael hanya mengangguk mengerti. Ia berjalan mengikuti Jema dari belakang, mereka tiba di tempat berganti baju, di sana sudah banyak anak-anak yang siap untuk pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacaran [Bxb] ✓
Teen FictionJema Baswara, lelaki yang sangat populer di Rajawali High School. Parasnya yang sangat tampan bak dewa Yunani, sangat di gemari oleh para perempuan, dan submisif. Tubuhnya yang atletis, membuat siapa saja ingin menjadi kekasihnya. Banyak sekali yang...