12. Yogyakarta

4.9K 226 2
                                    

Tepat hari Rabu, mereka semua berkumpul di depan rumah Jema. Mereka sepakat membuat dua kelompok, karena hanya Jema, dan Melvin yang membawa mobil. Di mobil Jema berisi, Narael, Felisa, Leon, Livy, sedangkan di mobil Melvin ada, Alfi, Ares, Ezra, Gwen.

Alfi sebenarnya ingin bersama teman-temannya, tapi ia tidak berani meminta banyak, di ajak saja sudah bersyukur, wajar saja ia masih sangat canggung.

"Alfi, nggak papa kan kita pisah mobil?" Tanya Narael, ia takut Alfi tidak nyaman dengan orang yaang bahkan baru ia kenal kemarin.

"E-eh ngga apa-apa ko." Ucap Alfi gugup, aslinya mah dia sedikit keberatan, ia takut cangging ntar di mobil.

"Lo tenang aja, Nar... Kan ada gua!" Jawab Ares, sembari merangkul Alfi. Alfi tersenyum kecil, sembari mengangguk membenarkan.

"Yaudah yuk guys, berangkat!" Seru Livy, mereka pun masing-masing masuk ke dalam mobil.

Setelah menempuh perjalanan selama 9 jam, mereka semua pun tiba di kota Yogyakarta, kota yang terkenal akan keseniannya. Jema sudah check-in hotel, mereka semua mendapat kamar masing-masing berdua.

Jema tentu dengan sang kekasih, Narael. Gwen, bersama Livy, Leon bersama Felisa, Ares, dan ezra, terakhir Melvin dan Alfi.

Saat tiba di kamar, Jema terlebih dahulu membersihkan tubuh, sedangkan Narael sedang membereskan barang-barang yang ia bawa. Nuansa hotel yang Jema berikan untuknya sangat indah, tepat di balkon kamarnya, ia bisa melihat kota Yogyakarta, yang sangat indah.

Saat sedang asik menatap kendaraan berlalu lalang dari atas, tiba tiba saja sebuah tangan melingkar di perut Narael, ia yang sudah tau siapa pelakunya hanya tersenyum kecil, lalu memegang pergelangan tangan itu, dan mengelusnya dengan lembut.

"Suka?"

"Indah banget kak, terimakasih" Gumam Narael, Jema semakim mengeratkan pelukannya, dan menaruh dagu tepat di atas bahu Narael, sesekali ia menciumi pundak, dan leher Narael.

"Lo istirahat aja dulu, gua mau bersih bersih."

"Duh canggung banget anjing!"

"Btw, tuh orang dingin banget dah, gua kan bingung kalo mau nanya nanya." Alfi terus mendumal tidak jelas, ia canggung, dang gugup, ini pertama kalinya ia sekamar dengan orang yang bahkan baru ia kenal, bahkan memikirkannya saja sudah membuat Alfi tidak siap jika harus berduaan, tapi apa boleh buat, ia tidak berani berkomentar.

Alfi memutuskan untuk mengeluarkan cemilan di dalam tasnya, dan merebahkan diri di kasur. Badannya sudah remuk karena terus duduk, walau bukan ia yang menyetir, tapi badannya juga ikut remuk, karena sepanjang jalan Alfi terus tidur dengan posisi yang sangat bikin pegal. Sembari rebahan dengan handphone digenggamannya, sesekali mengambil beberapa chiki yang sudah ia buka, nikmat bukan?

Ceklek

Suara pintu kamar mandi terbuka, menampilkan Melvin yang bertelanjang dada, dengan lilitan anduk tepat di pinggangnya, Alfi meneguk ludahnya kasar, badan Melvin sungguh bagus, kotak kotak tercetak jelas di sana, siapa yang tidak iri coba!. Melvin menatap Alfi dengan heran, ia menaikan alisnya, tanda bertanya, Alfi yang terciduk, langsung mengalihkan pandangannya dengan gugup, malu.

"Kok belum pakai baju kak?"

"Lupa, baju gua di koper" Ujar Melvin singkat, lalu berjalan mendekat kearah koper, dan mengambil apa yang di butuhkan, lalu kembali masuk kedalam kamar mandi. Alfi bernafas lega, lalu memukul pelan kepalanya.

"Goblok banget si, kalo si kutub mikir macem macem gimana?!" Gerutu Alfi untuk dirinya.

P

Pacaran [Bxb] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang