43

1.4K 89 9
                                    

Garis pandang beomgyu tidak pernah lepas dari perut rata kakaknya sejak tadi. Mata dia melotot, bergerak gelisah seolah ingin memastikan sesuatu namun terus tertahan
oleh dinding kokoh yang dibangun berdasarkan sifat posesif soobin dari ujung sofa sana.

Taehyun, sepupu soobin yang juga ikut hadir, sudah mendengus geli menghadapi sikap aneh beomgyu.

“Bang.”

Yeonjun menoleh, kebetulan sekali dia duduk berhadapan dengan beomgyu. satu alis terangkat tanda heran, lalu berjengit kaget begitu usapan lembut menghampiri perutnya bersamaan dengan tatap tajam dari sang suami.

Si pelaku (read; beomgyu) hanya mengulas cengiran polos tanpa
rasa bersalah. Ujung jari dia mengetuk-ngetuk perut yeonjun dari luar baju. Tampak begitu penasaran perihal kelebihan kakaknya yang bisa mengandung.

Hei, apa itu artinya dia juga bisa mengandung ?

Ugh, itu terdengar mengerikan.

Daripada mengandung, beomgyu lebih suka memasukkan kecebongnya agar Taehyun saja yang hamil dan mengandung seperti yeonjun.

“Bang, keponakan gue ada disini ya?”

“Lo itu bego atau emang pura-pura gak tahu sih?” Bukannya menjawab, yeonjun justru balik melontarkan pertanyaan dengan nada sinis. soobin menyeringai, taehyun bahkan ikut tersenyum. Antara kasihan dan puas.

“Dih bangsat, gue 'kan cuman nanya. Eh, adek-adek gemes, nanti kalau udah brojol kita main bareng-bareng ya sama om.”

Seringai soobin sontak luntur tergantikan delik sengit. “Gak bisa! Nanti anak saya ketularan bodoh kalau main sama kamu!”

pfft!

Taehyun dan yeonjun tertawa renyah, sedangkan para orang tua hanya bisa tersenyum maklum menghadapi pertengkaran konyol anak mereka.

Dan sebenarnya beomgyu ingin
sekali marah, namun urung begitu mendapati tawa cerah sang pujaan hati untuk pertama kalinya. Masya Allah, nikmat Tuhan mana lagi yang akan kau dustakan ?

Sial, beomgyu jatuh cinta sungguhan! “Kak, maujadi pacar saya gak?”

Tawa Taehyun terhenti seketika, lantas terbatuk-batuk kecil dan berpaling menghindari senyuman tulus beomgyu.

“Gak, makasih.” Meski berucap demikian, wajah dia tampak merona tipis. Tidak tahu kenapa.

Beomgyu mengangguk, tidak terlihat marah ataupun sakit hati. Mungkin dia sudah biasa mendengar penolakan taehyun. Lagipula beomgyu bukan tipe orang yang mudah menyerah sebelum janur kuning melengkung.

“Kalau gitu langsung jadi istri saya aja ya Kak, lebih barokah.”

.

.

.

Soobin bersyukur, pada masa kehamilan pertama yeonjun semuanya berjalan dengan lancar. Walau tak jarang harus bertengkar karena emosi sesaat si manis tapi soobin mencoba mengerti.

Bersikap lebih dewasa dan mengakhiri pertengkaran mereka secara baik-baik sesuai dengan nasehat sang Ayah dan juga Ibunda tercinta.

Mereka bilang; Kamu harus ngertiin kondisi yeonjun. Dia lagi mengandung, itu gak semudah yang kamu bayangin. Mama tahu gimana rasanya, selama berbulan-bulan yeonjun harus nanggung rasa sakit sama pegal. Belum lagi kalau dia cemas atau panik sebelum lahiran. Pasti sewaktu-waktu yeonjun juga bakalan susah tidur dan ngalamin kontraksi. Bertarung nyawa demi ngelahirin anak kalian.”

Soobin memahami semua itu, dia juga sempat membaca artikel tentang masa kehamilan. Jujur, soobin pikir akan lebih baik jika suami kecilnya tidak usah mengandung saja kalau tahu prosesnya akan terasa lebih menyiksa. Tapi yeonjun juga sempat bilang dan menepis pikiran buruk soobin.

Happy MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang