48

1.2K 77 9
                                    

Menjadi orang tua tidaklah semudah yang yeonjun bayangkan. Setiap malam dia harus terbangun, menenangkan kedua anaknya secara bersamaan dengan letih yang merundung tanpa perasaan. Terkadang soobin juga akan ikut membantu. Siap siaga, takut-takut kalau yeonjun lebih membutuhkan tenaga dia untuk menghilangkan tangis anak mereka.

Pernah sekali yeonjun mengalami baby blues dalam jangka waktu yang cukup lama, tapi soobin tidak menyalahkan dan hanya menghibur disertai senyum penuh pengertian. Pria jangkung itu menggantikan tugas yeonjun untuk sementara waktu.

Mulai dari menidurkan, mengganti popok, hingga mengajak bercanda. Meski lelah selepas bekerja, tapi soobin pikir yeonjun lebih berhak untuk istirahat mengingat bagaimana lelaki manis ini pernah berjuang melahirkan sang anak dengan cara bertaruh nyawa.

Pada bulan pertama sampai ketiga
sejak anak mereka lahir, banyak hal
yang sudah yeonjun dan soobin lalui.

Sooyeon lebih mudah tertawa dan diajak bercanda sedangkan Soojun sedikit sulit karena dia lebih rewel dan manja.

Hyunjin datang mengunjungi saat
siang terik menyambut. Pria itu
datang bersama felix, lelaki manis yang sudah lama dia kejar. Awalnya yeonjun terkejut, mempertanyakan usaha seperti apa saja yang sudah sahabatnya lalui demi mendapatkan hati felix.

Yeonjun pikir, adiknya harus berguru pada hyunjin jika ingin menikahi dan mendapatkan hati taehyun si manusia dingin.

“Suami lo mana nyet?” Hyunjin menerobos masuk sebelum yeonjun mempersilahkan. Felix mendengus jenuh dan mengumpati sikap memalukan kekasihnya dalam hati.

“Sorry, kayaknya otak dia ketinggalan di rumah.” ujar felix ringan dengan mata memincing tajam pada cengiran polos hyunjin.

Yeonjun menggeleng maklum, mempersilahkan yang lebih muda masuk dengan penuh sopan santun. “Gapapa Lix, udah biasa kok sama sikap hyunjin yang kayak gitu.”

“Mana anak lo, gue pengen liat dong.” Berjalan kesana-kemari mengitari rumah si manis, belakang kerah kemeja hyunjin ditarik secara paksa oleh felix agar tetap duduk diam diatas sofa. Yeonjun meringis dalam hati, benar-benar tidak menyangka kalau pria berkulit putih pucat itu sangat sadis dan kejam.

“Sooyeon sama Soojun lagi ada di kamar, kalian mau liat?”

“Yaiyalah bego, emangnya lo pikir gue dateng kesini cuman buat minta sembako apa?”

Kampret.

Kalau saja tidak ada felix di ujung sofa sana, pasti sudah yeonjun sleding kepala hyunjin hingga mampus.

.

.

.

Mata sipit hyunjin dan felix tampak berbinar memandangi kaki serta tangan mungil Soojun yang sedikit terangkat membentuk gestur lucu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mata sipit hyunjin dan felix tampak berbinar memandangi kaki serta tangan mungil Soojun yang sedikit terangkat membentuk gestur lucu. Sooyeon masih tidur, mengarungi mimpi indahnya disertai dengkur halus khas anak bayi.

Happy MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang