BERANGKAT

46 36 2
                                    


"Ya tuhan perih banget"ucap bulan sembari berkaca-kaca

Dan dapat bulan lihat bahwa lukanya masih basah dan mengeluarkan darah

"Mau minta bantuan Bu Siti aja deh"ucap bulan lalu keluar dari ruang ganti dengan memakai handuk yang tidak terlalu menempel dengan badan dan mulai menelepon Bu Siti

"Halo bu"

"Iya non ada apa?"

"Bu bisa ke kamar bulan ga?"

"Kenapa non?"

"Lukanya bulan keluar darah"

"Ya ampun,yaudah non ibu kesana sekarang"

"Iya Bu makasih"

"Sama-sama"

Tuttttt

Tok

Tok

Tok

Tak lama ada yang mengetok pintu yang membuat bulan berfikir 'itu Bu Siti bukan ya?bulan takut itu kak Rissa atau bang kevin'

"Non ini saya Bu Siti"

"Huft, IYAA BUU BENTAR"

Ceklek

Terlihat Bu Siti yang sedang berdiri sembari membawa kotak P3K

"Masuk Bu"ucap bulan lalu menutup pintu nya

Saat Bu Siti membuka handuk bulan terlihat luka-luka yang sudah mengering kembali mengeluarkan darah

"Ya ampun non kenapa bisa gini ini teh?"tanya Bu Siti dengan logat sundanya dan mulai mengobati luka bulan

"Shhh Gatau Bu tadi bulan mandi aja ko"ucap bulan di selingi dengan ringisan kecil kala obat merah menyentuh kulit nya

"Non bulan bakalan tetep ikut ?"tanya Bu Siti memang Bu Siti beserta kedua kakak nya sudah mengetahui bahwa bulan akan pergi berlibur bersama teman-teman sekelasnya

"Shh Iya Bu,bulan ga mau nyia-nyia in kesempatan ini,ibu tau sendiri kan bulan bener-bener ga bisa keluar rumah, berhubung papah juga ngizinin dan mamah ga bisa larang,bulan juga pengen Deket sama temen-temennya bulan "jelas bulan

"Ya udah atuh kalo gitu mah,tapi nanti siapa yang bakal ngobatin non bulan kalo lukanya kebuka lagi?"tanya Bu Siti

"Em paling nanti bulan bilang sama kak Khansa aja Bu"ucap bulan yang membuat Bu Siti mengangguk

"Sudah non,ini saya kasih perban gapapa ya?biar ga terlalu perih kalo kena sesuatu"ucap Bu Siti

"Iya makasih Bu"ucap bulan yang dibalas acungan jempol oleh Bu Siti

"Yasudah saya ke dapur dulu ya non,takut ada yang curiga"ucap Bu Siti

"Iya, makasih Bu"ucap bulan

"Sami-sami atuh non,mari"pamit Bu Siti setelah itu keluar dari kamar bulan dan menutup kembali pintunya

Bulan berjalan ke arah kaca full body dan melihat badannya yang terlilit perban kecuali tangan yaa

Menghela nafas sebentar,lalu memakai pakaian nya

Setelah selesai memakai pakaian bulan pun turun ke bawah dan membawa koper yang berisikan baju-baju bulan untuk beberapa hari

Ting

(Suara lift terbuka)

Bulan berjalan menuju ruang tamu dan melihat Rissa Kevin dan bintang sedang berbincang sedikit serius?

"Kak"panggil bulan membuat mereka bertiga melihat ke arah bulan

"Udh siap lan?"tanya Rissa

"Udah,oh ya kak bintang yang lain mana?"tanya bulan pada bintang

"Mereka ada di luar bulan"ucap bintang dengan nada lembut

"Loh kenapa ga di suruh masuk?"tanya bulan heran

"Berisik mereka kalo di suruh masuk,jadi aku suruh mereka tunggu di luar aja"jelas bintang

"Ihh kasian tau kak"ucap bulan

"Gapapa mereka mah udah biasa nunggu" ucap bintang 'nunggu doi yang gak peka-peka maksud nya kaya readers' upsi

"Yaudah yok"ajak bulan

Bintang pun bangkit lalu menggenggam tangan bulan

"Kak,bang aku pamit dulu ya"pamit bulan pada Rissa dan Kevin

"Iya sayang hati-hati"ucap kevin sembari mengelus rambut bulan

"Hati-hati lan"ucap rissa

"Pamit kak"pamit bulan pada Rissa Kevin?tidak usah kata bintang soalna gak penting laknat emang ga di restuin tau rasa Lo

Kevin yang melihat bintang hanya pamit pada Rissa mengendus pelan dan memasang wajah datar nya padahal dalam hatinya mah 'awas Lo gak gue restuin, meskipun kak Rissa sama papah restuin gue bakalan jadi garda terdepan yang menentang hubungan Lo sama adek kesayangan gue'

Kevin pun mendekat menuju bintang dan membisikan sesuatu yang membuat bintang tersenyum miring mengejek Kevin

"Ayok kak"ucap bulan sambil menarik-narik tangan bintang tapi bintang tidak berpindah tempat kurang keras cil narik nya

"Iya-iya ayok"ucap bintang

"Tiati lan,bintang jagain adek gue ya"ucap Rissa yang dibalas acungan jempol oleh bintang

Saat ini mereka berdua sedang berada di depan pagar

'lah ternyata di depan gerbang nungguin nya,bulan kira di teras atau dimana gitu,kasian pada panas-panas an' batin bulan kasihan melihat mereka yang sedang meratapi nasibnya

"Lama Lo cil,panas ini"ucap Megan sembari mengipasi wajahnya dengan tangan

"Yeee padahal Lo baru Dateng anjir"ucap Nata

"Heheh"

"Maaf yaa gara-gara bulan lama kalian jadi kepanasan gini "ucap bulan merasa tak enak

Sontak saja perkataan bulan membuat Megan di tatap tajam oleh beberapa pasang mata yang membuat Megan panik

"Eh eh gapapa ko cil gapapa sumpah demi Alek kaga ngapa-ngapa"ucap Megan

"Apasih anjir"ucap ilham ngakak dengan tangan yang memukul punggung langit

"Babi Lo"maki langit kala merasa punggung nya sakit hey pukulan Ilham ini ga pelan,wong dia lakik

"Udah-udah ayo ah berangkat bisa-bisa kulit incess beneran gosong"ucap key

"Yaudah gass"

Bulan-bintang (mobil)
Khansa-megan-nata (mobil)
Alan (motor)
Langit (motor)
Ilham (motor)
Samuel (motor)
Angga (motor)
Radit (motor)
Key-vanya (mobil)


Kisah Sang Bulan [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang