12. Warmup

16 2 0
                                    

Jam menunjukkan pukul 6:22 seperti biasa Geva sudah berada di kelas paling pagi dan sudah duduk dengan manis di bangkunya.

"Morning jamaludin" ucap Elan dengan wajah yang tampak bahagia.

"Buset bahagia banget kayak dugong" ucap Kio heran.

"Ya dong hidup Elan itu selalu bahagia" jawab Elan dengan bangga nya.

"Pret bahagia tiap hari aja lo ngeluh" elak Kio.

"Masih pagi gak usah drama deh kalian"

Geva yang saat itu juga terlihat muak dengan drama dua temannya yang setiap hari selalu begitu.

Saat itu terlihat suasana di setiap luar kelas yang berisik dikarenakan guru sedang rapat sehingga tidak masuk ke kelas.

"Indah banget hidup kalo tiap hari ini gini" ucap Elan dengan tersenyum bahagia karna jamkos.

"Kalo gini sih tahan gue hidup tiap hari" sambung Kio.

"Kalo gue sih gak tahan soalnya ada kadal berbentuk manusia tiap hari" Ucap Geva sedikit menyinggung teman nya.

"Alah kampret bilang aja lo gak bisa hidup tanpa kita berdua" sambung Elan dengan menaikkan alisnya sebelah pada Geva.

"Nah itu baru bener" Kio menyetujui ucapan Elan.

"Najis"

Geva yang mendengar perkataan dua temannya itu membuat dirinya merasa mual.

"Makan yuk cacing cacing perut gue udah kelaparan nih" ajak Elan
Geva dan Kio pun menyetujuinya dikarenakan juga sebentar lagi akan istirahat dan mereka pun memakan bekalan nya masing masing.

"Buset nikmat banget pasti cacing cacing gue bahagia" ucap Elan dengan lahap memakan bekalan nya.

"Gev yang masakin lo bekel siapa?" Tanya Kio sambil melahap makanannya.

"Bikin sendiri" jawab Geva.

"Eh buset gak capek apa"

"Capek lagi kalo gak makan" jawab Geva dengan benarnya.

"Orang tua lo kemana dah?" tanya Kio lagi.

"Sibuk, jarang pulang"

"Jarang pulang abang jarang pulang
Tiap malam suka kelayapan"

Sontak Elan bernyanyi mendengar perkataan jarang pulang yang geva ucapkan membuat dirinya langsung teringat dengan lagu jarang pulang yang selalu tetangga nya buka setiap pagi.

"Si bangke malah nyanyi kerasukan tuyul apa lo" Ucap Kio yang mendengar nyanyian Elan.

"Asik juga ya lagu tante girang" ucap Elan

"Asik lagi lo gue jual ke tante tante girang" ucap Geva sambil melihat ke arah Kio.

"Setuju banget sih gue"

"Kampret lo" ucap Elan kesal.

Obrolan seperti itu pun terus berlanjut mereka bertiga pun terlihat dengan asik memakan bekalan nya dengan berbincang bincang kecil sambil bercanda dan tertawa.

Namun tiba tiba Gea masuk ke kelas Geva lagi dan menghampiri Geva
Terlihat saat itu suasana kelas yang ribut melihat kedatangan Gea yang kedua kalinya.

"Hai gimana kemarin mainnya seru gak" sapa Gea pada Geva.

"Iya seru sampe mau bikin napas orang hilang" ucap Elan dengan berani.

"Woi anjir lo gila ya" bisik Kio pada Elan.

"Lo gak ada urusan kan sama gue jadi mending lo diem atau lo mau join?" Gea menatap Elan dengan tajam.

Seketika Elan pun terdiam setelah mendengar perkataan Gea.

"Lo sih sok berani banget" ucap Kio pelan.

"Eh lagi makan bekel ya" pura pura Gea bertanya pada Geva yang sudah dirinya lihat sedang memakan bekalan nya.

"Bagi dong kayaknya enak tuh"

Sontak Gea pun langsung mengambil bekalan Geva yang berada di meja.

Namun tiba tiba Gea dengan sengaja menjatuhkan bekalan Geva yang ia pegang.

"Eh jatoh, sorry ya gak sengaja" dengan polos dan santainya Gea bilang itu tidak sengaja.

Terlihat semua isi bekalan Geva habis terhambur ke lantai.

Geva yang melihat itu seketika terdiam sambil menatap bekalan nya yang habis terhambur.

Kio dan Elan yang melihat itu merasa sangat emosi ingin sekali mereka menjambak wajah Gea saat itu juga.

Namun mereka hanya bisa diam dan melihat tanpa membantu, karna Gea sebelumnya sudah memperingati Elan untuk diam dan tidak ikut campur.

"Yah maaf ya jadi jatoh gitu makanan nya, tangan gue nih nakal banget" ucap
Gea dengan nada lemas yang di buat buatnya seolah olah itu tidak sengaja.

Anak anak kelas yang melihat aksi Gea pun hanya bisa menyaksikan nya saja.

"Sengaja bilang aja" ucap Geva dengan dingin sambil ingin mengambil tempat bekalan nya yang berada di lantai.

Namun saat Geva ingin mengambil tempat bekalan nya tiba tiba Gea menendang tangan Geva dengan kuat sehingga Geva terjungkir ke bawah.

"Ups jatoh ya" ucap Gea dengan tersenyum puas.

Lalu Gea jongkok pada Geva dan melihat Geva.

"Baru pemanasan" bisik Gea pada Geva.

Lalu Gea berdiri namun lagi dan lagi Gea menendang Geva dan menendang tempat bekal Geva yang masih berada di bawah.

"Eh sorry ya ke tendang" ucap Gea sok polos.

Setelah itu Gea pun langsung meninggalkan kelas Geva dengan wajah tersenyum puas dan melewati kerumunan anak anak kelas yang melihat aksinya.

"Sial tuh nenek lampir mau apa sih dia" sontak Elan berdiri dan memukul meja dengan emosinya.

Kio yang melihat Geva masih terduduk di lantai pun membantu nya untuk berdiri.

"Lo gapapa kan Gev?" tanya kio sambil membantu Geva berdiri.

"Aman" jawab Geva.

"Gila banget tuh cewek pengen gue cincang otak dugong nya" ucap Elan masih kesal.

"Alah kampret sok banget lo kayak berani aja" elak Kio.

"Udah lah gak di ragu kan lagi halal banget buat di santet tuh nenek lampir" Ucap Elan masih emosi.

"Santet aja sono kalo berani yang ada lo baru mau nyatet udah kejang kejang duluan" ucap Kio.

"Mending kalian aja sini yang gue santet" kesal Geva.

Lagi dan lagi dua kadal itu selalu saja banyak bacot tapi satu kata pun tidak pernah ada yang nyata, tapi nyata di telinga yang hampir membuat telinga Geva ingin lepas.

Lalu Geva pun membersihkan bekas bekalan nya di lantai yang terjatuh oleh Gea dan isi nya habis terhambur ke bawah.


Senja Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang