08. Entering the problem

24 4 0
                                    

Bunyi alarm mengganggu telinga Geva.

"Ah sial baru juga gue tutup mata udah pagi aja" kesal Geva dengan matanya yang masih tertutup.

Geva membuka mata nya namun pertama kali yang terlintas dipikirkan Geva adalah gadis itu.

Dia memikirkan apa yang akan gadis itu lakukan hari ini pada dirinya apakah dirinya akan dipermalukan atau lebih dari itu bahkan disiksa.

Sudahlah memikirkan hal itu membuat Geva menjadi tidak mood.

Geva bergegas bangun dan membereskan tempat tidurnya.

Keluar kamar Geva pun menuju dapur untuk membuat sarapan dan bekal untuk dirinya karna dirinya selalu sendiri di rumah jadi apa apa Geva harus melakukan nya sendiri.

Namun itu rutinitas yang sangat ia sukai jika sudah memasak.

Selesai semuanya Geva pun mandi untuk berangkat ke sekolah.

Setelah siap siap Geva mengambil bekalan nya di atas meja dan menuju keluar rumah.

Seperti biasa Geva mengambil sepedanya di garasi lalu menuntun nya keluar, namun lagi lagi dirinya kepikiran dan khawatir apa yang akan gadis itu lakukan nanti.

Tapi sialnya Geva harus berangkat sekolah seperti biasa.

Sesampainya disekolah Geva langsung memarkirkan sepedanya dan berjalan untuk menuju kelasnya.

Ya seperti biasa selalu saja dirinya yang paling pagi datang ke sekolah.

"Woi gev bagi tugas dong plis ntr gue kena hukum njir" mohon Elan pada Geva.

"Kan lo bukan gue yaudah"

"Tega banget kamu mas hati mungiel ku masih mau hidup jangan di sakiti"

"Masih pagi gak usah drama india deh"

Dengan malasnya Geva Sambil memberikan buku tugasnya kepada kadal india itu.

"Kiw baik banget om burhan"

Geva hanya memutarkan bola matanya malas pada teman nya itu karna sudah terbiasa dengan tingkah kadal india nya.

"Woi woi markonah minta tugas"

Terlihat kio yang baru datang dengan napas nya yang masih tersegel sengal dengan dirinya yang seperti terlihat dikejar oleh induk ayam.

"Wedeh si lier bau tai kucing udah nyampe" ucap Elan yang masih pokus mengerjakan tugasnya.

"Apa sih pantat ayam lo, bagi dong gak usah pelit nanti jadi suami jubaidah baru tau lo"

"Lo jadi suami markonah" Elan tertawa.

Geva yang melihat dua temannya itu hanya diam dan malas sekali pagi pagi sudah seperti cacing kepanasan.

Bel istirahat pun berbunyi.

"Akhirnya perguso lepas juga dari siksa mapel mtk" ujar Elan yang sedari tadi tertekan karna pelajaran mtk membuat otaknya ingin pecah.

Dan seperti biasa Geva memakan bekalan nya yang tadi pagi dirinya buat bersama dua temannya itu.

Namun tiba tiba suasana kelas terlihat sangat ribut, terlihat ada seseorang yang masuk ke kelasnya dan dengan tidak disangka gadis itu menghampiri Geva.

"Eh bocah lo inget kan lo ada masalah sama gue, so sekarang gue mau jemput lo"

Terlihat Gea yang berada di hadapan Geva dengan Geva yang masih memakan bekalan nya.

Teman Geva yang melihat gadis di depannya itu sangat kaget bagaimana bisa seorang Geva tiba tiba bermasalah dengan seorang gadis seperti Gea.

"Eh Gev lo ngapain"

Terlihat Elan kebingungan dan kaget dengan kedatangan Gea yang tiba tiba menghampiri Geva.

"Woi Gev lo serius njir ada masalah sama dia?" Kio bertanya dengan paniknya.

Namun Geva hanya menatap dua temannya itu yang artinya benar bahwa dirinya bermasalah dengan Gea.

"Uda siap kan lo" tanya Gea.

"Gue kan udah minta maaf" dengan takutnya Geva malah membuka suara.

"Maaf gak cukup buat gue, dan gue harus nyiksa lo dulu baru itu cukup dan puas buat gue"

Elan dan Kio yang melihat itu ingin sekali mencegahnya namun mereka tau jika sedikit saja ikut campur dirinya akan ikut bermasalah dengan gadis itu.

"Lo ikut gue sekarang"

Belum sempat Geva menjawab tangan nya sudah ditarik oleh Gea.

Anak anak kelas yang melihat itu sangat kalut.

"Buset geva ada masalah apa tuh"

"Serem banget njir jadi Geva"

"Gila Geva bisa biasanya cari masalah sama tuh orang"

"Udah gila kali Geva ya"

Begitu lah kira kira ucapan beberapa anak kelasnya yang melihat Geva didatangi oleh Gea.

Gea pun membawa Geva keluar kelas bersama dirinya.

Geva yang saat itu panik tidak tau harus melakukan apa karna dirinya sudah benar benar dalam masalah.

Dua temannya itu masih melihat dirinya yang dibawa oleh Gea entah kemana.

"Woi gimana dong Geva kena bawa tuh" ucap Kio.

"Lo mau kena masalah njir sama si Gea?, bisa bisa kita kena siksa yo"

"Tapi Geva gimana njir, lo sendiri tau kan Geva itu gimana bisa bisanya tuh anak kena masalah sama tuh cewek"

"Gila kali tuh Geva njir bikin masalah apa sih dia"

Terlihat Elan yang sudah tidak habis pikir bagaimana bisa si Geva bermasalah dengan gadis itu.

Senja Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang