CHAPTER 32

563 44 15
                                    

Maaf jika ada typo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maaf jika ada typo.

•••••••

2 jam menunggu Algatra yang sejak tadi pergi. Suasana markas zervenos terlihat hening. Mereka semua tampak terdiam karena menunggu Algatra kembali ke markas. Gerhana melirik jam tangannya,jam kini pukul 12.

Gerhana bangkit dari duduknya dengan keadaan tak sabar. Mereka Semua menoleh padanya.

"Gue kayanya harus nyusul Algatra!"kata Gerhana lalu melangkah pergi.

Namun, tiba-tiba handphone Naura berdering. Naura melihat seseorang meneleponnya.

"Algatra?"ucap naura menatap handphonenya.

Gerhana pun menghentikan langkahnya dan menoleh pada Naura ketika mendengar Algatra menelepon Naura.

Ra. Ibu Ra. Ibu aku masuk rumah sakit.

Betapa terkejutnya mereka semua, mendengar itu. Mendapatkan informasi dari Algatra. Mereka semua lantas bergegas ke rumah sakit.

Saat kejadian Algatra memutuskan tunangannya dengan Desya. Ibunya Algatra sangat marah pada Algatra, sampai ibunya Algatra pingsan. Dan harus dibawa ke rumah sakit.

Naura datang ke rumah sakit bersama dengan yang lain. Naura melihat Algatra yang tampak rapuh,duduk di kursi rumah sakit. Naura berjalan mendekati Algatra.

Algatra yang tampak khawatir dengan keadaan ibunya, Algatra menoleh pada Naura yang berdiri di sampingnya. Dengan tatapan sedih Naura memeluk Algatra yang duduk di kursi,sedangkan Naura masih dengan posisi berdiri di samping Algatra.

Disana juga ada kakaknya Algatra dan kakeknya Algatra. Mereka juga sama seperti Algatra,merasa khawatir.

Dokter pun keluar dari ruangan.
Algatra menghampiri dokter tersebut.

"Gimana keadaan ibu saya,dok?"tanya Algatra sangat khawatir.

"Keadaan pasien sudah lebih baik. Tapi, Kami harap tidak ada yang membuat pasien cemas, karena itu bisa memburuk kepadanya,"kata dokter.

"Tapi di sayangkan,kami harus mengatakan ini. Bahwa hidup pasien tidak akan lama lagi,"ucap dokter.

Jantung Algatra serasa berhenti sejenak. Air matanya jatuh dengan tatapan kosong. Naura yang melihatnya lantas menghampiri Algatra dan memegang pergelangan tangan Algatra.

"Saya mau ketemu sama ibu saya,"ujar Algatra.

"Boleh,tapi hanya satu orang saja,"kata dokter.

ALGATRANAURA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang