Keesokan harinya seperti biasa Andre berangkat ke kantor Boustion Group ia tidak langsung masuk melainkan termenung merenungkan sesuatu.
Agrhhh...!!!
Tuk tuk tuk
"Bos kamu baik baik saja kan didalam sana." khawatir seseorang siapa lagi kalau bukan asisten pribadi.
Kedua mata terpejam bersandar dahi ke stir mobil tak mendengar ataupun melihat kehadiran seseorang mengetuk ngetuk kaca mobilnya berkali kali.
Sedangkan diluar sana kegaduhan timbul akibat ada salah satu kendaraan beroda empat terparkir menghalangi jalan masuk parkiran Basement sehingga menyebabkan jajaran mobil karyawan akan berangkat kerja jadi terhalang oleh baja besi milik sang bos menyilang, suara klakson saling bersahutan sehingga menyebabkan sedikit kericuhan disana. Bagian depan terlihat biasa, tetapi tidak untuk jajaran kendaraan entah berapa jumlahnya seperti kemacetan jalan raya.
Morgan agak terlambat datang karna ia baru saja mengurus perihal masalah diluar kantor yang bosnya bebankan padanya.
Drettt Drettt Drettt
~>> Hallo ada apa lo pagi pagi udah nelfon, kau kan bisa langsung ke ruanganku, ganggu!
Morgan mengusap dada nya pelan seraya memijat pelipis, harap bersabar namanya juga berhadapan dengan sahabatnya kadang kadang suka bikin jengkel tak mengenal waktu.
~>> Sorry, alangkah baiknya sekarang bos buka matamu lihat sekeliling
~>> Siapa kamu beraninya memerintahku?
sentak Andre lagi lagi asistennya mendapat semburan pedas dari mulutnya.
"Aku asistenmu Tuan." ucap Morgan dari luar mengetuk kaca bagian depan mobil merah itu cukup keras.
Pemilik kendaraan akhirnya tersadar atas keterkejutan orang diluar yang menatap nya kesal.
Andre membuka jendela seraya melihat sisi kanan mobil mengedarkan pandangan ke arah samping, tidak hanya satu kendaraan tetapi puluhan, bagaimana bisa? bawahannya pun tidak berani protes ataupun komplain perihal hal itu, takut jika nanti kehilangan pekerjaan dengan gaji besar, belum tentu perusahaan lain mau menggaji diatas rata rata pada umumnya.
"Mau apa kau?" ketus Andre saat Morgan memegang handle pintu mobilnya.
"Tiduran." jawab Morgan asal duduk di jok samping sang bos.
Menyerngitkan dahi dengan tatapan horor bak hantu menakutkan. "Keluar!"
"Nyalakan mesinnya! Kau tidak kasian sama karyawanmu." ucap Morgan dengan nada perintah. Ia mengalihkan pandangan kearah luar memutus kontak mata yang semakin lama makin membuat bulu kuduknya berdiri.
Dari awal pertemanan pun Andre sulit diajak komunikasi, bicara secukupnya, datar serta ketus acak kali kata keluar dari lisannya. Semua itu ada penyebabnya ia korban keluarga Broken home ibunya meninggal seusianya masih anak anak, ayahnya sendiri mana pernah perhatian, hanya mengurus ibu tiri dan adik anak hasil perselingkuhan.
"No." tolak Morgan kekeh berada didalam mobil bosnya. Tidak perduli menimbulkan kemarahan nanti, itu urusan belakangan, toh tak akan mengancam pekerjaan nya.
"Asisten laknat." umpat Andre menginjak gas nya melesat berputar tanpa aba aba.
Dugg
"Aduh...!! pelan pelan napa, kau mau buat aku serangan jantung." pekik Morgan memegangi dahinya yang sakit akibat ulah bosnya.
Sedangkan Andre meliriknya acuh tak acuh, memang dari awal asistennya bekerja begitu cerewet melebihi emak emak, tetapi ia enjoy tidak mempermasalahkan, anggap saja Morgan itu ibu pengganti, dia selalu nurut setiap kali nasehat keluar dari mulutnya.
"Hadeuh... ini orang maunya apa coba, bikin emosi mulu." celoteh Morgan mengikuti langkah sang bos memasuki lift khusus menuju ke sebuah ruangan.
Seperti biasa Andre duduk bersila di kursi kebesarannya memejamkan kedua matanya yang terasa lelah, semalaman bergadang menyelesaikan pekerjaan beberapa hari sebelumnya yang sempat tertunda karena kesibukan. Bersama Diana.
BERSAMBUNG
KAMU SEDANG MEMBACA
IPAR KEMATIAN (END)
RandomPernikahan adalah sebuah momen terindah yang di idamkan semua pasangan, tapi tidak untuk Diana. Di malam pertamanya kakak iparnya sendiri dengan sengaja menjebak dalam hubungan terlarang, merebut hak yang seharusnya di berikan bersama sang suami ia...