03. A Treasure that I've lookin' for

23 6 0
                                    

Selamat membaca

________________



INGATAN membawa manusia pada sesuatu yang bernama keabadian. Tubuh dan keberadaan seseorang akan hilang pada waktunya, tapi ingatan akan membuat mereka abadi.

30 Desember 2008, di sebuah pantai tak diketahui.

Seorang gadis kecil berjalan dengan raut wajah kesal. Gadis itu berjalan di setapak mengenakan gaun berwarna putih selutut dengan syal merah yang melingkari lehernya. Tangan kanannya memeluk erat boneka beruang yang ia namai Tata.

Angin yang berhembus menerbangkan helaian rambut gadis itu, sontak gadis mungil itu mengeluarkan bersin. Dilihat dari hidung yang memerah dan sedikit berair sepertinya ia sedang terkena flu.

Gadis itu berhenti kemudian mengusap hidungnya yang gatal. Ia kemudian memutar tubuhnya menghadap ke arah penginapan tempat semula ia berada. Wajah gadis itu kembali kesal, kakinya pun langsung bergerak kembali menjauhi tempat itu.

Hiks

Hiks

"Apa itu?" Suara tangisan menghentikan kakinya. Sontak saja ia mengedarkan pandangannya mencoba menemukan sosok yang tengah menangis. Suara tangisan itu semakin kencang ketika ia mendekati sebuah Gazebo di dekat pantai.

Suasana pantai tidak terlalu sunyi, gadis itu bisa melihat orang berlalu lalang di beberapa meter ke depan. Tapi di tempatnya berdiri tak ada siapa-siapa selain dirinya dan suara tangisan itu.

Melihat kondisi yang ada, gadis itu menghilangkan rasa takutnya. Toh, ia bisa langsung berteriak jika ada sesuatu yang bahaya, dan orang-orang banyak di sana akan mendengar dan menolongnya.

"Kenapa kamu menangis?" Gadis kecil itu mendapati seorang anak laki-laki yang tengah terduduk di atas pasir sembari menenggelamkan wajah di lututnya.

Anak laki-laki itu hanya menatapnya. Tak mendapat balasan, gadis mungil itu bergerak mendekatinya. Mata gadis itu terpaku pada sebuah sekop plastik kecil dan sebuah ember berwarna hijau. Senyum gadis itu mengembang.

Menatap tepat pada manik lelaki di depannya, gadis mungil itu berhenti.

"Aku Clara, siapa nama mu?" Gadis itu berjongkok memeluk boneka beruangnya erat.

Kembali tak mendapat respon, Clara tak ingin menyerah. Gadis itu akan berusaha mendekati cowok di depannya ini agar bisa menggunakan sekop dan ember yang tergeletak di pasir itu. Clara ingin bermain, dan untuk mewujudkannya ia harus berteman dengan cowok di depannya.

"Kamu itu sudah besar tapi cengeng sekali. Lihat aku? Aku tidak cengeng seperti mu" Suara cempreng Clara sukses membuat cowok itu mengusap wajahnya dan menatapnya tak suka.

"Kau tidak tau apa-apa. Pergi saja, dasar cerewet" Senyum Clara langsung hilang. Apa ia benar-benar diusir? Kalau begitu pupus sudah harapannya untuk bermain pasir.

'aku harus mendapatkannya'

Mata Clara kembali tertuju pada sekop dan ember di dekat cowok yang namanya bahkan belum ia ketahui.

"Hei, aku hanya ingin berteman dengan mu. Jangan marah-marah ya" Clara menunjukkan senyum manisnya agar cowok dihadapannya bisa luluh.

Clara mendekati cowok itu dan mengulurkan tangannya menyentuh sekop. Ia tak lagi bisa menahan keinginannya untuk bermain pasir.

"Itu milikku" gumam cowok di depannya yang tentu di dengar oleh Clara.

Dengan tak tahu malu, Clara terus menggali tanah dengan sekop kecil yang terbuat dari plastik itu.

Pov Of Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang