"Mas?"
"Hm?"
"Kamu tidak akan menemui Santa?"
Agra mengusap telinga Tara. Sontak saja telinga Tara memerah. Agra tersenyum kecil. "Aku ingin bersamamu."
Tara bingung dengan sikap Agra akhir-akhir ini. Pria itu sudah tidak lagi memperlakukannya dengan kasar. Tidak ada lagi nada tinggi, yang ada justru kata-kata lembut penuh kasih. Apa yang terjadi pada Agra?
Apa ini buah dari kesabarannya?
"Jangan memikirkan hal aneh. Aku benar-benar ingin bersamamu tanpa niat yang lain. Bisakah aku?"
Tara menatap wajah Agra yang hanya berjarak lima cm dari wajahnya. Agra menatapnya dengan tatapan cinta. Benarkah ini nyata? Apa akhirnya Agra mencintainya?
"Aku mencintamu, Tara. Sangat mencintaimu."
Jantung Tara berdegup dengan cepat. Mimpi! Ini pasti mimpi. Agra tertawa pelan, dia menunduk dan mengecup bibir Tara.
"Ingin melakukannya agar kamu yakin ini bukan mimpi?"
Dengan wajah merona merah, Tara mengangguk.
•
Plak!
"Kamu mencintainya! Pembohong!"
"Santa—"
"Agra, kamu berjanji padaku bahwa kamu tidak akan pernah mencintainya. Tapi apa ini? Kamu menghabiskan malam bersamanya dengan sangat mesra."
Santa berjalan dalam diam, dia ingin memberikan kejutan pada Agra. Dia sudah sangat merindukan kekasihnya itu. Sedikit merengut ketika mengingat akhir-akhir ini Agra tidak lagi menemuinya! Tapi tidak masalah, jika Agra tidak menemuinya, dia bisa menemui Agra. Wajahnya kembali sumringah.
Tapi ....
"Aku mencintaimu, Tara. Sangat mencintaimu."
"Ingin melakukannya agar kamu yakin ini bukan mimpi?"
Santa mendengarnya. Dia mendengar keduanya melakukan 'cinta' dengan sangat harmonis. Tubuhnya merosot ke lantai. Dia bersandar pada pintu kamar. Air matanya turun tanpa di komando. Bibirnya dia gigit dengan kuat untuk meredam suara tangisnya.
Agra tidak menyangka kalau Santa berada di luar kamarnya selama dia bercinta dengan Tara. Hatinya terluka. Dia bingung. Dia sudah mencintai Tara, tapi melihat Santa menangis hatinya juga menangis.
"Santa dengarkan aku—"
"Apa lagi yang kamu ingin aku dengar? Apa semalam ini belum cukup?!"
Agra menarik tubuh Santa ke dalam pelukannya ketika Santa terbatuk. "Jangan menangis. Jangan menangis, Santa. Aku melakukannya agar kita bisa memiliki anak ke dua. Benar, aku melakukannya hanya agar kita memiliki dua anak."
Bajingan! Agra mengutuk dirinya sendiri.
•
"Mas?"
Tara mengerjab, menghalau cahaya yang mengenai wajahnya. Sudah pagi pukul sembilan. Dia tersenyum kecil. Agra tidak ada karena memang biasanya Agra berangkat ke lokasi syuting pukul tujuh pagi. Jadi Tara tidak akan memikirkan Agra yang tidak ada di sampingnya.
Senyumnya semakin lebar. Malam tadi dia benar-benar bercinta bukan hanya sekadar seks semata seperti sebelum-sebelumnya. Pertama kali, Agra tidak mabuk. Pertama kali juga Agra mengatakan mencintainya.
Tara mengambil ponsel di atas meja di samping tempat tidurnya. Dia ingin menghubungi Ayahnya. Tidak sampai menunggu lama panggilan terhubung.
"Ayah!"
"Sayangnya Ayah, sepertinya sedang bahagia. Ada apa, Sayang?"
"Hm! Aku bahagia, Ayah! Mas Agra mengatakan dia mencintaiku! Aku saaaangattt bahagia! Bahagia! Bahagia! Bahagia!"
Di sebrang telepon, Darma sudah menampilkan raut wajah datar. Sebelum Tara menghubunginya, Matius sudah lebih dulu menghubunginya.
"Tara akan hamil untuk Santa. Aku tidak tahu metode apa yang digunakan Digaram tapi Santa mengatakan kepadaku bahwa Diagram berjanji untuk memberikannya anak ke dua. Kau harus memperingatkan anakmu, Darma. Aku turut prihatin."
"Bajingan!"
Darma mengeraskan rahangnya. Dia akan benar-benar membunuh Diagram! Lihat saja!
"Ayah!"
"Ya, Sayang?"
"Ayah tidak mendengarkan aku?"
"Ohh, Sayangnya Ayah, mana mungkin Ayah tidak mendengarkan. Ayah turut bahagia, Sayang."
"Ayah, aku malu! Tapi aku ingin berbagi dengan Ayah! Aku mencintai, Ayah!"
"Ya, Sayang. Ayah juga sangat mencintaimu."
"Karena Ayah sangat mencintaimu, tapi mulai saat ini cinta Ayah akan Ayah padamkan sedikit agar Ayah bisa melihatmu menangis setelah melepaskan Anak Anjing itu."
•
"Katanya cinta tak pernah salah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Give Me The Right Love [end]
RandomKatanya sosok sempurna Diagram pasti akan selalu bisa mendapatkan apa yang dia ingin. Jika memang demikian, mengapa dia kehilangan cintanya? Katanya sosok sempurna Bayantara selalu bahagia karena apa yang dia inginkan selalu datang menghampiri. Jik...