Enam bulan kemudian. Lima bulan yang lalu Tara dinyatakan hamil. Hatinya saat itu sangat gembira karena kehamilannya kali ini terjadi setelah Agra mengatakan cinta padanya.
"Mas, Ketika waktu melahirkan tiba, aku ingin kamu berada di sampingku ya?"
Agra mengecup pucuk kepala Tara. "Tentu."
"Terima kasih, Mas karena sudah mencintaiku! Aku sangat bahagia!"
"Aku juga bahagia. Aku mencintaimu."
Tara semakin mengeratkan pelukannya di tubuh Agra. Dia menghirup dalam-dalam aroma tubuh pria yang sangat dia cintai ini.
Terlebih lagi perlakuan Agra yang sangat manis! Selalu menemaninya, memeluknya, menciumnya. Bahkan Agra tidak lagi memaksanya untuk berlatih tersenyum! Tara dibuat melayang tinggi. Akhirnya! Akhirnya dia merasakan cinta Agra kepadanya!
•
"Sampai kapan kamu akan mesra dengannya?"
"Sampai Tara melahirkan."
"Oh? Entah kenapa aku tidak yakin!"
Agra memeluk tubuh Santa. Tangannya terulur mengusap pipi tembam Ramsa. "Aku melakukan ini untuk anak kita. Percaya padaku. Aku hanya melakukan ini untuk kita."
Santa merasa gelisah. Hatinya mengatakan untuk tidak percaya pada perkataan Agra. Apa yang dia takutkan benar-benar terjadi? Apa akhirnya Agra mencintai Tara dan melupakannya?
Tidak! Tidak bisa! Agra hanya miliknya.
"Agra ...."
"Hm?"
"Ayo menikah."
"Menikah?"
Santa menunduk sedih. Matanya memanas. "Kamu tidak ingin menikah denganku?"
Agra membeku. Tidak tahu harus berkata apa. Dulu, dia yang selalu mengajak Santa untuk menikah, tapi terhalang karena dia belum sukses. Sekarang dia sudah sukses dan Santa mengajaknya untuk menikah, tapi kenapa dia ragu dan tidak puas?
"Aku tahu itu. Aku tahu! Kamu benar-benar sudah mencintainya kan?!"
Tangisan Ramsa terdengar karena terkejut oleh Santa yang tiba-tiba berteriak. Agra langsung memanggil Pengasuh dan memintanya untuk membawa Ramsa menjauh dari mereka. Kemudian dia memeluk tubuh Santa yang memberontak.
Santa memukul-mukul punggung Agra. Dia benci! Dia tidak suka dengan pemikirannya! Kenapa Agra tidak menyangkal?! Kenapa Agra hanya diam?!
"Santa—"
"Kamu jahat, Agra! Kamu sudah berjanji padaku ... kamu! Kamu berengsek!"
"Aku mencintaimu, Santa."
"Bohong! Kamu mengatakan cinta tapi kamu tidak menyangkal ketika aku mengatakan kamu mencintai Tara!"
Santa menangis dengan kencang. Hatinya sangat sakit. Sakit sekali! "Aku—" Santa batuk dengan keras. Dadanya sakit ketika menaraik napas.
Agra panik, dengan segera menggendong tubuh Santa dan membawanya ke rumah sakit. Wajahnya dipenuhi oleh air mata. Dia tidak bisa melihat keadaan Santa yang seperti ini.
Sejak awal Agra membutuhkan sosok Santa. Dia bergantung pada Santa. Dia tidak bisa tanpa Santa. Jadi kenapa harus bingung?! Kenapa?! Dia mengatakan cinta pada Tara?! Tidak! Dia hanya mencintai Santa! Hanya Santa!
Agra mengecup bibir Santa. Berbisik, "Aku akan menikahimu. Kumohon maafkan aku."
•
Tara bersenandung kecil. Suaranya lembut dan indah. Didukung oleh suasana hatinya yang damai. Dia sangat bahagia.
Melirik ke arah jam dinding, sudah menunjukkan pukul tujuh malam. "Mas Agra akan pulang. Aku hampir lupa untuk menyiapkan makan malamnya. Aku akan memasak yang enak dan Mas Agra akan semakin mencintaiku!"
Tapi sebelum dia berjalan ke arah dapur, pintu utama dibuka dengan paksa dan menimbulkan suara yang sangat memekakkan telinga. Jantung Tara dibuat berdegup kencang.
Agra menghampirinya dengan langkah lebar. Mencoba menenangkan jantungnya yang masih berdebar, Tara menampilkan senyumnya. Menyambut kepulangan Agra.
"Selamat kembali ke rumah, Mas. Maaf aku lupa membuat makan malam. Aku akan segera memasak, tapi kalau kamu tidak sabar menunggu aku akan memesan—"
Pipi kanan Tara terasa panas. Agra menamparnya. Kenapa?! Kenapa Agra menamparnya? Apa karena dia lupa memasak?
"Mas, maafkan aku. Aku—"
"Cukup! Aku akan menceraikanmu!"
•
"Katanya cinta tak pernah salah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Give Me The Right Love [end]
AléatoireKatanya sosok sempurna Diagram pasti akan selalu bisa mendapatkan apa yang dia ingin. Jika memang demikian, mengapa dia kehilangan cintanya? Katanya sosok sempurna Bayantara selalu bahagia karena apa yang dia inginkan selalu datang menghampiri. Jik...