1. TENTANG BASKARA

43 5 0
                                    

SELAMAT MEMBACA, SEMOGA BETAH BERLAMA-LAMA🤍

TAPIII, VOTE DULU YAK 😁✌️

1. TENTANG BASKARA

Tak ada yang kebetulan di dunia ini, semua punya alasan. Seperti candu kita yang sama, contohnya.

***

Seperti murid SMA pada umumnya, dimana selepas pulang sekolah agenda wajib mereka ialah nongkrong bersama.

Sama seperti geng Dackson, yang sudah memenuhi palataran rumah Luna sebagai parkiran sekaligus markas dari sebagian murid SMA Gemilang.

Luna Marcella adalah murid kelas XII IPS 2 yang secara turun temurun rumahnya dijadikan markas oleh murid SMA Gemilang.

Namun tak semua murid ingin menitipkan  motornya di markas itu, hanya sebagian saja. Karena tempat itu dikenal dengan murid-murid incaran para guru saat di sekolah.

"Lo langsung cabut, Bran?" tanya seseorang bernama Pasya Saquel. Laki-laki yang dijuluki biang kerok Dickson. Paling berani diantara teman-temannya, sampai lima orang begal pun tak berdaya dibuatnya. Walaupun kini seluruh jari tangannya memiliki kelainan.

"Iya nih. Mao jemput kaka gue." balas Jibran sambil berusaha mengeluarkan motornya dari desakan motor-motor lain. Jibran Omair, sosoknya tak beda jauh dengan Pasya. Berani. Hanya saja, aksinya tidak segila Pasya.

"Kakak lo yang cewe?" tanya Gerald Harist. Manusia yang terkenal playboy di angakatannya.

"Kan kakaknya cuma satu, cewe. Lo amnesia? Apa mao lo gebet juga tuh kakaknya Jibran?" suara Kai terdengar bergabung di obrolan itu. Kai Savero adalah laki-laki yang penuh ambisi. Ambisi untuk menaklukan perempuan, ambisi untuk mendaki gunung di Indonesia, namun tidak berambisi untuk menjadi murid pintar disekolahnya. Sungguh aneh, tapi nyata. Begitulah dia.

Gerald tertawa mendengar ucapan saudaranya itu. Hah? saudara? Iya mereka saudara. Gerald dan Kai adalah saudara jauh. Kalo tidak salah, dari urutan uyut mereka gitu deh.

Setelah berhasil mengeluarkan motornya, Jibran segera meninggalkan mereka dengan satu kali bunyi klakson.

Sementara Dito, Bilal, dan Aaqil baru saja bergabung ditengah-tengah perkumpulannya itu. Dito Safaraz, pemimpin Dickson yang paling humoris, baik, dan solid.

"Lagi bahas apaan nih?" tanya Bilal sambil meletakan ranselnya di bangku kayu. Bilal Kusuma. Laki-laki bertubuh gempal, berambut ikal, dan mudah tertawa.

"Biasa. Nih abang lo, mao gebet kakanya Jibran." jawab Kai.

"Crazy, crazy, crazy. Mau dikemanain tuh  Keisha. Bisa-bisanya mau berpaling." timpal Aaqil Umais. Laki-laki bernyali besar, yang tak sebanding dengan tubuhnya yang mungil. Salah satu manusia yang paling gampang bikin manusia lainnya sakit hati karena ucapannya.

"Ngga. Gila aja. Jangan dengerin kai, dia manusia sesat." jawab Gerald.

Hari semakin gelap dan markas pun semakin tak perpenghuni. Hanya tiga motor yang masih tersisa di parkiran itu.

"Lho?! Ko pada cabut? Gila banget gak nungguin." cetus Afkar Falah, laki-laki berparas tampan, baik, dan salah satu orang yang paling dekat dengan Baskara.

"Ini si, gara-gara kita kelamaan." balas Baskara sambil memperhatikan sekelilingnya yang sunyi.

"Lagian, kaya gak ada waktu lain aja. Masa udah cape belajar dari pagi ketemu sore, ditambah kerja kelompok lagi? Stress gue rasa tuh manusia!" gerutu garvi Ilanio, manusia yang penuh emosi, walau terkadang luci juga si. Ia adalah yang paling dekat dengan Baskara dan Afkar diantara teman-teman yang lainnya.

BASKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang