03. Blood

246 15 0
                                    

KALIAN BACANYA
JAM BERAPA?
MALEM, APA SIANG?
(⁠.⁠ ⁠❛⁠ ⁠ᴗ⁠ ⁠❛⁠.⁠)

Raka meminta maaf kepada Zio, dengan tangan yang sedang memohon "🙏" gitu ges.

"Udahlah, itu berkas berkas yang gue suruh Ama lo pada dah selese?"

"Udah."
Raka/Irad.

"Mana?" Kedua temannya memberikan berkas berkas yang Zio suruh.

"Emang itu apaan?" Tanya Irad.

"Kelemahan lawan kita."

"Kelemahan? Ha? Maksud?"

"Ck, jadi ini tuh kelemahan ntar yang bakalan tanding ma sekolah kita. Gue mu ngasi ke Rafian."

"Buat apaan?" Tanya nya lagi, tapi kali ini dengan Raka.

"Ntar biar mereka mikir sendiri."

"Owhh, yaudahlah. Gue juga blm pada beres ini anjir, pusing kali."

"Mana? Biar gue bantu."

Kring...!

Kring...!

Kring...!

Bel istirahat berbunyi di sekolah itu. Siswa siswi berhamburan pergi ke arah kantin sekolah. Takut kehabisan jajan :v

Zio.dkk juga pergi ke arah kantin sekolah, mereka ber3 memesan 3 mie ayam mbak Yui. Langganan.

Setelah selesai memesan, mereka ber3 memilih meja yang kosong. Mereka duduk di salah satu meja pojokan.

"Yo." Panggil Irad ke Zio dengan tatapan datar.

"Hm?"

"Rafian."

"Kenapa?"

Mengarahkan kepalanya ke arah pintu masuk sekolah.

"Kenapa dia?" Menghampiri kerumunan itu. Dan setelah sampai, Zio, Irad dan Raka melongo melihat apa yang terjadi.

Kepala bagian depan Rafian berlumuran darah. Sampai mengenai baju berwarna putihnya, bahkan rambutnya basah karena terkena darah.

Zio melihat itu rasanya ingin pingsan, Zio tidak kuat jika sudah melihat darah. Apalagi sebanyak itu.

Zio dengan sekuat kuatnya menahan agar tidak pingsan di kerumunan itu. Raka melihat Zio yang sudah terlihat sangat pucat.

"Yo, lo gapapa?"

"Ha? Iya, gue gapapa."

Lalu Zio berjongkok dan bertanya kepada Rafian. Mau tak mau ia harus melihat darah itu dengan sekuat kuatnya dia.

RAFIAN ALEXANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang