Bab 9 Mawar Merah

10 0 0
                                    

Halo semuanya!

Selamat datang di cerita Erlangga dan Arabela.

Happy Reading!

“Gue dengar lo lagi deket sama anak IPA 2? Bener?” Putri baru saja masuk kelas dengan es teh ditangannya.

Erlangga yang tak berniat untuk ke kantin itu sudah ditinggal oleh ketiga sahabatnya. Dia hanya menitip pada Dito untuk membelikannya es teh.

“Nih, pesenan lo,” ucap Putri menaruh segelas es teh itu diatas meja.

“Loh? Kok bisa lo yang bawa?” tanya Erlangga bingung.

“Iya, tadi Dito nitip ke gue.” Putri mengambil tempat di bangku depan Erlangga, jarak mereka hanya terhalang oleh meja.

“Siapa sih yang lagi deket sama lo?” tanya Putri penasaran. Mereka sudah berteman sejak SMP. Setelah masuk SMA, banyak yang menjodoh-jodohkan mereka. Padahal nyatanya mereka hanya bersahabat.

“Siapa? Nggak ada.” Erlangga menjawab dengan santainya seraya memainkan pulpen hitam miliknya.

“Nggak ada nggak ada. Gue tabok juga lo nanti.” Putri sudah bersiap-siap akan mengangkat tangannya. “Siapa, Er? Jawab anjir!”

Ya, sikap seperti ini yang tidak banyak di ketahui oleh anak SMA Mandala.
Karena Putri terkenal cantik dan anggun.
Tidak seperti sekarang mirip emak-emak yang memarahi anaknya.

“Nggak ada, Put. Lo jangan kemakan rumur deh.” Erlangga yang malas menanggapi akhirnya berdiri berniat untuk pergi.

“Er!” Putri mencekal pergelangan tangan laki-laki manis itu.

“Lo mau kemana sih? Gue nanya nggak lo jawab.”

Sudah terlalu banyak rumor yang dirinya dengar dari banyak anak SMA Mandala ini. Dia sering dibicarakan dekat dengan Arabela setelah dia sering bertemu dengan perempuan itu.

“Entar lo cemburu kalo gue jawab,” ucap Erlangga menggoda Putri.

Perempuan dengan rambut sebahu dengan warna sedikit kecoklatan itu reflek memundurkan wajahnya. “Dih.”

“Nggak ada ceritanya gue cemburu sama lo ya. Gue udah punya cowok sekarang. Nggak kaya lo jomlo, kasian banget sih. Makanya jangan kebanyakan tebar pesona sama sikap manis lo itu.”

“Kurang ajar lo mentang-mentang udah punya cowok terus menghina gue,” ucap Erlangga menujuk Putri.

“Iya emang lo jomlo, kan?” tanya Putri sedekap dada seakan menantang.

Erlangga memutar bola mata jengah. Tiba-tiba ide jahil terlintas dalam pikirannya. “Lo nggak tau ya?”

“Apa?” tanya Putri dengan kerutan didahi. “Lo nggak usah ngadi-ngadi ya, Er.” Dia was-was jika Erlangga akan kembali menjahili dirinya. Entahlah, laki-laki manis itu senang sekali membuat dirinya jengkel.

“Gua kemarin liat Dion sama cewek naik motor pelukan erat banget,” cetus Erlangga dengan wajah serius.

“Hah? Dimana?” Putri langsung menatap Erlangga serius.

“Gue lupa dimana. Tapi yang gue inget ceweknya tuh pake sendal jepit, sama kaos buluk gitu warnanya,” jelas Erlangga sungguh-sungguh.

Putri yang awalnya ingin marah karena pacarnya berboncengan dengan perempuan lain, kini malah menatap sinis Erlangga. “Itu gue Erlangga Aditama!” Teriakan Putri mampu membuat laki-laki manis itu berlari keluar kelas dengan senyum puas tercetak jelas.

Dia ManisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang