Bab 1 Selain coklat, dia juga manis

42 5 1
                                    

Halo semuanya!

Selamat datang dicerita baru Windi

Happy reading!

*****

"Ternyata benar apa kata mereka kalo lo itu memang manis."

“Bu Darti, soto satu ya. Kaya biasanya, yang pedes ya!” ucap Arabela didepan stand kedai kantin sekolah.

“Aduh, Ra. Maaf ya, soto ayamnya habis. Tinggal mie ayam, mau?” ucap perempuan paruh baya dengan apron berwarna biru itu merasa tak enak dengan anak kesayangnnya satu ini. 

Biasanya Arabela selalu memesan soto ayam dengan level pedas tertinggi. Dia sudah menjadi langganan kedai Bu Darti sejak dia masuk ke SMA Mandala.

Arabela menggeleng dengan wajah yang cemberut. “Ara nggak mau, Bu.”

Bu Darti mengehembuskan napas perlahan. “Tadi ada yang ulang tahun katanya hari ini. Jadi, diborong soto ayam Ibu.”

Dia tau pasti Arabela kecewa ketika makanan kesukaan habis tanpa sisa padahal sudah lapar sekali. Namun, Bu Darti juga berusaha menjelaskan jika memang sotonya diborong hingga ludes.

“Ibu buatin mie ayam terpedas deh gratis spesial buat Ara!” lanjut Bu Darti seraya memasukan mie kedalam mangkuk dan menambahkan bumbu pelengkap lainnya. 

“Nggak usah, Bu. Ara pesen es coklat aja ya kaya biasanya,” tolak Arabela dengan halus. Dia sedang tak ingin makan mie ayam. Kemudian Arabela mengambil roti didepannya yang terlihat menarik dan menggugah seleranya.

“Sama roti ini satu ya, Bu.” Arabela mengangkat roti coklat dengan bungkus plastik.

“Apa kamu tidak eneg sama rasa coklat, Ra? Dari minuman sampai makanan semua coklat,” ungkap Bu Darti seraya membawakan se-cup es coklat kesukaan Arabela.

“Enak tau, Bu. Nggak ada ceritanya Ara eneg makan coklat.” Arabela terkekeh.

“Awas lo nanti gigi kamu ikut coklat kebanyakan makan coklat,” ucap Bu Darti lalu tertawa sebentar.

“Bu Darti bisa aja. Kalo Ara makan pedes terus nanti gigi Ara jadi merah gitu, Bu?” Arabela tertawa diakhir kalimatnya.

“Nggak, Ra. Kalo kebanyakan makan pedas itu nanti kamu bisa susah dapet pacar.” Kekehan kecil dari Bu Darti itu mampu membuat Arabela tersenyum kecil.

“Kayanya bener deh, Bu. Ara belum punya pacar sampai sekarang.”

“Iya, kan.” 

“Oh ya, Bu. Siapa yang ulang tahun emangnya?” tanya Ara seraya membuka bungkus roti coklatnya.

“Si Putri.”

“Oh. Kok Ara nggak dapet traktiran ya?” ucapnya asal.

“Katanya cuma satu kelas aja. Tapi kan banyak itu satu kelas,” jelas Bu Darti.

“Iya sih.”

Siapa yang tak kenal Putri Armedita si Primadona sekolah. Banyak cowok disekolah ini yang mengidolakan sosoknya menjadi pacar mereka. 

*****

“Ra!” 

Ah, dia hanya asal memanggil saja. Yang dia tau dan dengar Bu Darti tadi memanggilnya dengan kata itu.

Arabela yang merasa namanya dipanggil akhirnya menoleh. 

“Erlangga?” batinnya.

Laki-laki yang berkulit sawo matang dengan rambut belah dua dan jika tersenyum atau tertawa maka matanya juga ikut tersenyum.

Dia ManisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang