Pandawa Bercerita | Part 4

252 31 48
                                    

⚠️ DISCLAIMER ⚠️
- Brothership only
- Gambar, foto, etc. cr; google & pinterest
- Tidak ada kaitannya dengan visualisasi

✨VOTE DULU YUK✨
Meski baca offline, tetap pencet bintangnya ya!
Happy Reading, Guys~

⭐⭐⭐

.

.

.

.

.

Mansion Genandra malam ini dipenuhi gelak tawa dan celetukan-celetukan asal dari kelima bersaudara yang tengah berkumpul di ruang keluarga. Mereka Jaemalio, Elmark, Jeanno, dan Gyura yang tengah duduk melingkar di atas karpet tebal, menciptakan suasana yang hangat dan penuh keceriaan. Sedangkan Theo --si sulung-- duduk dengan sikap tenang, sesekali tersenyum melihat tingkah para adiknya.

"Ih pukulnya jan pakek otot, pelan-pelan!" Suara cempreng Gyura yang memprotes menginterupsi Jeanno. Mereka kini sedang memainkan mainan baru Gyura, namanya Whack a Mole. Ada yang tau? Itu, mainan yang dipukul-pukul tiap ada tikus yang muncul dari lubang.

"Kasihan deh tikusnya, pasti dia pusing." Lanjut Gyura, mengambil mainan itu dari Jeanno lalu mengusap kepala tikus yang nongol di sana. Menatap tak tega.

Elmark tertawa melihat tingkah polos Gyura, begitupun Theo yang memilih duduk di sofa sana. Sedangkan Jeanno jadi mendengus. "Dia nggak bisa ngerasain sakit astaga Gyu."

"Tapi ya gak usah pukul-pukul keras juga dong!"

"Loh, ini lah the real lakik!" Jeanno memasang wajah songong.

Mendelik tak terima, Gyura merasa diejek. "Terus maksud kak Nono, Gyu nggak lakik gitu?!" Sungutnya tersinggung. Karena dari tadi Gyura mukulnya hati-hati, pakai perasaan. Kalo Jeanno kan kayak lagi pake emosi.

"Kak Theo!" Gyura menoleh kebelakang, menemukan Theo yang mengangkat kedua alis bertanya. "Kak Nono ejek Gyu, nih!" Adunya menunjuk Jeanno, mencebik sedih.

Elmark mendekatkan pada anak ke empat Genandra itu. "Mampus," bisiknya membuat bulu kuduk Jeanno meremang.

Theo menghela nafas, ingin memberi petuah tetapi Jeanno lebih dulu memberi pembelaan. "Apaan? Enggak. Gyu fitnah. Mana ada Kakak ngejek Gyu?"

"Ada! Tadi secara nggak langsung."

"Tapi kan emang fakta. Lakik itu punya otot besar-besar. Makanya kekuatan memukulnya juga besar." Jeanno melinting lengannya, menyombongkan otot lengan miliknya pada Gyura. "Nih, begini nih. Gyu nggak punya, ya? Wleeee ..."

"Kak Nono!" Melipat tangan di depan dada, Gyura berteriak makin kesal. Elmark geleng-geleng kepala jadinya, Theo sudah memijit pelipis pusing. Sementara Jaemalio malah ketawa-ketawa sendiri sekarang.

Elmark melirik. "Ngetawain apaan sih?" Jaemalio menunjukkan sedikit layar ponselnya.

"Baca jokes warga Eks ini loh, lucu banget." Lagi, Jaemalio terkikik ditengah perseteruan kedua adik kecilnya.

Elmark geleng kepala, jadi membatin. 'udah ketawanya kayak bapak-bapak jokesnya jokes bapak-bapak pula!'

"Heh heh, semuanya ... dengerin kak Jae." Kedua tangan anak kedua Genandra itu merentang, mengibas-ngibas meminta atensi seluruh saudaranya.

"Jeanno!" Mata menyingsing dan seringaian Jae terlempar ke adik keduanya. Siap memberi tebakan. "Hewan apa yang selalu telat berangkat sekolah?"

Jeanno mengernyit, memikirkan jawaban. Gyura disampingnya reflek ikut memikirkan.

Pandawa Bercerita Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang