Twice Accident

629 24 0
                                    

Senin pagi, saatnya para murid kelas 9C melaksanakan olahraga senam rutin. Seluruh murid sudah tiba kecuali Pitaloka.

"Eh, Ratna, Tissa, Zahra, Chacha, Farah, Karina, liat Pita gak?" Tanya Gumara yang hampir putus asa mencari Pitaloka.

"Enggak tuh, coba tanya Rindu, kan dia kosannya deket sama Pita." Jawab Karina yang sedang mengunyah permen karet kesukaannya.

"Yaudah, see you later, all!" Gumara berlalu meninggalkan para gadis yang sedang asik dengan gadgetnya masing-masing.

"Rindu, Pita mana?" Tanya Gumara kali ini kepada Rindu.

"Enggak tau tuh, mendingan sama aku aja," Rindu memainkan jarinya di telapak tangan Gumara.

"Yaudah kalo gak tahu gak usah kecentilan," Gumara melepas tangannya paksa dan pergi meninggalkan Rindu.

"Hmm... begitu ya, Mara. Sekarang kamu kayak gitu ke aku, tapi besok kamu pasti bakalan berlutut di hadapanku." Gumam Rindu.

"Kamu ngomong apaan Rindu?" Gora tiba-tiba ada di sisi Rindu.

"Eh, ups.. ukhm.. bukan kok, tadi ada kera berbuntut, udah ya aku pergi dulu." Rindu langsung berlalu.

"Hah? Kera berbuntut?"

*****

10 minutes later..

"Pita, kamu kenapa?" Tanya Gumara cemas ketika melihat Pitaloka yang pucat.

"Enggak kok, aku gakpapa," jawaban Pitaloka meragukan Gumara.

"Kamu sakit ya? Kalo gitu gak usah ikut olahraga dulu ya?" Gumara menempelkan punggung tangannya pada dahi Pitaloka. "Badan kamu anget," sambung Gumara.

"Enggak, enggak usah, aku mau ikutan pokoknya." Pitaloka memaksa.

"Tapi-"

"Pokoknya aku ikut!" Pitaloka kini menepuk tangan Gumara pelan.

"Iya iya, tapi kamu bareng aku aja ya."

"Iya deh," Pitaloka kini menggenggam tangan Gumara erat.

Gumara tiba-tiba melepaskan genggaman Pitaloka, akan tetapi langsung memeluk Pitaloka di depan teman-teman sekelasnya. Temannya yang melihat kejadian itu hanya berteriak histeris, sementara Pitaloka hanya tegang tapi lama-kelamaan menikmati pelukan hangat dari Gumara. Beruntungnya, Rindu sedang berada di gudang untuk mengambil speaker jadi ia tidak melihat kejadian tersebut. Selang beberapa menit menikmati pelukan yang ia berikan pada Pitaloka, Gumara merasakan bahwa Pitaloka semakin melemah tubuhnya. Hingga akhirnya Pitaloka menjatuhkan kepalanya di pundak Gumara yang membuat Gumara panik. Gumara melepaskan pelukannya lalu mengguncang tubuh Pitaloka pelan. Sayangnya Pita tak menanggapi seluruh teman-temannya yang kini mengerubunginya.

Gumara yang kini sudah benar-benar bingung langsung menggendong Pitaloka ke rumah sakit di seberang jalan. Ketika menyebrang, tiba-tiba ada sebuah truk yang menyambar tubuh Gumara dan Pitaloka. Murid-murid kelas 9C yang mengikuti di belakang langsung berteriak terutama para gadis. Akhirnya para murid 9C yang harus membopong Gumara dan Pitaloka menuju rumah sakit.

-----

Hollaaa... meet again with me... maaf ya kalo jelek, kurang menegangkan, dan kurang sweet.. nanti aku coba buat lebih bagus lagi yah..

♡Love♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang