Arsya, Our Little Prince

351 23 0
                                    

2 minggu kemudian..

Ini hari ke lima belas Pitaloka dan Gumara akan Menjaga Arsya, Frans memiliki jadwal yang padat, sehingga dia tidak memiliki cukup waktu untuk Arsya. Setiap harinya Frans harus berangkat pukul 4 pagi, sedangkan Arsya baru bangun pukul 6, dan Frans baru pulang dari kantor pukul 10 malam, saat itu Arsya juga sudah terlelap.

~Pitaloka's POV~

Ya ampun, aku bangun kesiangan! Sekarang sudah pukul 6! Padahal harusnya aku sudah menyiapkan makanan untuk Arsya. Hari ini dia meminta aku yang memasak untuknya. Aku harus cepat, sebelum Arsya bangun! Aku berlari keluar kamarku, tapi baru aku keluar lewat pintu..

"Tante Pita?" Ya ampun, aku terlambat.

"I.. iya?" Aku menengok dan mendapati Arsya sedang keluar kamarnya sambil mengucek matanya.

"Om Mala mana?" Untung dia lupa.

"Oh, oh, om Mara ada di kamarnya sayang, mau bangunin dia?" Aku menggendong Arsya lalu membawanya ke kamar Mara.

"Om Mala bangun, bangun, bangun! Waaa—" Arsya melompat-lompat diatas tubuh Mara lalu terpleset jatuh dari kasur Mara.

Buk..

"Ya Tuhan, Arsya!" Aku berlari ke arah Arsya yang kini menangis.

"Ada apa ini?" Mara terbangun karena suara tangisan Arsya.

"Mara ayo bantuin aku!" Pitaloka menggendong Arsya lalu mendudukan Arsya di kasur.

"Pita, dimana kotak P3Knya?" Gumara celingak-celinguk mencari kotak P3K.

"Ada di lantai bawah, di depan kamar mandi utama," teriak Pita yang kini sibuk mengambil air di kamar mandi.

Gumara langsung berlari ke bawah untuk mengambil kotak P3K, di tangga Gumara terpleset lalu hampir terjatuh, para pembantu yang melihatnya langsung menghampiri Gumara.

"Tuan, tuan tidak apa-apa?" Tanya seorang pembantu.

"Iya saya tak apa-apa, kotak P3K dimana ya?" Gumara memegangi kepalanya.

"Sebentar saya ambilkan," seorang pembantu langsung berlari menuju kamar mandi utama.

Tak lama kemudian, pembantu tersebut kembali dengan sebuah kotak di tangannya lalu memberikan kotak itu kepada Gumara.

"Ini tuan."

"Terima kasih," Gumara langsung berlari keatas, dia tidak peduli walaupun kakinya sakit. Dia tetap berlari demi Arsya.

"Pita, ini kotaknya!" Gumara muncul di ambang pintu.

"Kemarikan Mara, cepat!" Pitaloka semakin panik.

"Ini," Gumara memberikan kotaknya kepada Pitaloka.

Pitaloka kemudian mengambil betadine dan kapas. Lalu membersihkan luka Arsya. Kemudian menempelkan kapas tepat di lukanya—di pelipisnya—

Arsya yang awalnya menangis langsung terdiam setelah lukanya diobati, tak lama kemudian Arsya tertidur kembali. Pitaloka mengambil kesempatan tersebut untuk membuatkan sarapan Arsya. Dia membuat banyak pancake. Setelah itu, Pitaloka membangunkan Arsya dan Gumara menggendong Arsya ke ruang makan.

"Twatweh, winhi wuenok buanget!" Teriak Arsya dengan mulut penuh setelah memakan pancake buatan Pitaloka.

"Kamu ngomong apa Arsya? Kalo mulut penuh jangan ngomong dulu," komentar Pitaloka sambil tertawa.

"Pancake buatan tante Pita enak banet, yakan om Mala?" Arsya melirik Gumara yang sedang lahap memakan pancake.

"Hmm-mm.." Gumara hanya bergumam sambil terus memasukkan pancake ke ke mulutnya.

"Mara, makannya pelan-pelan dong, nanti keselek loh." Ujar Pitaloka.

Dan benar saja, baru selesai berbicara, Gumara sudah tersedak. Pitaloka langsung mengambilkan segelas air putih untuk Gumara.

"Tuh tan om Mala mamnya bulu-bulu cih, kecelek kan?!" Arsya hanya mengomel pada Gumara.

"Uhuk.. uhuk.. iya deh Arsya, om janji gak bakal makan buru-buru lagi," ucap Gumara sambil mengacungkan jari telunjuk dan tengahnya ke atas.

"Om Mara tuh ya, kalo janji gak pernah ditepati, Sya. Dia pernah janji ke tante mau beliin tante permen, tapi sampe sekarang gak dibeliin juga." Ucap Pitaloka sambil melirik Gumara dan memberikan senyum kemenangan, Gumara hanya cemberut.

"Pita, masalah permen aja dibesar-besarkan, kayak anak kecil aja." Gumara memeberikan tatapan yang berarti 'awas kau'.

"Ampun om Mara, dede Pita atuuut," Pitaloka langsung menyembunyikan dirinya di belakang Arsya. Gumara dan Arsya hanya tertawa.

"Okay Arsya, today you are the prince, where do you want to do?" Tanya Gumara, pura-pura serius.

"Kita ke mall yuk tante Pita, om Mala!" Jawab Arsya semangat.

"Hmm.. boleh deh, ayo kita mandi dulu." Pitaloka langsung menggendong Arsya menuju kamar mandi di kamar Arsya.

***

Selesai memandikan Arsya dan bersiap-siap. Pitaloka dan Gumara pergi ke mall bersama Arsya, di perjalanan, kantuk mulai menyerang Pitaloka. Beruntung Gumara langsung mengusir kantuk Pitaloka dengan mencium pipinya. Gumara tak peduli kalau Arsya yang duduk di antaranya dan Pitaloka tengah memperhatikan mereka.

Setelah tiba di mall, Arsya diajak ke zona permainan anak-anak. Gumara mencoba bermain permainan "toy crane" dan mendapatkan 2 buah boneka berbentuk kelinci dan beruang. Boneka kelinci ia berikan kepada Pitaloka, sedangkan boneka beruang ia berikan kepada Arsya. Mereka bertiga bermain disana hingga sore, setelah bermain mereka ke sebuah restoran cepat saji dan memesan makanan untuk Arsya. Mereka menghabiskan waktu di mall hingga malam menjelang. Sepulangnya, Arsya ingin pergi ke kebun binatang malam atau night zoo. Setelah memesan tiket, Pitaloka, Arsya, dan Gumara menaiki kendaraan khusus para pengunjung night zoo. Disana, Gumara dan Arsya tampak menikmati waktu mereka. Berbeda dengan Pitaloka, dia hanya mengobrol dengan seorang wanita paruh baya yang duduk disampingnya.

"Neng, punya keluarga bahagia dan serasi banget ya, nengnya cantik, si masnya ganteng, anaknya juga ganteng. Serasi deh," ucap si ibu.

"Eh, ini bukan suami sama anak saya bu, saya masih SMP. Ini pacar saya, dan yang itu keponakan saya." Ujar Pitaloka.

"Oh, maaf neng, kirain itu suami sama anak neng." Si ibu itu langsung memeluk Pitaloka.

"Iya gapapa bu, doain ya biar nanti saya punya keluarga yang harmonis kayak gini ya, bu." Ucap Pitaloka.

"Iya neng, ibu doain selalu."

♡Love♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang