Be Good Uncle

260 19 2
                                    

~Pitaloka's POV~

Kini aku disini, duduk menatap kearah ranjang rumah sakit. Tapi yang tertidur disana bukanlah Arsya, tetapi Mara. Arsya sudah sembuh sejak 2 minggu yang lalu, bahkan Arsya sudah bisa berlarian dengan bebas. Sekarang, Arsya sedang tertidur di sisi Mara. Aku harap Mara akan menjadi paman yang baik untuk Arsya.

Kata dokter, Mara menjalani operasi yang berjalan lancar. Tetapi Mara memilih untuk tidak bangun.

Aku selalu menunggu Mara yang kini masih koma. Setelah 3 minggu lamanya, dia tidak mau bangun, apa seindah itu mimpinya? Andaikan aku bisa membaca fikiran orang koma, sudah kulakukan pada Mara sejak dia dinyatakan koma. Padahal sudah kubujuk dia untuk bangun, tapi dia tetap ingin tidur disana. Ya Tuhan, sadarkan Mara dari tidurnya ini.

***

Aku berjalan di tepi pantai yang sangat indah, dari kejauhan aku dapat melihat sesosok bayangan.

"Siapa disitu?" Teriakku.

Bayangan itu makin dekat, makin dekat, dan semakin mendekat. Lalu aku menyadari kalau itu seorang lelaki.

Dan..

Itu Gumara Alexis..

"Mara!" Teriakku sambil melambaikan tanganku.

Lelaki itu hanya memandangku lalu tersenyum. Aku berlari ke arahnya dan dia merentangkan tangannya, memberikan isyarat agar aku memeluknya.

"Mara! Kamu kemana aja? Aku kangen!" Aku memeluknya dengan sangat erat.

"Aku mau ketemu orang tuaku, aku kangen mereka," ucap Mara sambil melepaskan pelukanku.

"Jangan pergi Mara, nanti aku sama siapa? Nanti Karina sama siapa?" Ucapku.

Aku tak mau Mara pergi, aku tak mau.

"Aku yakin kamu dapat yang lebih baik dari aku, aku akan selalu mencintaimu, karena cinta tak harus memiliki." Kata-kata Mara membuatku menangis.

"Enggak, Mara kamu harus kembali! Aku gak mau kamu pergi! Aku gak mau!" Aku berteriak sangat kencang, hingga..

***

~Author's POV~

"Pita bangun! Pita bangun!" Karina mengguncang tubuh Pitaloka.

"Mara!" Teriak Pitaloka.

"Pita kamu gakpapa?" Tanya Karina sambil memegang kedua pundak Pitaloka.

"I.. iya ak.. aku gakpapa," ucap Pitaloka sesegukan karena menangis.

"Kamu mimpi apa? Bisa sampai ngigau gitu," tanya Karina.

"A.. aku.. mimpi Ma.. Mara mau ketemu orang tuanya," jawab Pitaloka, masih sesegukan.

"Kak Mara? Ma.. mau ketemu orang tua? Kan orang tua kami sudah meninggal!" Karina kaget.

Tiba-tiba, ada sesuatu yang menggenggam lengan Pitaloka. Pitaloka menengok dan mendapati tangan Gumaralah yang memegang tangannya.

"Mara!" Teriak Pitaloka lalu memeluk Gumara tanpa peduli kalau Arsya masih tertidur di samping Gumara.

"Tante Alsya ndak bisa napas!" Arsya terbangun.

"Eh maaf Arsya, tante lupa kalo ada Arsya disitu," Pitaloka hanya tersenyum.

"Om Mala udah bangun? Om, om jadi om asli Alsya yah?" Ucap Arsya sambil mengguncang-guncang tangan Gumara.

"Maksud Arsya apa?" Tanya Gumara.

"Om nikah cama tante Pita, bial nanti Alsya punya temen di lumah." Ucap Arsya.

"Kan om sama tante masih muda, lagipula tante gak tinggal di rumah Arsya lagi setelah ini," Pitaloka menggendong Arsya.

"Iih tante jahat, kalo gitu Alsya mau belenti mamam aja!" Arsya mengerucutkan bibirnya.

"Jangan gitu dong, Arsya kan anak baik," Gumara mengambil Arsya dari tangan Pitaloka.

"Tapi om jadi om Alsya yah?" Arsya memasang puppy eyesnya.

"Hmm... oke, tapi nanti kalo udah waktunya ya?" Jawab Gumara.

"Oke!" Arsya langsung lompat-lompat di atas kasur.

Pitaloka hanya tertawa melihat mereka berdua, sudah terbayang nanti bagaimana jadinya.

+++
Di hari yang cerah, seorang wanita dengan gaun pengantinnya sedang berjalan diantara para tamunya. Wajahnya terlihat berseri-seri, dia terlihat sangat cantik. Sang mempelai pria yang sudah siap mengucapkan kata 'bersedia' pun ikut tersenyum melihat gadisnya akan
menjadi miliknya sepenuhnya. Teman-teman mereka juga terlihat bahagia menyaksikan sahabatnya bersatu hari ini, nampak Rindu dan Gora yang sedang menggendong anak mereka, Pricilia Mahesya. Karina dan Limbubu yang duduk di barisan terdepan membawa seikat bunga mawar merah dan mawar putih, dan yang lain hanya dapat tersenyum.

*#*#*#*

Pitaloka dan Gumara, dua insan yang dipersatukan oleh ikatan suci pernikahan kini telah dikaruniai 2 orang anak setelah 4 tahun usia pernikahan mereka. Gerald Fransiscus dan Gabriella Fransisca, sepasang anak yang tampan dan cantik, milik Gumara dan Pitaloka. Tampak Arsya yang sudah remaja dan ayahnya tinggal bersama mereka di istana milik Fransiscus, kakak Pitaloka.
+++

"Cie ngelamun," Gumara membuyarkan lamunan Pitaloka.

"Tante kok cenyum-cenyum? Ada yang lucu?" Tanya Arsya.

"Eh.. enggak kok Arsya, tante gak ngelamun." Jawab Pitaloka.

~Pitaloka's POV~

'Pitaloka ngelamunin apa ya?' batin Mara.

"Aku gak kenapa-napa Mara," ucapku.

"Beneran?" Tanya Mara kaget.

"Iya Mara sayangku," aku pun mencium pipi Mara, nampak pipinya memerah.

"Tante, Alsya aus," ucap Arsya.

"Ayo sini Arsya sama tante ambil minuman disana," aku menggendong Arsya lalu membawanya ke kantin.

Aku harap Mara bisa menjadi om yang baik untuk Arsya. Aku harap..

♡Love♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang