4

7 2 0
                                    

Laiv tak menyahut, lalu mendekatkan kepalanya ke arah Natha. "Udah lupa sama gue?"

Natha mengernyit heran, Laiv tebak wanita di depannya ini tidak mengingatnya setelah mabuk waktu itu, sedikit kecewa sebenarnya maka ia akan membantu mengingatkannya.

"Bisa ngomong yang sopan?"

"Siapa yang nawarin nginep abis kobam?" Bisiknya, Natha seketika menegangkan tubuhnya, mengamati sekali lagi wajah pemuda di depannya membuatnya mengingat sesuatu.

'Yaudah ayo kenalan, gue Laiv.'

'Natha.'

'Nathasya?'

'Nathalia Azzahra.'

'Umur berapa?'

'Lo dulu berapa.'

'Kan gue dulu yang nanya.'

'Lo dulu jawab terus gue.'

'26.'

'Gue 28.'

'Bohong, lo keliatan 20an.'

'Perumahan Anggrek Blok J, bener?'

'Nomer 47, bener?'

'Teken pin nya.'

'222241.'

'Mau nginep?'

Natha mengingat semuanya. Dengan sangat jelas. Rasanya ia ingin menghilang dari bumi ini sekarang juga, ingin menenggelamkan dirinya ke laut, dan merutuki kebodohannya dalam hati, sangat memalukan. Sangat malu dengan pemuda di depannya, lebih malu lagi mengetahui fakta bahwa pemuda itu adalah mahasiswanya.

Laiv memundurkan wajahnya, membaca name tag di meja Natha. "Nathalia Azzahra?"

"Kirain bohong waktu di bar." Kata Laiv sengaja, ingin melihat respon wanita di depannya.

Natha menegakkan badannya berusaha bersikap normal meskipun wajahnya memerah menahan walu mengingat waktu itu.

"Bisa bicara sopan? Saya dosen kamu loh."

"Beneran nggak inget?" Tanya Laiv memastikan.

"Saya serius." Kali ini Natha terlihat serius.

"Iya maaf, saya salah."

"Segara mungkin urus praktikum pengganti sebelum uts, kamu boleh keluar sekarang." Laiv mengangguk sebentar lalu berdiri dan berjalan keluar ruangan.

Natha menenggelamkan kepalanya di lipatan tangannya, "aaaa maluuu." Natha mengangkat kepalanya lalu menutup wajahnya dengan telapak tangannya.

" Natha mengangkat kepalanya lalu menutup wajahnya dengan telapak tangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Second LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang