AL-HABIB AHMAD MUJTABA BIN SYIHAB

4 0 0
                                    

ALLAH & RASULULLAH SAJA MENJAGA PERASAAN SAYYIDAH FATIMAH, PANTASKAH KITA MENYAKITI HATINYA?

Perempuan paling afdhol ialah putri Baginda Rasulullah yang paling dicinta yakni Sayyidah Fatimah Az-Zahra.

Perihal menjaga perasaan adalah suatu ibadah yang agung, sampai-sampai diriwayatkan oleh seorang Imam beliau mengatakan, "tidaklah aku melihat ibadah yang lebih mendekatkan seorang hamba kepada Allah, seperti menjaga perasaan saudaranya," dalam riwayat yang lain yakni dalam sebuah hadist dikatakan pula, "menyakiti hati seorang muslim itu lebih besar dosanya daripada engkau menghancurkan ka'bah berkeping-keping," sehingga perasaan seorang muslim itu sangatlah terhormat, maka ketika kita menjaga perasaan seorang muslim itu mengartikan bahwasannya kita sedang melakukan suatu ibadah yang paling agung disisi Allah. Berusahalah kita untuk senantiasa menjaga perasaan seseorang, jangan sampai perpecahan terjadi dimana kita menyakiti hati seseorang, karena hati itu bagaikan sebuah kaca, bila mana sudah pecah maka tidak bisa lagi ditambal, kalaupun ditambal tidak akan sesempurna sedia kala. Walaupun sudah berusaha meminta maaf kepada seseorang yang kita sakiti, tetap bekas luka tak akan pernah bisa hilang, mungkin dia bisa memaafkanmu, dia bisa bermesraan kembali denganmu akan tetapi dia tak akan pernah bisa memelukmu kembali, karena kita telah memutuskan sayapnya, yang semestinya dengan sayap itu dia bisa memeluk kita kembali, tetapi karena sayap itu telah terputus darinya niscaya tiadalah pelukan itu untuk kita lagi.

Maka beribadahlah kepada Allah dengan menyenangkan hati seorang muslim. Apalagi jika itu berkaitan dengan menyenangkan hati para kekasih Allah, dimana dalam hadist qudsi Allah berfirman, "Barangsiapa yang menyakiti kekasih-kekasih-Ku, maka Ku kumandangkan peperangan padanya," ini jika seandainya wali-wali biasa, lalu bagaimana jika ini adalah wali-wali Allah yang kedudukannya jauh lebih tinggi, lebih besar dimata Allah dan bagaimana jika itu sekelas Sayyidah Fatimah Az-Zahra. Yang kita ketahui bahwa beliau, Sayyidah Fatimah Az-Zahra adalah perempuan yang jauh luar biasa, Rasulullah saja sangat menjaga dan menghormati perasaan beliau, Rasulullah saja tidak mau menyakiti hati Sayyidah Fatimah dengan apapun dan dimanapun, senantiasa Rasulullah merawat hati Sayyidah Fatimah dari segala luka. Dimana pernah kita dengar suatu cerita, cerita tentang Sayyidina Ali bin Abu Thalib yang dahulu pernah berniat menikahi seorang muslimah, seorang perempuan yang merupakan putri daripada Abu Jahal, padahal Sayyidah Fatimah Az-Zahra saat itu masih hidup, Rasulullah tahu akan niat ini hanya terdiam awal mulanya tak menanggapi apapun, sampai beliau menjawab niat dari Sayyidina Ali bin Abu Thalib ini pada saat khutbah, beliau bersabda bahwasannya bukanlah Rasulullah mau mengharamkan apa yang Allah Ta'ala halalkan, akan tetapi tidak mungkin digabungkan antara putri Rasulullah dengan putri Abu Jahal, musuh Allah, Rasulullah takut Sayyidah Fatimah akan gelisah hatinya. Begitulah bagaimana Rasulullah menjaga betul perasaan Sayyidah Fatimah bahkan sampai melarang Sayyidina Ali untuk menikah lagi selagi Sayyidah Fatimah masih hidup demi menjaga perasaan Sayyidah Fatimah.

Dalam hadist yang lain, Rasulullah pula bersabda tentang mulianya Sayyidah Fatimah di mata Rasulullah, beliau bersabda, "Fatimah adalah bagian dariku, segumpal daripada darah dagingku, menyakitiku apa yang menyakitinya," dimana hadist ini disampaikan oleh Rasulullah ketika Sayyidina Ali melamar Sayyidah Fatimah, sehingga Allah mendatangkan jawaban dan Rasulullah menyampaikan jawaban tersebut kepada Sayyidina Ali, beliau mengatakan, "Wahai Ali sesungguhnya Allah telah memerintahkan diriku untuk menikahkan Fatimah denganmu, sungguh Fatimah adalah bagian dari diriku, barangsiapa menyakitinya maka sungguh dia telah membuat diriku tersakiti," namun dalam keadaan yang lain hadist ini juga pernah Rasulullah utarakan kepada Sayyidah Fatimah sendiri, Rasulullah bersabda, "Wahai Fatimah, sesungguhnya Allah Ta'ala akan murka kepada apa yang engkau murkai dan Allah akan ridho kepada apa yang engkau ridhoi," kedua hadist itu semua dilengkapi dengan sanad yang shahih. Dimana ketika Rasulullah hendak mengabarkan kematiannya kepada Sayyidah Fatimah, beliau juga menyampaikan berita gembira yang menyenangkan hati Sayyidah Fatimah, sehingga tidak terlukalah hati putrinya dengan kabar buruk, tetapi juga terhibur dengan kabar baik. Yang memang kisah ini selalu kita dengar, dengan riwayat Sayyidah Aisyah, waktu ketika Rasulullah sakit di akhir hayatnya maka datanglah Sayyidah Fatimah yang berjalan sebagaimana jalannya Rasulullah, yang langsung ketika beliau memasuki rumah daripada Rasulullah, disambutlah beliau dengan kata, "Marhaba... Wahai Putiku," oleh Rasulullah, yang biasanya ketika Rasulullah dalam keadaan sehat beliau senantiasa menyambut kedatangan putrinya dengan berdiri, namun karena Rasulullah saat itu tidak sanggup, disambutlah Sayyidah Fatimah dengan seadanya, beliau meminta Sayyidah Fatimah duduk disamping kirinya dan mendekat untuk menyampaikan suatu kabar dengan bisikan, satu kabar pertama Sayyidah Fatimah menangis mendengarnya hingga kabar kedua kalinya Sayyidah Fatimah tersenyum.

STORY OF SAYYIDAT NISA AL-ALAMIN : SAYYIDAH FATIMAH AZ-ZAHRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang