USTADZAH BASMA SYAHAB

1 0 0
                                    


MENAPAK JEJAK SAYYIDAH FATIMAH UNTUKMU DI MASA KINI

Sayyidah Fatimah, putri Rasullullah Shalallahu'alaihi Wassallam yang lahir pada tanggal 20 Jumadil Akhir. Yang mana 'Fatimah' diartikan sebagai seorang wanita yang selamat dari api neraka, beliau pula dijuluki sebagai Az - Zahra yang berarti bunga bagi Rasullullah, penghibur hati Rasullullah Shalallahu'alaihi Wassallam. pun dijuluki Ummu Abiha yang berarti ibu dari ayahnya, karena sepeninggal sang ibunda tercinta beliau merawat Sang ayah dengan penuh cinta. Sayyidah Fatimah merupakan salah satu anak Rasullullah yang paling mirip dengan Rasullullah, beliau paling banyak dikenal, bahkan dikatakan kecantikannya melebihi para penduduk Thaif dan penduduk Yordania. Karena beliau begitu mirip dengan Rasullullah Shalallahu'alaihi Wassallam, yang begitu rupawan rupanya bagaikan rembulan yang menyinari malam, sebab itulah keturunannya pun memiliki wajah yang begitu menentramkan hati setiap orang yang memandang. Beliau wafat di Bulan Ramadhan, ketika malam Selasa dan pada tanggal 11 Hijriyah. Yang mana artinya beliau meninggal ketika umurnya masih muda sekitar 20 tahunan.

Lalu mengapa kita sebagai wanita harus menapak jejak Sayyidah Fatimah ?

Sungguh ketahuilah bahwa Rasullullah Shalallahu'alaihi Wassallam bersabda bahwa sejatinya Sayyidah Fatimah merupakan bagian dari Rasullullah, siapa yang mencintainya maka Rasullullah Shalallahu'alaihi Wassallam pasti akan mencintainya, siapa yang membuatnya marah maka dia telah membuat Rasullullah Shalallahu'alaihi Wassallam marah. Maka hendaknya engkau wahai wanita mencari sebaik - baiknya panutan yang telah Allah berikan, yakni Sayyidah Fatimah Az-Zahra, ikuti beliau untuk mendapatkan cinta Rasullullah pun juga cinta sang pemilik semesta, Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Dikatakan pula ketika nanti seluruh manusia di kumpulkan di Padang Mahsyar, akan ada sebuah suara yang begitu bergema dengan lantang yang memerintahkan seluruh manusia untuk menundukkan pandangannya, menutup matanya karena sungguh Sayyidah Fatimah Az-Zahra akan melewati jembatan shirath. Betapa spesial dan istimewanya beliau, seorang wanita yang di dunianya hidup dengan penuh kedukaan namun tak pernah sedikitpun beliau mengeluh, hidupnya tak pernah sedikitpun bergelimang dengan harta ataupun kemewahan, dikisahkan Sayyidah Fatimah saat di lamar oleh Sayyidina Ali bin Abi Thalib tak pernah beliau meminta harta bagi mahar pernikahannya, beliau justru mengganti maharnya dengan satu permintaan kepada Allah, yakni kelak ketika Sayyidah Fatimah berada di Padang Mahsyar beliau mampu memberikan Syafa'at bagi umat - umat Rasullullah Shalallahu'alaihi Wassallam.

Beliau sejatinya memahami bahwa Rasullullah Shalallahu'alaihi Wassallam tak sedikitpun rela membiarkan umatnya untuk menderita didalam nerakanya Allah, sebab itulah Sayyidah Fatimah mengikuti jejak sang ayah, beliau tak ingin melihat sang ayah bersedih melihat umatnya masuk ke dalam api neraka. Maka haraplah semoga kelak engkau mampu berdiri di belakang Sayyidah Fatimah Az-Zahra.

Cara daripada menapak jejak Sayyidah Fatimah Az-Zahra, yakni,
1. Niat, hendaknya engkau memperbanyak niat yang baik karena sejatinya niat lebih baik daripada amalan, tanpa niat amalan tak akan berarti. Maka semoga kita semua mampu menapak jejak Sayyidah Fatimah Az-Zahra dengan niat yang baik sebagaimana banyak contoh yang telah kita dapati, daripada wanita - wanita Tarim yang telah meniatkan hidupnya hanya untuk menapak jejak sang Sayyidah. Mintalah Allah untuk menggerakkan setiap hati hamba, untuk meluruskan niat, untuk menunjukkan jalan yang lurus pun
membimbingmu dalam melangkahi jalan itu.

2. Menjalankan Niat yang baik dengan melakukan pengamalan

3. Menjalankan segala sesuatu termasuk amalan dengan cinta yang tertanam dalam qolbu, karena sungguh tanpa cinta engkau tak akan sanggup melakukan amalan dengan hati yang ikhlas, engkau akan merasa kelelahan, sedangkan bersama dengan cinta yang tadinya terasa berat dan terasa penat, seua seolah ringan.

4. Meneladaninya dengan perbuatan, ucapan dan cara berpakaian. Ditengah orang - orang yang banyak sekali asing akan agama, ditengah para wanita yang banyak sekali mengumbar auratnya, ditengah para wanita yang bahkan tak pernah mengenal sosok Sayyidah Fatimah Az-Zahra, betapa beruntungnya orang - orang yang menjadi bagian terasing dari hadapan manusia namun tak asinglah mereka di mata Allah. Bahkan dikatakan oleh Rasullullah bahwa orang - orang terasing yang dimaksud adalah para kabilah - kabilah yang tidak mengikuti ajaran Rasullullah dan perintah Allah. Sayyidah Fatimah pula merupakan orang yang sangat Zuhud terhadap dunia tak pernah sekalipun terpikir dalam pikiran beliau untuk menginginkan dunia bahkan harta sepeser pun beliau tak ada, pernah dikisahkan bahwa saat itu Rasullullah Shalallahu'alaihi Wassallam setelah asar berkumpul dengan para sahabat, terdapat seorang Badui yang menghampiri Rasullullah Shalallahu'alaihi Wassallam dan meminta bantuan kepada beliau karena ketidaksanggupannya untuk memenuhi kebutuhan beliau dalam meneruskan perjalanan.

Rasullullah Shalallahu'alaihi Wassallam yang prihatin pun meminta seorang Badui itu untuk pergi ke rumah Sayyidah Fatimah, hingga dihampiri lah rumah itu diketuknya pintu rumah Sayyidah Fatimah dan berkatalah seorang Badui itu menyampaikan maksudnya untuk meminta bantuan kepada Sayyidah Fatimah. Sayyidah Fatimah melirik rumahnya yang bahkan tak memiliki satupun benda berharga yang mampu diberikan kecuali sebuah mantel sang anak, diberikannya mantel tersebut sampai seorang Badui itu menyanggah beliau dan mengatakan bahwa beliau kelaparan, beliau tak memiliki bekal dan tak memiliki sepeserpun uang, Sayyidah Fatimah pun yang bingung kala itu memberikan kalung satu - satunya yang tergantung di leher beliau kala itu. Dibawalah kalung tersebut kepada Rasullullah yang Ketika dilihatnya meneteslah air mata Rasullullah Shalallahu'alaihi Wassallam, karena mengetahui bahwa hanya inilah satu - satunya harta berharga yang dimiliki oleh putrinya yang bahkan diberikan oleh sepupunya. Rasullullah terisak menangis. Amir Yasir berkata, "Wahai Rasullullah, apakah Anda mengizinkan kalung ini kubeli?"

"Siapa yang membelinya, semoga Allah tidak mengazabnya," jawab Rasullullah singkat. Amir Yasir bertanya kepada lelaki tua itu, "Berapa kamu mau menjualnya?"

"Aku akan menjualnya seharga roti dan daging yang dapat mengenyangkanku. Pakaian yang dapat menutupi badanku dan 10 Dinar sebagai bekalku pulang menuju rumahku," jawabnya pendek. Amir Yasir berkata, "Kubeli kalung ini dengan harga 20 Dinar emas, makanan, pakaian dan kuda sebagai tungganganmu pulang," la membawa lelaki tua itu kerumahnya, lalu diberikannya makan, pakaian, kuda dan 20 Dinar emas yang telah disepakatinya. Setelah mengharumkan kalung tersebut dengan minyak wangi dan membungkusnya dengan kain, ia berkata kepada budaknya, "Berikanlah bungkusan ini kepada Rasullullah, dan aku juga menghadiahkan mu kepada beliau," Rasullullah akhirnya menerima hadiah itu. Kemudian beliau menghadiahkan kalung dan budak tersebut kepada Fatimah, Fatimah mengambil kalung tersebut dan berkata kepada budak itu, "Aku bebaskan engkau di jalan Allah," Budak itu tersenyum, Fatimah menanyakan mengapa ia tersenyum. la menjawab, "Wahai putri Rasullullah, kalung ini yang membuatku tersenyum. la telah mengenyangkan orang yang kelaparan, memberikan pakaian, memberikan hak bagi yang fakir dan membebaskan seorang budak."

Beliau pula merupakan orang yang sangat sabar, yang selalu melaksanakan ibadah Sunnah bahkan shalat malam dan puasa Sunnah tak pernah beliau tinggal, sangat pemalu. Dalam kisah lainnya, suatu ketika Rasullullah memberikan sebuah teka - teki kepada para sahabatnya selepas melaksanakan shalat berjamaah, beliau bertanya, "Wahai sahabatku tahukah kalian, apa yang terbaik bagi wanita?" Para sahabat saling berpandangan sambil memikirkan jawaban yang tepat atas teka - teki yang diberikan Rasullullah. Tapi tak satu pun mampu menjawab sampai kemudian mereka bubar meninggalkan masjid, menuju rumah masing - masing. Sayyidana Ali bin Abi Thalib termasuk di antara mereka yang ditanyai Rasullullah Shalallahu'alaihi Wassallam, beliau terlihat masih memikirkan akan pertanyaan yang diberikan Rasullullah kala itu sampai begitu tiba di rumah, dia disambut wajah teduh istri tercinta, Fatimah Az - Zahra, yang terlihat bertanya - tanya akan wajah suaminya yang pulang dengan keadaan tak biasa, "Wahai suamiku, apa yang sedang kau pikirkan?"
Sayyidina Ali angkat bicara, "Wahai Fatimah, tadi Rasullullah bertanya pada kami, namun tak satu pun orang mampu menjawabnya."

"Wahai suamiku, bolehkah aku mendengar pertanyaan apakah yang diberikan Rasullullah pada kalian?" Kilatan cahaya mata Sayyidah Fatimah terlihat nampak, jelas menyiratkan rasa ingin tahu. "Rasullullah bertanya, apakah yang terbaik bagi wanita?" Sayiddah Fatimah pun tersenyum kian merekah, beliau dengan senang hati meminta izin kepada suaminya itu untuk berkunjung langsung ke rumah Rasullullah, demi menjawab pertanyaan beliau. Sayyidina Ali pun mengizinkan dan mengantarkan istrinya ke kediaman Rasullullah, mereka menghampiri Rasullullah. Yang mana sayyidah Fatimah langsung menjawab pertanyaan ayahnya tersebut, "Wahai ayah, sesungguhnya yang terbaik bagi seorang wanita adalah ia tidak dipandang lelaki maupun memandang lelaki," mendengar jawaban tersebut alangkah senangnya Rasullullah, "Wahai Fatimah, kau sungguh keturunanku, kau sungguh anakku, Fatimah," dipeluknya Fatimah dengan kelembutan dan diciumi keningnya. Sungguh luar biasa akhlak dan kemuliaan beliau sampai kaum hawa pun hendaknya menjadikan Sayiddah Fatimah sebagai suri tauladan para wanita. Dimana kisah ini merupakan hujjah bagi kita perempuan untuk tak melihat laki-laki dan tak dilihat oleh laki-laki, kita perlu tahu mana yang terbaik untuk kita sebagai perempuan, "Sesungguhnya fitnah daripada wanita itu sangat besar," maka sudah sepantasnya engkau wahai wanita untuk menjaga dirimu sendiri dengan sebaik - baiknya rasa malu. Janganlah engkau memandang sembarang orang yang bukan mahrommu, sementara Rasullullah Shalallahu'alaihi Wassallam pernah bersabda, "Barang siapa yang memandang seseorang yang bukan mahramnya, niscaya Allah akan penuhi matanya dengan bara api,"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

STORY OF SAYYIDAT NISA AL-ALAMIN : SAYYIDAH FATIMAH AZ-ZAHRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang