MENGENAL LEBIH DEKAT TELADAN MULIA SANG PEMIMPIN WANITA SURGA
Rasullullah seorang ayahanda dari seorang wanita mulia, yang didikan beliau membuat Sayyidah Fatimah menjadi wanita terbaik diseluruh dunia dan akhirat. Sang teladan mulia, yang kelak akan menjadi pemimpin wanita di surganya Allah. Yang hendaknya kita para wanita wajib mengenali beliau, wajib mensuri tauladani beliau. Sayyidah Fatimah merupakan seorang anak perempuan ke empat dari Baginda Rasullullah Shalallahu'alaihi Wassallam, istri dari Sayyidina Ali bin Abi Thalib, dan ibu dari sang pemimpin pemuda di surga, Sayyidina Hasan dan Sayyidina Husein. Jika kita tarik kembali kitapun tidak hanya sekedar mengenal silsilah beliau saja, tidak hanya sekedar mengenal cara berpakaiannya, maka hendaknya kita mengenal akhlak beliau, sifat beliau. Ada beberapa dari sifat beliau yang mulia, yang tentunya wajib untuk kita tiru dan amalkan, diantaranya ialah,
1. Sabar, merupakan bagian dari menerima segala jalan hidup yang telah Allah tuliskan untuk kita, hal inipun terjadi dengan Sayyidah Fatimah. Dalam suatu kisah yang paling sedih dan menyayat hati yang dialami Sayyidah Fatimah yaitu ketika sang ibunda wafat dan meninggalkan beliau, saat itu Sayyidah Fatimah masih begitu kecil, beliau menangis namun didalamnya tangisnya beliau masih sempat tersenyum, dimana senyum yang hadir itu merupakan sebuah kebahagiaan, bahwa Allah mengirimkan salam kepada sang ibundanya. Bibir beliau terus tersenyum dengan air mata yang mengalir. Yang bahkan disaat kondisi tersebut terjadi, beliau justru bersabar dan menguatkan sang ayah yang juga merasa kehilangan. Beliau bukan hanya sekedar menguatkan namun juga menjaga dan merawat Rasullullah Shalallahu'alaihi Wassallam, hingga beliau dijuluki Ummu Abiha, ibu dari ayahnya. Maka kita para wanita ketika kita diuji, maka bersabarlah, karena sungguh ujian dan musibah adalah bentuk cinta Allah kepadamu. Berdoalah kepadaNya untuk menguatkan hatimu, tidak malah menyalahkan keadaan, karena ketika kita berdoa dan mengembalikan semuanya kepada Allah, maka In Syaa Allah, Allah akan memudahkan dan membantumu dalam menjalani semua permasalahan yang kau alami. Seseorang pernah mengatakan, "Allah akan menguji hambanya dengan 2 hal, yang pertama atas sesuatu yang kita cinta dan sesuatu yang kita takuti."
Sama pula seperti kita yang memilih mencintai Sayyidah Fatimah, maka jalan itu tidaklah mudah untuk dilewati, maka bersabarlah dalam menghadapi segala ujian sebagi penguat cintamu kepada beliau, bersabarlah dan memohonlah kepada Allah. Karena sejatinya bukti seseorang mencintai dan mengikuti seseorang dengan sempurna adalah ketika orang tersebut juga merasakan sebagaimana yang dialami oleh seseorang yang ia cintai dan suri tauladani. Karena Sayyidah Fatimah saja yang begitu mulia dengan banyak gelar, seorang putri Al - Musthofa menghadapi kehidupannya dengan penuh ujian, namun beliau menerimanya dengan lapang dan penuh ketabahan. Sampai diakhir hayat beliau pun tak pernah sedikitpun kebaikan hilang darinya karena apa ? karena buah dari segala kesabarannya.
"Sabar adalah jalan keluar bagi seseorang yang tidak memiliki jalan keluar."
2. Memaafkan kesalahan orang lain yang pernah menyakiti beliau, selain daripada sabar, beliau juga sangat pemaaf walaupun seseorang tersebut telah memiliki kesalahan padanya. Maka kita pun wajib dan harus meniru sifat beliau, karena bahkan Allah saja pemaaf, maafnya ribuan kali lebih luas bahkan tanpa batas, lalu mengapa kita hambaNya tidak mampu saling memaafkan kepada sesama kita. Dalam sebuah cerita pernah dikisahkan bahwa Sayyidina Ali pernah berniat ingin menikah lagi, tentang kapan peristiwa itu terjadi tidak ada riwayat yang menerangkan secara pasti. Tidak ada yang lebih menyakitkan hati seorang wanita melebihi sakitnya dimadu oleh suaminya. Demikian lah yang dirasakan Sayyidah Fatimah setelah mendengar suaminya ingin menikah lagi dengan wanita lain. Beliau bersedih dan hancur dalam diam, Sayyidina Ali yang merasa bahwa Sayyidah Fatimah marah padanya pun lebih memilih pergi. Hingga kabar ini pun sampai ke telinga Rasullullah Shalallahu'alaihi Wassallam, beliau yang mendengar ini jelas merasakan apa yang dirasakan putrinya.
Rasullullah berangkat ke Masjid dalam keadaan marah, dan sesampainya di sana, beliau naik mimbar dan berpidato di hadapan para sahabatnya, "Sungguh putriku Fatimah adalah bagian dariku. Barangsiapa membuat hati Fatimah cemas, ia mencemaskanku. Barangsiapa menyakitinya, ia menyakitiku. Barangsiapa yang membuatnya bahagia, ia membahagiakanku, " setelah mendengar pidato Rasullullah, Sayyidina Ali pulang ke rumah dengan hati gelisah dan teraduk - aduk perasaannya. Sayyidina Ali menyadari kekeliruannya. Sesampainya di rumah, beliau menemukan keadaan istrinya yang penuh dengan kesedihan. Sayyidina Ali pun mendekati Sayyidah Fatimah dan memberanikan diri untuk meminta maaf, "Fatimah aku telah berbuat salah. Aku tidak mengindahkan apa yang menjadi hak mu. Aku percaya engkau orang yang pemaaf dan suka mengampuni kesalahan orang lain."
Sayyidah Fatimah hanya diam, menoleh pun enggan. Ketika itu hari telah petang. Tak lama lagi akan datang malam. Setelah shalat maghrib Sayyidina Ali mendekati istrinya lagi dan mengulangi lagi permintaan maafnya sebanyak 3 kali disertai dengan penyesalan yang teramat sangat, ia bersimpuh di pangkuan Sayyidah Fatimah sembari menangis. Dengan suara suara terputus - putus dan isakan tangis, Sayyidah Fatimah berkata, "Allah mengampunimu, Abul Hasan," dari sinilah terbukti kesabaran beliau yang begitu besar maka hendaknya kita meniru akhlak beliau, maafkan kesalahan orang lain yang pernah melakukan kesalahan kepada kita, karena sejatinya manusia itu makhluk yang seringkali berbuat salah dan khilaf. Dan bisa jadi seseorang yang melakukan kesalahan kepada kita itu diantaranya ada dua hal entah itu untuk memberikan pelajaran pada kita agar tidak melakukan hal yang sama seperti orang tersebut, ataupun melatih kita untuk tidak menyimpan dendam yang berkelanjutan.
Karena Ma Syaa Allah, ada beberapa golongan wanita yang diluarnya memaafkan kesalahan orang lain namun dzohir wa batinnya justru mengingat kesalahan itu sampai mati. Jangan menjadi golongan wanita yang seperti ini, wahai wanita. Karena itu bukan salah satu contoh yang dicontohkan Sayyidah Fatimah. Beliau adalah wanita yang pandai memaafkan. Maka jika kita ingin berkumpul dengan beliau, ingin berkumpul dengan ratu wanita di surga tanpa satu pembatas satupun wajib dan merupakan keharusan bagi kita untuk meniru segala sesuatu yang beliau contohkan. Karena berkumpul dengan beliau bukanlah sesuatu yang mudah sebagaimana beliau yang mencapai surga Allah dengan menggadaikan kenikmatan dunia, dengan bersabar atas segala ujian yang menimpa beliau. Besering - seringlah menyadari berapa banyak kesalahan yang kita miliki kepada Allah, kepada Rasullullah, kepada Sayyidah Fatimah, yang mana ketika kita selalu membuat kesalahan kepada Allah tetapi Allah selalu memaafkan kita. Maka apa alasan kita untuk tidak memaafkan orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
STORY OF SAYYIDAT NISA AL-ALAMIN : SAYYIDAH FATIMAH AZ-ZAHRA
Nonfiksi"𝑺𝒆𝒌𝒖𝒏𝒕𝒖𝒎 𝒃𝒖𝒏𝒈𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒖𝒓𝒖𝒏 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝒔𝒖𝒓𝒈𝒂 𝒌𝒆𝒎𝒃𝒂𝒍𝒊 𝒌𝒆 𝒔𝒖𝒓𝒈𝒂 𝒅𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒏𝒈𝒈𝒂𝒍𝒌𝒂𝒏 𝒘𝒂𝒏𝒈𝒊𝒏𝒚𝒂 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒑𝒊𝒌𝒊𝒓𝒂𝒏." Catatan Ta'lim membahas putri tercinta Rasulullah, Sayyidah Fatimah Az-Z...