Bab 5

1.7K 182 10
                                    

Damai, itulah yang Gempa rasakan saat ini karna dirinya sedang jauh dari saudara saudara nya itu. Entah mereka sedang apa sekarang Gempa tak perlu memusingkan nya, saat ini dia sedang berada di kedai tok Aba bersama dua orang dari dunia asing itu.

"Gempa, bisa kau antar ini?"

"Baiklah"

Gempa berfikir, bisa tidak si ia menukar kedua kakak nya itu dengan dua orang yang ada di dekat nya saat ini. Dua orang ini lebih bisa di andalkan daripada kedua kakak nya itu walaupun kadang suka membuat Gempa pusing karna perdebatan aneh mereka.

"Itu yang terakhir, aku bisa istirahat sekarang" B.Halilintar kini duduk di samping Gempa yang sudah mengantar pesanan tadi.

"Nah, ayo coba" B.Taufan membawa dua cangkir berisi es coklat untuk dua orang yang terlihat kelelahan itu.

Gempa dan B.Halilintar langsung saja meneguk es coklat yang di berikan oleh B.Taufan.

"Jadi kalian sudah bisa menghubungi teman teman kalian?" Gempa membuka suara, agar suasana nya tidak canggung.

"Mereka sudah menghubungi kita, tapi itu butuh waktu agak lama karna kita ada di dunia lain" B.Taufan menjawab pertanyaan Gempa dan kini dia sudah duduk bersama mereka berdua.

"Lalu, apa kalian bukan saudara seperti aku dan para saudara ku? Wajah kalian mirip" Gempa sudah ingin menanyakan ini sejak lama, tapi ia tak enak untuk bicara.

"Kami bukan saudara" B.Halilintar menjawab dengan wajah datar nya lalu kembali meminum es coklat milik nya.

"Aku tak bisa menjelaskan nya untuk itu, tapi mungkin kau akan tau nanti" B.Taufan tersenyum ke pada Gempa, dan Gempa tak bertanya lagi. Mungkin mereka memang tak ingin memberitahu kan nya sekarang.

"Baiklah"

"HUAAA...KAK GEMPA TOLONG THORN!!" Tiba tiba saja suara Thorn terdengar oleh mereka, B.Halilintar langsung saja menutup telinga nya. Suara milik Thorn membuat sakit telinga nya.

"Thorn ada apa?" Gempa langsung berlari mendekati adik nya itu, Thorn terlihat ketakutan sekarang.

"Ada orang yang mengejar Thorn"

"Siapa yang mengejar?"

Gempa melihat sekeliling dan terlihat lah orang yang memekai jas panjang berwarna putih dan wajah nya tertutup masker entah kenapa dia mengejar Thorn.

"Astaga Thorn kenapa kau lari" Orang itu membuka masker nya sehingga terlihatlah wajah nya sekarang.

"Solar?"

"Wah ternyata Solar, Thorn tak melihat karna jauh tadi"

"Huh? Bahkan ada Gempa juga?" 

"Kenapa kau memanggil nya seperti itu Solar, harus nya kau memanggil Gempa dengan sebutan kakak" Thorn menceramahi adik nya itu yang sudah tak sopan dengan kakak ketiga nya.

"Huh? Kenapa kau marah padaku? Aku yang seharusnya marah, kenapa kau ada di sini Thorn?" Solar menatap tajam Thorn, diri nya tidak terima jika harus di ceramahi seperti itu.

"Apa maksud mu Solar?" Gempa bingung dengan adik nya itu, tumben sekali adik bungsu nya ini melawan seperti itu.

"Gempa bukan nya kau berada di markas tapops, kenapa kau di sini?"

B.Halilintar yang mendengar itu langsung saja membelalakkan matan nya, sedangkan Taufan langsung berlari ke arah Solar yang masih menatap heran Gempa.

"Solar!!" B.Taufan langsung memeluk Solar dan berpura pura menangis agar dramatis.

"Lepaskan aku Taufan, kenapa kau ada di sini? Ku pikir aku gagal saat memakai alat itu" B.Solar menjauhkan B.Taufan dari diri nya, sangat malas jika harus meladeni nya.

Other Dimension [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang