Bab 4

1.8K 184 4
                                    

Semua nya kini sedang berkumpul di meja makan, suasana nya sangat berisik apalagi Blaze dan Taufan yang tidak berhenti mengoceh padahal sudah di tegur oleh Gempa.

"Kau juga merasakan nya juga kak Upan?"

"Iya, aku benar benar merasakan listrik yang mengenai ku"

"Mungkin kau hanya bermimpi kak taufan" Solar lelah mendengar kan perdebatan kedua kakak nya itu.

Lalu B.Taufan yang mendengar itu hanya menatap sang pelaku yang kini sedang berekspresi datar, seolah olah bukan dia lah pelaku nya.

"Cepat selesaikan makan kalian dan segera ke sekolah" Halilintar menatap tajam kedua orang yang berisik itu, dan mereka berdua langsung diam seketika dan melanjutkan makan nya dengan tenang.

******

"Baiklah kita akan berangkat sekolah sekarang, kalian tak apakan di tinggal sendiri?" Gempa sudah siap untuk berangkat sekolah sekarang tapi tak enak jika harus meninggalkan dua tamu nya itu.

"Tak masalah Gempa, apa ada yang harus ku kerjakan?" B.Taufan tersenyum ramah, tak mungkin kan diri nya menahan orang yang ingin pergi ke sekolah?

"Bagaimana dengan membuka kedai?" B.Halilintar menawarkan untuk membuka kedai, akan sangat bosan jika harus berdiam diri di rumah.

"Kalian tak perlu repelakukan itu" Gempa melambaikan tangan nya dengan cepat.

"Kami akan bosan jika harus berdiam diri saja"

Gempa menghela nafas nya, dua tamu nya ini sungguh keras kepala.

"Baiklah lakukan saja sesuka kalian, kami harus berangkat" Final Halilintar, kalau membiarkan mereka berdebat pasti akan lama. Dan diri nya akan telat.

"Kami akan bekerja keras" B.Taufan senang setelah mendapat persetujuan dari Halilintar, setidak nya dia tak akan bosan hari ini.

"Jangan lupa memberi makan ayam ku"

Blaze menunjuk B.Halilintar, kapan lagi dia bisa memerintah kan? Tapi dia langsung menurunkan jari nya setelah B.Halilintar mentap nya tajam.

"Tidak usah, kau tidak perlu melakukan itu" Blaze mencicit lalu berlari ke arah Thorn dan Taufan yang sudah berjalan lebih dulu.

"Kalau begitu aku tinggal" Gempa juga langsung menyusul saudara saudara nya itu.

"Ayo bereskan rumah dulu, baru membuka kedai" B.Halilintar memberikan perintah dan berjalan masuk ke dalam.

Taufan hanya mengangguk dan mulai membersihkan bagian halaman, tak butuh waktu lama untuk mereka berberes dengan kuasa mereka itu bisa selesai dengan cepat.

"Sudah selesai, ayo ke kedai"

"Padahal masih pagi tapi sudah sangat ramai"

Mereka berdua kini sudah membuka kedai, dan yah ini sangat ramai. Halilintar sampai mengeluh karna harus bolak balik ke sana sini untuk melayani pelanggan, sedangkan Taufan lah yang membuat minuman coklat nya.

"Gunakan lah kuasa mu" B.Taufan mendekat ke arah B.Halilintar sambil membawakan es coklat spesial buatan nya.

"Kalau mereka tahu bagaimana? bodoh sekali kau ini" B.Halilintar meminum es coklat nya itu sekali teguk, dia benar benar haus sekarang.

"He betul juga hehe" Taufan hanya cengengesan dan Halilintar menatap nya datar.

"Es coklat satu"

"Baik" B.Taufan langsung membuat pesanan nya dan Halilintar lah yang mengantar ke meja pelanggan.

Other Dimension [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang