•05•

49 16 19
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

The Hidden One

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Untung gue bisa bawa dia kabur sebelum mereka sadar kalau gue tadi masuk ke dalam dan ngebawa Raisya, tepat setelah Raisya minta maaf sama adik adiknya." Ucap seorang wanita yang duduk di dalam mobil Alphard berwarna hitam, ia duduk di kursi bagian penumpang, di sebelahnya ada seorang wanita yang sepantaran dengannya. Wanita itu pingsan.

"Gue udah bilang ke lo lebih baik bawa Raisya pas dia lagi tidur, tapi lo malah ngeyel buat bawa Raisya pas dia lagi dalam keadaan sadar. Untung kagak ada yang liat aksi lo tadi dan lebih untung nya lagi Raisya lagi dalam keadaan lengah, walau adik lo yang kedelapan alias si Netha hampir ngeliat aksi lo. Melia." Omel pria yang sedang mengendarai mobil tersebut, dan wanita tadi hanya terkekeh kecil menyadari bahwa ia hampir saja ketahuan oleh salah seorang adiknya. Ya, dia adalah Veronica Noellarra Meliana D Ardenara.

"Kalaupun dia ngeliat kita, lo kan bisa buat dia pingsan dengan alat buatan lo. Sastra." Melia menatap pria yang ia sebut 'Sastra' itu lewat kaca mobil dan seringai kecil terukir di bibir Melia saat ia mengatakan hal tersebut.

Sastra hanya memutar mata malas dan memfokuskan pandangannya pada jalanan,
"Gue yakin Aksa sama Azre bakal kesal setengah mampus sama lo."

Melia kembali melirik ke arah kaca mobil dan melirik ke Sastra,
"Mereka mah bisa di urus nanti, kalau mereka beringas gue bisa kok ngejinakin, bukan masalah itu sama gue. Ngejinakin orang kan udah jadi makanan sehari hari gue dulu pas sama mereka"

"Jujur sama gue, lo sebenernya kangen kan sama mereka Mel?" Sastra menatap wajah Melia lewat kaca mobil

Melia hanya diam dan perlahan-lahan bibirnya membuat lengkungan manis di bibirnya, Melia tersenyum. Senyuman tanpa ada nya rasa benci. Senyuman Melia yang menghilang semenjak dia menghilangkan diri dari keluarganya. Ah, Sastra dulu selalu menyukai senyuman Melia yang ini. Tunggu.... Suka?

Sastra menggelengkan kepalanya untuk menepis pikiran aneh nya. Saat ia kembali menatap jalanan secara tiba-tiba ada sebuah mobil berwarna merah menyalip mereka dengan kecepatan tinggi, karena terkejut Sastra reflek menginjakkan pedal rem sehingga mereka berhenti mendadak dan membuat para pengemudi lain hampir menabrak mereka karena hal itu.

"Sastra anjing!" Umpat Melia dan ia langsung menjitak kuat kepala Sastra hingga sang empu mengaduh kesakitan

"Ya maap! Salahin orang yang bawa mobil tadi."

Sastra kembali fokus mengendarai mobil tersebut, takut kalau kejadian kayak tadi terulang lagi dan ia akan mati muda, Sastra tidak mau itu terjadi.

Setelah 30 menit perjalanan, mereka akhirnya tiba di sebuah rumah yang megah. Mobil tersebut melaju memasuki gerbang rumah tersebut dan menghentikan nya tepat di garasi mobil.

Melia keluar dari mobil itu dan ia menarik Raisya yang masih tak sadarkan diri. Ia telah di berikan bius oleh Melia.

"Azre, angkat dulu si Raisya ke kamar nya," perintah Melia pada seorang pria yang di panggil 'Azre' lebih muda dari nya Azre menganggukkan kepalanya dan mengangkat Raisya,

"Jadi babu lo mulu gue perasaan" celetuk Azre dan membuat Melia menatap padanya

"Halah, sekali ini gue baru minta tolong sama lo. Dah sana bawa Raisya ke kamarnya." Ujar Melia

The Hidden One Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang