•08•

52 11 32
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

The Hidden One

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.


"VANDA LO MAU NGEBUNUH BELLA HAH!? SADAR BODOH! VANDA!"

"KAK VANDA! SADAR!" Vanda mengedipkan matanya beberapa kali lalu melihat ke arah Bella yang hampir ia tikam menggunakan pisau daging, posisinya Bella berada di bawah Vanda dengan keadaan telentang dan Vanda berada diatas nya, tangan kanan Bella mencoba menahan tangan kiri Vanda yang berada di leher nya, sedangkan tangan kirinya menahan tangan kanan Vanda yang hendak menancapkan pisau daging tersebut di lehernya.

Secara refleks ia melempar pisau daging itu ke belakang nya dan beruntung tidak ada siapapun berada di belakang dirinya. Ia melihat Bella yang sudah menatapnya ketakutan ia melepaskan tangannya dari leher Bella dan menatap ke sekitar nya dan ternyata saudaranya berkumpul di hadapannya dengan baju yang sudah robek dan wajah mereka penuh dengan luka lebam dan beberapa bekas cakaran, mereka menatap Vanda dengan tatapan khawatir bahkan para sepupunya juga ada di sana dengan keadaan yang sama.

"A-apa yang... " Vanda menundukkan kepalanya dan menatap kedua tangannya lalu kembali menatap ke Bella dan saudara serta sepupunya itu

"Gue... Gue hampir ngebunuh Bella...?" Lirih Vanda yang langsung terduduk begitu melihat keadaan saudara serta sepupunya itu, luka mereka terlihat cukup parah dan ia melihat ke arah Zeya yang ternyata lukanya yang paling parah diantara yang lain, terlihat di bagian pipi dan lengan Zeya ada sayatan memanjang yang sedikit dalam dan darah meluncur keluar dari sayatan tersebut dan banyaknya cakaran yang ia dapatkan ada di bagian leher, kaki, lengan, pinggang dan bahu nya yang memerah akibat cakaran tersebut.

"Nanti gue ceritain, lo ke ruang tengah sekarang, gue perlu bicara sama lo. Kalian yang lain, obatin luka kalian sama Rra dia ada di kamar" perintah Nata yang langsung diangguki oleh mereka semua dan mereka langsung pergi ke kamar Rra dan Nata kecuali Vanda, ia mengikuti Nata yang sudah berjalan lebih dulu ke ruang tengah.

Vanda melihat Nata yang sudah duduk di sofa dengan salah satu kakinya bertumpu pada kakinya yang lain. Vanda berdiri di hadapan Nata sambil menundukkan kepalanya, Nata menatap Vanda yang menundukkan kepalanya itupun memanggil Vanda dan menyuruh Vanda untuk duduk di sebelahnya.

"Gue mau nanya, kejadian ini udah yang keberapa kalinya?" Tanya Nata yang langsung ke intinya dan membuat Vanda menatapnya kebingungan

"Baru kali ini gue rasa..." Ucap Vanda ragu

Nata menatap Vanda dengan tatapan yang tidak dapat diartikan, "lo yakin baru kali ini?" Tanya nya dan Vanda mengangguk sebagai jawaban nya

"Coba gue tanya, lo udah berapa kali memuntahkan cairan hitam? Udah berapa kali lo pusing di bagian belakang kepala lo? Udah berapa kali lo ngerasa.... Adanya rasa ingin menghabisi nyawa orang lain... Atau lebih tepatnya nafsu membunuh? Dan.... Udah berapa kali lo ngalamin kamar lo yang berantakan tanpa sebab?" Tanya Nata beruntun dan membuat Vanda memutar kembali otaknya untuk mengingat sudah berapa kali ia mengalami hal yang sudah di sebutkan oleh Nata.

"Gue gak inget berapa kali nya, tapi itu semua udah berlangsung sejak 6 tahun yang lalu atau sebelum semua masalah sialan ini terjadi." Vanda menatap Nata yang masih menatap dirinya tapi sedikit berbeda dari tatapan sebelum nya, tatapan itu.... Apa itu tatapan takut? Kaget? Atau gelisah? Atau ketiganya?

The Hidden One Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang