•09•

43 10 18
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

The Hidden One

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.


Desi mendorong tubuh Azzura ke arah dinding dapur secara tiba-tiba dan membuat Azzura mendesis nyeri karena tenaga yang di keluarkan oleh Desi tidak main main.

Azzura menatap Desi dengan sinis dan begitu pula sebaliknya, "Apa maksud lo dorong gue kayak gini?"

Bukannya mendapatkan jawaban justru tawa kecil yang keluar dari mulut Desi dan ia mencengkram kerah baju Azzura hingga membuatnya menatap wajah dan mata nya jarak mereka hanya 20cm.

"Lo masih nanya kenapa gue kayak gini?"  Sinis Desi 

"Itu semua karena lo! Lo yang bikin semuanya jadi kayak gini kan? Lo yang bikin keluarga lo sendiri hancur! Lo pelaku yang hasut kak Melia! Lo! Dalang dari semuanya kan, bajingan!" Ucap Desi sambil terus memakai Azzura, ia hampir melayangkan tinjunya pada Azzura.

Azzura membelalakkan matanya dan menatap Desi tak percaya, seketika Azzura merasakan nafasnya begitu pendek.

"Orang gila mana yang mau ngehancurin keluarga nya sendiri bajingan! Kenapa lo malah nuduh gue hah?!"

"Lo! Elo orang gila nya bangsat!" Tuduh Desi dan ia meninju pipi Azzura dengan tenaga yang tidak main main hingga pipi Azzura sampai memar akibat tinjuan nya.

"WOI WOI APA APAAN INI!" Teriakan yang berasal dari belakang Desi membuat mereka berdua melirik sumber suara tersebut dan ternyata itu adalah Raisya dan Dea. Desi melepaskan cengkraman nya pada kerah baju Azzura dan ia membalikkan tubuhnya dan menghadap ke arah mereka.

Karena adanya suara teriakan tersebut yang lain turut menghampiri dapur dan mereka terkejut melihat Azzura yang sudah memar di pipinya dan bahkan bajunya juga berantakan bahkan nafasnya juga tidak beraturan. Salah satu dari mereka yakni Nata menatap ke arah dua orang yang sangat ia kenali yaitu Dea dan juga Raisya.

"Hm? Sejak kapan lo berdua ada di sana?" Tanya Nata

"Barusan." Jawab Raisya

Nata hanya beroh-ria lalu ia melirik ke arah Desi yang tampaknya sedang menenangkan dirinya. Ia berjalan menghampiri Desi dan memegang bahunya menatap mata Desi dan memberikan senyuman padanya sekaligus turut menenangkan Desi yang sedang emosi.

Rra berjalan ke arah Azzura yang sudah berantakan baik dari pakaiannya hingga rambutnya sudah acak adul, "Enak gak di hajar Desi?" Ledek Rra bahkan ia juga menampilkan senyuman yang menurut Azzura sangat amat menyebalkan

Azzura melempar tatapan kesal pada Rra, "enak kak, enak banget malah" ujar Azzura nada kesal, mendengar hal itu Rra reflek tertawa karena sudah sangat kesal dengan Rra Azzura menggeplak lengan Rra cukup kuat hingga si empunya mengaduh kesakitan dan ia memaki Azzura dan Azzura membalasnya juga.

Zeya mengabaikan pertengkaran antara Rra dan Azzura ia melihat sekeliling nya 'lengkap banget rasanya.... Cuman kurang kak Mel doang... Hah... Gue jadi  kangen' batin Zeya kemudian Ia tidak sengaja bertatapan dengan Dea dan Raisya. Zeya merasa bahwa ada yang tidak beres dengan kedua kakak sulung nya itu. Saat ia menatap mata kedua kakaknya mata mereka terlihat kosong dan bahkan kulit mereka pucat sekali.

Zeya menatap mereka berdua dari atas hingga bawah, ia sedang mencari perbedaan lainnya dari kedua kakaknya itu. Ia mengernyitkan dahi nya. Ah, sepertinya dia tau apa yang sangat berbeda dari mereka.

The Hidden One Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang