{¹⁶} Kompas

963 159 65
                                    

🕷️Welcome Back, Everyone!🕷️

Ada yang pusing dengan alurnya? Yap, pasti. Sudah menjadi resiko bikin cerita ringan semacam ini. Maka dari itu, agar tidak banyak yang tersesat, saya akan berbaik hati menjelaskan sedikit saja.

** Mulai dari episode sebelumnya (¹⁵), kita kembali ke time line awal kehidupan Sean Xiao yaitu kehidupan aslinya yang digambarkan di chapter pertama. Jadi, dari sini kita memulai kehidupan awal Sean setelah lompatan kehidupan kedua atau lebih tepatnya penglihatan masa depan dari harapannya yang terkabul, namun dengan ingatan dan sudut pandang yang diubah.

Masih bingung? Kalian boleh berbagi rumus tentang alurnya pada sesama reader yah, nanti Author nimbrung asal tidak menjurus ke spoiler alur. Salam damai! ✌🏻

 Salam damai! ✌🏻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

»»›🕷️

Seseorang memberi kabar bahwa seorang lelaki berdiam diri di depan pintu apartemen Sean. Dan hari sudah menjelang petang, itu artinya sosok itu tak beranjak dari titik pertemuan terakhir. Ia benar-benar menunggu.

Sebuah pertemuan sudah diatur. Sean memutuskan untuk hanya bekerja setengah hari saja. Ia tak bisa mengerjakkan apapun lantaran terusik oleh misteri yang mengganjal dalam pikiran.

Di sebuah ruangan VIP restaurant, Sean menyambut kedatangan seseorang.

"Li Chen," sambut Sean sambil berdiri dan mengulurkan tangan. "Terima kasih karena telah memenuhi undanganku."

"Undanganmu sangat mendadak dan terdengar mendesak, jadi aku tidak punya pilihan lain selain bergegas datang. Aku harap ini bukan masalah besar."

Li Chen mengambil duduk di kursi seberang, terlihat tenang meski sorot matanya terkadang menyelidik. Ini pertama kalinya mereka berada dalam satu ruangan yang sama sebagai seseorang yang hanya saling mengenal nama saja. Dibanding Sean yang jelas mengumbar gugup, sikap Li Chen cenderung penuh persiapan.

"Aku tidak tahu apakah ini masalah besar bagimu, aku hanya ingin memberitahu karena hal itu mulai mengganggu. Jika kau mendengarnya dari orang lain, itu akan menjadi kesalahfahaman dan merugikanku."

"Apa itu?" Li Chen memasang wajah serius.

"Ini tentang suamimu, Yibo. Dia terus datang padaku."

Tidak ada keterkejutan di wajah Li Chen. Reaksinya begitu alami, seperti air yang sudah tahu ke mana ia akan mengalir.

"Calon mantan suamiku, maksudmu?"

"Dia masih suamimu jika perceraian kalian belum selesai," sahut Sean. "Aku memiliki beberapa pertanyaan, tetapi kau tidak perlu menjawabnya jika keberatan."

Li Chen memberi sinyal melalui anggukkan halus.

"Apa yang terjadi pada Yibo setelah kejadian di kapal pesiar itu?"

Pertanyaan Sean memberi reaksi kuat di wajah Li Chen yang semula datar. Alisnya menekuk, dan matanya turun menghindari cahaya.

"Kau mungkin sudah mendengar cerita bahwa dia mencoba menyelamatkanmu dari ombak, dan dia berhasil." Li Chen mengambil napas sejenak, kemudian melanjutkan, "Dua hari setelahnya, dia terbangun dari koma. Apa kau tahu apa yang terjadi padanya ketika ia terbangun?"

IF WE GET MARRIED [TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang